21.03 WIB, Hunian pak Diding
"Jadi pak, setiap hari begini pak?" Tanya Randi
"Iya dekk. Begini lah kalau diperkebunan. Aliran listrik hanya ada dari pukul 7 pagi sampai pukul 9 malam aja. Selebihnya, ya pakai lampu teplok." Jawab pak Diding
"Oh iya, ngomong-ngomong kalian kok tumben sekali main ke perkebunan? Sampai mau menginap lagi?" Tanya pak Diding
"Kami mau mencari ketenangan pak. Sembari liburan lah. Karena kami baru saja mengalami hal-hal mistis pak." Ucap Randi
"Hal-hal mistis gimana dek?" Tanya pak Diding
Kami pun menceritakan kejadian horor yang menimpa kami setelah kami uji nyali di pohon beringin."Hahaha.. Sepertinya seru juga ya.. Tapi, kalau kalian mencari ketenangan disini, sepertinya kalian salah." Ucap pak Diding
"Emangnya kenapa pak? Disini banyak makhluk gaib nya ya?" Tanya ku
"Ya begitulah. Namanya juga perkebunan. Rumah penduduk juga gak banyak. Kalau ada pun, berjauhan satu sama lain. Bisa jadi perkebunan menjadi tempat mereka untuk menetap." Jawab pak Diding
"Jadi, bapak sering lihat makhluk gaib?" Tanya Hendro
"Kalau lihat sih, gak pernah. Tapi, kalau dengar, sering banget." Jawab pak Diding
"Gak takut pak?" Tanya Hendro
"Gak lah. Kan sudah biasa dengar yang begituan. Ya, asalkan kita gak ganggu mereka, mudah-mudahan dia pun gak bakal ganggu kita." Ucap pak Diding
"Tapi, seram juga ya kalau rumah cuma diterangin oleh lampu teplok." Ucap ku
"Hahaha.. Kalian belum terbiasa aja. Yasudah, bapak mau tidur dulu ya.. Sudah ngantuk. Nanti kalian tidur di kamar pak Adi aja ya. Nanti pak Adi yang tidur di kamar bapak." Ucap pak Diding
"Oke pak." Jawab kami sembari kami masuk ke kamar pak Adi dan tak lupa kami membawa lampu teplok ke dalam kamar"Ehh.. Pak Adi kok dari tadi cuma diam aja?" Tanya ku dengan berbisik
"Dia bukan gak mau ngomong. Tapi dia bisu dari lahir." Jawab Randi dengan berbisik
"Oh.. Pantesan dia dari tadi diam aja." Ucap ku*****
Huff.. Huff.. Huff..
Suara yang terdengar seperti sesak nafas perlahan membangunkan ku dari mimpi. Setelah aku mengumpulkan semua kesadaranku, aku menajamkan pendengaranku. Tapi, aku tetap memejamkan mataku dengan alasan tidak mau lihat penampakan. Ternyata benar. Terdengar suara nafas seperti orang sesak nafas.
Pikiranku pun mulai melayang. Apakah ini setan yang pernah meninggal dirumah ini karena kehabisan nafas? Ataukah setan ini sengaja bernafas seperti itu untuk menarik perhatianku?
Bulu kudukku semakin merinding dan jantungku berpacu semakin kencang. Keringat dingin mulai bercucuran. Suara nafas itu mulai stabil. Tapi, terasa seperti ada telapak tangan yang menyentuh pundak belakangku.
Jengg...
Terang saja detak jantungku semakin kencang.
"Ton.."
Terdengar seperti suara Randi
Dan tubuhku serasa terguncang oleh telapak tangan itu.
"Ton.. Sadar woi.." Ucap Randi sedikit berteriak
Aku pun tersentak oleh suara Randi.
"Kamu kenapa Ton?" Tanya Randi
"Entah mimpi atau nyata, aku dengar seperti suara sesak nafas gitu." Jawab ku
"Itu bukan mimpi. Itu suara nafasku. Aku kecapekan abis lari dari WC." Jawab Randi
"Loh, emang kenapa lari-lari dari WC?" Tanya ku
"Tadi, perut ku mules banget, mau BAB. Jadi aku pergi ke WC untuk BAB lah. Kamu tau kan, WC untuk BAB terpisah dari rumah ini. Waktu enak-enak nya BAB, serasa seperti ada pasir yang jatuh dari atap. Mulai merinding lah aku. Aku liat di sela-sela pintu WC, ada sepasang bola mata yang merah menyala. Seram banget. Aku pun cepat-cepat mengakhiri BAB ku. Sewaktu aku baru keluar dari WC, ada suara wanita menangis dengan sendu, dan setelah itu berubah menjadi suara ketawa yang melengking. Aku pun langsung lari aja. Itulah sebabnya aku seperti sesak nafas tadi." Jawab RandiBersambung dulu yaa..
Jangan lupa voment yaa..:D

KAMU SEDANG MEMBACA
T.E.H. Season 2 - Petualangan Mistis
HorrorIni merupakan kisah baru ku. Tempat tinggal baru, kota baru, lingkungan baru, teman baru, dan petualangan mistis baru. Ini merupakan lanjutan dari cerita T.E.H. - Sekolah Angker [Lengkap]