Selamat Membaca :)
Author POV
Ting...ting...ting
"Akhirnya selesai juga!!" Zafra segera membersihkan buku-buku yang ada di atas meja tempatnya tadi menyelesaikan tugas, kemudian mengurut pelan lehernya yang sakit gara-gara kelamaan menunduk waktu mengerjakan tugas. Setelah melakukan peregangan kecil, dia pun berdiri dan keluar dari perpustakaan.
"Eh! Kak Zafra cantik banget." "Nikmat mana lagi yang engkau dustakan." "Kak Zafra dingin banget deh." "Pagi kak Zafra cantik."
Zafra hanya diam menanggapi segala pujian yang dia dengar dari adek kelasnya. Dia terus berjalan tapi tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi jalannya.
"Kak Zafra!" Di hanya menaikkan alisnya sambil menatap seorang cowok yang di pastikan itu adalah adek kelasnya.
"Ini buat kamu kak." Cowok tersebut memberikan sebuket bunga di hadapan Zafra. Dia melihat bunga tersebut dan mengambilnya dari tangan cowok itu. Cowok tersebut tersenyum lebar saat bunganya diambil oleh Zafra. Tapi senyum tersebut tidak bertahan lama waktu melihat Zafra berjalan menuju ke tong sampah sambil membawa bunga tersebut dan membuangnya. Setelah itu, dia sekilas melihat ke arah cowok tadi yang shock melihat aksinya itu dan kemudian berjalan pergi tanpa memberikan sepatah kata buat cowok itu.
"Wahhh!!!" "Sabar sob, ini ujian." "Sakit njir." "Kasian banget si Dika bisa suka sama orang arogan kayak kak Zafra." "Kayak ada kreyes-kreyesnya nih di hati."
Namanya Dika ya.
Zafra terus berjalan dan akhirnya sampai di ruang guru. Dia pun masuk dan mencari pak Sudirman.
"Ini pak tugas Zafra." Zafra menyodorkan tugasnya ke pak Sudirman. Pak Sudirman mengambilnya dan mulai memeriksa tugas yang dia berikan. Setelah selesai, dia menatap Zafra.
"Kamu itu anak pintar, tapi kenapa tadi kamu tidak fokus waktu bapak mengajar?"
"Maaf pak, tadi itu salah Zafra kok."
"Kamu ada masalah nak?"
"Tidak kok pak. Saya permisi dulu." Zafra menyalim tangan pak Sudirman dan berjalan keluar dari ruang guru.
"Zafra!" Langkah Zafra terhenti karna seseorang memanggilnya.
"Iya?"
"Zafra! Lo disuruh pak Doni untuk langsung ke ruang OSIS, katanya ada rapat dadakan soal MOS kemarin."
"Jul, beritau semua anak segera ke ruang OSIS." Julia hanya mengangguk dan berlari keluar dari ruang guru. Zafra mulai mempercepat langkahnya menuju ruang OSIS.
***
"Selamat siang anak-anak. Bapak selaku pembina OSIS sengaja mengumpulkan kalian semua karna bapak akan melihat hasil kinerja kalian selama pelaksanaan MOS. Sekarang bapak serahkan kepada ketua OSIS." Zafra berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke depan.
"Oke, saya tidak mau basa-basi lagi, yang saya panggil namanya segera berdiri di samping saya." Sekilas Zafra melihat Rheana yang sedang asik bermain handphone. Satu per satu orang yang telah di sebutkan namanya oleh Zafra menuju ke depan.
"Yang terakhir, Rheana Aradea Abraham." Semua orang langsung terkejut setelah nama terakhir disebutkan. Kiara, Vale, Fitri, Tiara, dan Citra langsung menatap Rheana yang kebingungan setelah mendengar namanya di sebut.
"Lo habis ngapain? Napa tuh iblis sebut nama lo?" Bisik Kiara dan dibalas dengan gelengan kepala oleh Rheana.
"Yang namanya sudah di sebutkan silahkan menuju ke depan." Rheana berdiri dan menuju ke depan. Saat melewati Zafra, dia menatap kakaknya itu dengan tajam tapi di tidak diperdulikan oleh Zafra dan akhirnya dia berjalan kemudian berdiri di belakang Zafra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FREAKY GIRL
Ficção AdolescenteAku telah menemukan salah satu sumber kebahagiaanku yang sangat berharga dan bisa menjadi obat untuk menghadapi masalah yang selama ini belum terselesaikan. -Rheana- Apa jadinya jika kamu jatuh cinta sama orang yang super duper nyebelin, freak, chil...