22

536 93 3
                                    

Aku kembali memasuki kelas dengan perasaan kacau, menyesali karena telah memberitahukan kepada Jungkook tentang masalahnya saat itu.

Aku hanya khawatir Jungkook tersinggung.

Bagaimana aku akan menghadapi Jungkook kalau kita bertemu lagi?

Pusing.

-

Bingung.

Kenapa setiap mata pelajaran fisika aku perutku selalu sakit?

Aku tidak ingin melewati kelas Jungkook hari ini.

Na-mun a-ku se-ri-us ti-dak ta-han, a-ku per-lu ke kamar mandi!

Setelah meminta izin, aku berlari dari pintu belakang untuk pergi ke kamar mandi. Melewati kelas Jungkook, ternyata kelasnya kosong, mungkin jadwal olahrga dikelasnya hari ini.

Aku mengabaikan itu dan kembali berlari kekamar mandi, sialnya kamar mandi dilantai dua penuh.

Mau tidak mau aku berlari kelantai satu, sialnya aku melihat Jungkook di lapangan tengah mengikuti pemanasan bersama teman-temannya.

Berhasil mendapatkan kamar mandi aku berdiam disana untuk mengeluarkan semuanya, mengingat aku makan pedas cukup banyak kemarin, hal wajar jika perutku sangat sakit hari ini.

Cukup lama disana. Akhirnya selesai, aku harus kembali kekelas.

Berjalan menuju ke tangga, aku melihat Jungkook lagi. Aku mencoba mengabaikan itu dan kembali berjalan.

Baru satu anak tangga perutku kembali merasakan sakit, kali ini lebih parah sampai kakiku terasa tidak kuat untuk berdiri. Perutku merasa mual, tubuhku tidak bisa ku tegakkan.

Kemudian aku sadar, sakit ini bukan karena ingin buang air. Akhirnya, aku mengerang karena ini benar-benar terasa sakit.

"Eunbi-ya. Hwang Eunbi!"

Aku mendengar suara Jungkook. Aku merasakan tangannya menyentuh tanganku dan menopang tubuhku.

Mataku menutup, tidak bisa mengingat lebih dari itu.

-

"Kau sudah bangun?"

Suara Jungkook yang aku dengar pertama kali ketika aku membuka mataku, dunia masih terasa berputar.

Dan hal pertama yang kulihat adalah dirinya dengan mimik khawatir.

"Sudah empat jam kau tidur disini." ucapnya lalu membantuku bangun.

Masih tidak berani menatapnya karena insiden aku membicarakan tentang ulang tahunku, aku hanya terdiam.

"Kau tinggal sendiri, haruskah aku menginap?" tanyanya.

Mataku membesar, lalu tanganku bergerak didepan wajahnya, "Tidak perlu, aku bisa sendiri."

Jungkook berjalan menuju dispenser kemudian kearahku lagi untuk memberikan air putih hangat, aku meminumnya. "Terimakasih."

Jungkook mengangguk dan duduk di kursi yang berada disebelah kasur ini.

Jungkook hanya menatapiku lurus hingga, suasana canggung terjadi.

Tidak nyaman, aku membuka suara untuk mencairkan suasana ini.

Aku berdeham, "Aku minta maaf."

"Tentang apa?" balasnya cepat.

"Saat istirahat tadi."

Jungkook tidak membalas lagi, matanya masih menatap intens kepadaku, membuatku merasa canggung.

"Kenapa menatapku-"

"Kau cantik." ia memotong.

Kami menjadi hening.

Tiba-tiba saja ia mengambil pulpen yang tersedia di meja, dan menuliskan sesuatu di post it berwarna biru.

Menempelkan itu di keningku sebelum ia benar-benar keluar dari UKS.

Setelah ia keluar, aku mengambil kertas post it yang ia tempelkan itu. Satu garis terbentuk dibibirku setelah membacanya.

Tikus kecil, tidak ada bantahan, aku harus menginap diapartemen mu, aku kangen masakanmuㅠ.ㅠ

-

Kami mengambil baju seragam Jungkook didormnya sebelum pergi ke apartemen ku.

Aku membuka pintu apartemen ku dan mengajaknya masuk.

"Sudah kukatakan disini sempit."

Jungkook menggeleng, "Aku suka tempat sempit."

Huh?

"Terlihat simpel, dibandingkan dormku yang luas namun hanya aku yang ada disana." Jungkook mengoreksi.

Aigoo.

Mumpung kami sudah bersama, kami belajar bersama lagi, aku merindukan saat-saat kami belajar bareng.

Kami mengambil masing-masing manfaat, teori bermanfaat bagi Jungkook, dan praktek bermanfaat bagiku.

Tiga puluh menit kami belajar bersama, Jungkook mengeluh.

Ia menutup buku, ketika aku tengah menjelaskan materi kepadanya.

"Aku lapar."

-

Ia memaksa ingin tidur dikamarku juga walau hanya di bawah menggunakan selimut.

Aku menentang, namun akhirnya tetap kalah dengannya.

Ia tidur di bawah kasurku menggunakan alas dan aku tidur dikasurku.

"Eunbi-ya." panggilnya.

"Hm?"

"Ayo kita rayakan ulang tahunmu. Ini ulang tahun pertamamu dalam satu tahun kencan kita."

Aku menghela, "Entahlah."

"Aku janji akan tetap disebelahmu, mulai besok hingga ulang tahunmu selesai, bahkan selamanya."

Mendengarnya, aku merasa terlindungi. Seorang pria akan berada disamping gadis yang ketakutan, gadis itu merasa terlindungi.

"Kemarikan tanganmu." pinta Jungkook.

Aku menurunkan tanganku tanpa melihat kebawah, Jungkook meraihnya dan menggenggam tanganku.

"Selamat malam."

Aku akan bermimpi indah bersama ucapan selamat malam darinya.
«».

Meet You. ➖[sinkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang