Ketika aku bangun, Eunbi tidak ada di kasurnya. Aku bangun dari tempat tidur dan berjalan memasuki kamar mandi, untuk mencuci wajahku.
Keluar dari sana aku beralih menuju dapur mencari apa yang dapat dimakan, aku melihat sebuah penutup makanan diatas meja makan, aku membuka tudung makanan itu, tertampang sarapan pagi telah siap didepan mataku.
Tanpa sadar aku tersenyum sendiri, bukti lain ia menyukai ku.
Menyadari akan post it yang tertampang di tudung makanan itu aku mencabut lalu membacanya, kemudian aku menghabiskan yang dibuat oleh Eunbi, tentu saja dari Eunbi, disini hanya ada aku dan Eunbi.
"Dia bangun lebih awal untuk apa?" tanyaku entah pada siapa disela aku memakan sarapanku.
Selesai dengan sarapan, aku kembali memasuki kamar mandi untuk mandi kali ini, karena aku ingin mencari Eunbi.
Setelah merasa tampan, aku berjalan keluar dorm, namun terdapat post it lagi yang bertuliskan perintah untuk membenahi kasur masing-masing.
Jangan lupa bereskan kasur milikmu, kau tau aku melihat kasurmu sangat berantakan saat pertama kali berkunjung.
Menatap kasurku lagi, itu memang berantakkan, berberda dengan kasur milik Eunbi yang terlihat bersih, bahkan sarung bantalku terlihat buluk.
Aku mengumpat.
Dan kembali berjalan menuju kasur untuk mengganti sarung bantal serta spray kasur, dan secara brutal memasukkan sarung serta spray yang terlihat buluk itu kedalam mesin cuci.
Eunbi saja yang mencuci.
-
Tanganku memandangi jam, seraya berjalan aku berpikir.
Apa aku bangun terlalu siang?
13.20
Tidak, tentu saja tidak.
Ini weekend, dan sangat perlu untuk bangun siang di hari weekend.
Berbelok kearah lain, aku melihat Eunbi tengah bersama seorang pria yang asing dimataku, mereka tengah bercakap, namun aku melihat Eunbi yang terlihat tidak nyaman berbicara dengan pria itu.
Eunbi berlari kearahku, saat berbelok ia terkejut karena melihatku, saking terkejut ia sampai jatuh ketanah.
Aku membantunya berdiri.
Tiba-tiba pria asing itu menghampiri kami, tepatnya Eunbi kurasa.
Pria itu mengembalikan ponsel Eunbi yang kemungkinan tertinggal.
Setelah menerimanya, Eunbi meninggalkan kami berdua— aku dan pria asing itu, disini.
Aku penasaran setengah mati dengan pria ini, namun aku tahu batasan.
Jadi merelakan rasa penasaranku, aku pergi mengikuti Eunbi, menarik tangannya agar mengikuti ku.
Aku membawanya menuju taman anak-anak, disini sepi, tumben sekali.
Memberi Eunbi sebuah minuman dingin, aku juga ikut duduk di ayunan yang berada disampingnya.
"Siapa pria itu?"
Terkutuklah kau Jungkook, mengapa kau menanyakannya?
Eunbi menoleh kearahku, "Masa lalu yang terasa pahit dipikiranku, jadinya aku merasa sedikit tidak nyaman berbicara dengannya tadi." jelas Eunbi.
Aku menarik minuman yang berada ditangan Eunbi, gadis itu nampak bingung. "Ya, mengapa kau mengambilnya lagi setelah memberikannya?"
Jungkook tidak menjawab dan terus berjalan, tiba-tiba saja kaki Jungkook berhenti, ia menoleh kearahku.
"Kau tidak pulang?"
"Apa?"
"Rintik hujan."
Mulut Eunbi bergerak tanpa suara, "Ah majja." (ah iya)
Aku meraih pergelangan tangannya karena ia seperti orang bodoh yang tetap duduk di ayunan.
-
Kami memasuki dorm, mengambil handuk masing-masing, kami mengeringkan rambut yang sempat terkena rintik hujan.
"Eoh?"
Aku menoleh kearah Eunbi, "Ada apa?" aku bertanya.
"Kau memakan sarapan yang kubuat." ucap Eunbi tangannya menutup mulutnya seakan tidak percaya.
Aku sedikit heran dengan sikap gadis ini terkadang.
"Aku lapar tadi, jadi aku makan."
Ia beralih menatap kasurku, lalu ia tersenyum, "Kau juga membenahi kasurmu."
Cepatlah cari kalimat.
"Kupikir karena ada kau, jadi kau bisa mencucinya."
Raut wajahnya berubah kecewa.
Aku salah?
"Kenapa? Ada apa?"
"Aku tidak bisa selalu membersihkan rumah ini." sahutnya.
"Kenapa?"
"Aku sudah mulai bekerja, hari senin."
"Apa?"
"Jadwal kerjaku dari Senin sampai Kamis sepulang sekolah sampai petang. Jadi selama 4 hari itu, kau yang membersihkan barangmu, tenang saja aku akan membersihkan barangku sendiri." Eunbi menjelaskan.
Otakku masih mencerna yang baru saja ia jelaskan.
"Aku akan buat ramen, aku lapar. Kau mau?" Tangannya melambai diwajahku, "Jungkook?"
Aku tersadar dan mengangguk.
Lalu Eunbi berjalan menuju dapur untuk membuat dua ramen.
Aku melihat ponsel Eunbi bergetar, aku berniat untuk memberikan ponselnya. Namun sebuah pesan yang membuatku penasaran masuk, jadi aku membukanya lebih dahulu sebelum memberikan itu pada Eunbi.
Unknwon; Ayo kita berbincang seraya minum teh lain kali, jujur aku tidak percaya kau masih menggunakan nomor lama mu, ini nomor baruku, simpan ya!
Ternyata dia memang pria yang berada di masa lalu Eunbi, kukira gadis itu berbohong awalnya.
«».
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You. ➖[sinkook]
FanfictionMengenal seseorang lebih jauh. Berarti, Dia akan membawa masa lalu, kini, dan masa depannya. Hwang Eunbi. Jeon Jungkook. 💠Fourth Fanfic, indonesian.