Sepatu dikakinya mulai kotor, aku memandangi itu terus-menerus.
"Eunbi-ya, ada apa?"
Suara Jungkook terdengar damai, aku menoleh kearahnya dan kami satu sama lain tersenyum.
Ini akhir pekan dan kami tengah makan bersama diluar, tentu Jungkook yang beli, aku hanya akan mentraktir minuman nanti.
"Kau makan keluar denganku, namun lihat sepatumu." Ucapku berpura-pura kesal padanya.
Dia terkekeh, "Aku tidak bisa membersihkannya." ucapnya seraya melihat kearah sepatunya.
Aigoo
Menyendok makanan yang berada dihadapanku, "Lain kali bersihkah sepatumu, itu lebih enak dipandang."
"Tsk. Arraso,"
Beberapa hari sudah berlalu, hubungan kami juga telah membaik, Jungkook pun melepaskan hal yang tidak ia inginkan.
Kini aku tengah membantunya, menemukan apa yang ia cita-citakan untuk masa depannya.
Ia mengangkat gelas itu dan meminumnya, "Oh ya, kau sendiri? Apa yang kau inginkan kedepannya?"
Aku?
Hmm entahlah.
"Desainer," Aku menjawab dengan asal, ketika Jungkook bertanya alasannya apa, "Aku tertarik pada baju-baju bagus beberapa hari terakhir."
Aku bicara apa sih?
Tepat pada detik selanjutnya, secara mendadak aku merasa takut. Sepertinya aku terlalu fokus membantu Jungkook, aku sendiri masih bimbang dengan cita-citaku.
-
Malam datang dan aku bersiap untuk tidur, sebelum itu aku membuka ponsel dan menelusuri aplikasi instagram, memeriksa beberapa akun merek baju mataku terasa terpikat.
Aku tersenyum sendiri bahkan tidak sadar aku sudah menelusuri lebih dari 30 akun pakaian di instagram, juga tidak sadar bahwa ini sudah sangat larut dan perlu tidur.
Mataku menolak untuk tertutup, tanganku terus mencari halaman blog di pencarian, tentang memulai belajar tentang 'fashion'.
Bagaimana bisa, tadi siang aku hanya berkata asal pada Jungkook, kukira aku tidak akan tertarik pada hal yang asal kuucapkan.
Jungkook menghubungiku, memotong aktifitas penelusuranku, aku menjawabnya.
'Kau belum tidur?'
"Belum, aku sedang belajar."
'Kau dapat remedial?'
Aku tertawa kecil, "Bukan, aku mencari bagaimana memulai menjadi desainer."
'Iya? Kupikir kau hanya asal bicara tadi siang.'
Aku terdiam sejenak, pikiranku dan Jungkook searah, kami benar-benar terhubung, bagaimana bisa.
"Awalnya aku memang asal ucap..."
Percakapan ini terus berlanjut dan diakhiri dengan Jungkook yang menyanyikan lagu kepadaku hingga aku tertidur.
-
Mendengar alarm berbunyi mataku terbuka, tubuhku terasa sedikit berat mungkin karena aku tidur terlalu malam.
'Bawakan aku bekal'
Baru saja aku bangun, Jungkook sudah mengirimi pesan, aku tidak membalasnya hanya membacanya.
Aku bersiap seperti biasa, setelah itu memasak bekal untuk Jungkook.
Tunggu.
Aku harus masak apa?
Ingin masak yang cukup istimewa, namun kemampuan masakku tidak sebagus keinginanku, mentok-mentok hanya memasak masakan umum.
Pada akhirnya aku hanya membuatkan sandwich, dengan porsi banyak, karena ia makan dalam porsi besar.
Memakai sepatu dengan asal lalu segera membuka pintu, berjalan keluar apartemen kecil aku melihat Jungkook sudah menunggu didepan gedung.
Aku tersenyum.
Dia juga.
Jungkook menjulurkan tangannya kedepan, memberi instruksi agar aku mendekat.
Kakiku melangkah kearahnya, tepat ketika didepannya, Jungkook menggenggam pergelangan tanganku.
"Kau buat bekal kan?"
Aku tersenyum dan tidak menjawabnya, membuat Jungkook memasang wajah kesal-namun-imutnya.
-
Hari jadi sore dan tentu aku sudah di rumah.
Merebahkan tubuh dikasur menghilangkah sedikit rasa letih hari ini, mataku tertutup dan terlelap untuk beberapa saat.
Tidak bisa tidur nyenyak, karena sangat berisik. Aku bingung, tidak biasanya gedung ini ramai.
Bangkit dan duduk dikasur, baru aku menyadari bahwa sesuatu menyengat masuk ke dalam indra penciumanku.
Pikiranku melayang entah kemana, berpikiran negatif.
Aku memutuskan untuk keluar mencari udara petang.
Tepat aku di depan pintu, seseorang mendobrak pintuku dengan keras.
Pastinya aku terdiam kaget untuk sesaat lalu aku membuka pintu melihat keadaan luar.
Mataku terbuka lebar melihat sisi seberang dari gedung ini tengah dilahap api besar.
"JANGAN MELAMUN, SELAMATKAN DIRIMU!" ucap ahjumma itu panik.
Lantas aku berlari keluar bersamaan dengan penghuni lain, bahkan kami sampai berdesakan di tangga darurat.
Aku sempat terjatuh dan kurasa melukai pergelangan tanganku.
Mengabaikan itu, aku kembali berdiri dan menyelamatkan diriku.
"LEDAKAN!"
Entah siapa yang bicara, membuat macet tangga, detik selanjutnya?
Ledakan yang teramat besar benar-benar terjadi.
Sedangkan Jungkook yang masih menemani Rowoon, mati membeku melihat berita ledakan di sebuah apartemen melalui tv.
Tidak lain adalah gedung apartemen yang dihuni oleh kekasihnya itu.
Seketika nafasnya tercekik, jantungnya berdebar cemas melampaui batas.
Just say, its a dream.
Please.
«».(edit) Tadinya mau 2 chapter doang, tapi kepencet, jadi publish 3 chapter :")
Sebentar lagi end kok, jangan bosen bosen yaa wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You. ➖[sinkook]
FanfictionMengenal seseorang lebih jauh. Berarti, Dia akan membawa masa lalu, kini, dan masa depannya. Hwang Eunbi. Jeon Jungkook. 💠Fourth Fanfic, indonesian.