Happy Reading :)
Author POV
Setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya Rheana dan Alea sampai di suatu tempat.
Untung aja gak hujan. Badan gue pegel banget rasanya tapi gak papa, demi doi gue rela dah.
Setelah melakukan peregangan, Rheana pun kemudian menghadapkan badannya kearah Alea yang sedang tertidur pulas. Senyum manis terlihat dari wajah Rheana.
"Lo harus tanggungjawab atas semua yang terjadi pada gue akhir-akhir ini,"
"Nenek sihir yang pesek, bangunlah! udah sampe nih."Rheana tersenyum lebar sambil mencubit hidung Alea yang cukup mungil. Alea yang merasa tidurnya terganggu langsung menepuk dengan keras tangan Rheana yang sedang mencubit hidungnya."Kak Rhea!! Udah ih. Hidung Alea nanti jadi merah." Rengekan Alea membuat kejahilan Rheana makin bertambah.
"Gak mau lepasin kecuali lo ikutin kata-kata gue." Alea menatap Rheana dengan datar sedangkan Rheana menatap Alea dengan tatapan jahil.
Gue rasanya pengen nabok nih orang lama-lama. Ngeselin banget tuh muka untung gue sayang--eh.
"Gak mau! Lepasin ih!!"
"No no no!" Alea yang sudah lelah berdebat dengan Rheana pun hanya bisa menghembuskan napas pelan.
"Jangan aneh-aneh. Cepetan!"
"Oke, ikutin kata gue ya! 'Rhea sayang, lepasin dong cubitannya.' Nah sekarang kesayangannya Rhea harus ngikutin." Mendengar panggilan Rheana untuknya itu membuat jantung Alea berdetak lebih kencang, seketika badannya menjadi panas.
"G--gak mau!!!!" Rheana pun mendekatkan wajahnya sehingga sekarang berada tepat di depan wajah Alea tanpa melepaskan tangannya yang mencubit hidung Alea.
"Gue mau denger, habis itu di lepasin deh." Alea refleks menutup kedua matanya, jantungnya pun makin berdetak kencang. Di dalam hati, dia mengerutuki aksi kakak kelasnya itu. Saat dia membuka kedua matanya, saat itulah dia melakukan eyes contact dengan Rheana. Entah mengapa mata Rheana seolah menghipnotisnya sehingga tidak dapat berkutik. Rheana langsung memasang wajah cemberut kala Alea gak mau mengikuti kata-katanya.
Kayaknya gue kelewatan deh. Aduh bego lu Rhea!
"Kak Rhea sayang, lepasin dong cubitannya, entar Alea kehabisan napas gimana?" Mendengar Alea yang memanggilnya sayang membuat hati Rhea berbunga-bunga. Meskipun itu hanya terpaksa setidaknya itu cukup membuatnya bahagia. Dia pun melepaskan cubitannya.
Chu
Rheana tiba-tiba mencium hidung Alea, dan itu membuat gadis itu sangat terkejut. Tapi bukannya marah, Alea justru tidak bisa menahan senyumannya.
"Y--yuk keluar!" Entah gara-gara aksinya tersebut membuat Rheana sangat gugup. Alea segera melepaskan seatbelt kemudian keluar dari mobil.
"Bego!!! Lo gak bisa apa kontrol dikit. Lu malu kan sekarang." Rheana menutup wajahnya dan menerutuki aksinya tadi.
Tok..tok..tok
Rheana menurunkan kedua telapak tangan yang menutup wajahnya. Ternyata Alea mengetuk kaca mobil dari luar. Dia hanya menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari mobil.
"Kita mau ngapain di bangunan tua ini?" Alea mendongkakkan kepalanya menatap Rheana yang tingginya beda 10 cm darinya.
"Ikut aja ya, yuk!" Rheana menggenggam tangan Alea dan masuk ke bangunan tua itu.
"Lo gak akan macam-macam sama gue kan?"
"Kagak elah."
Akhirnya mereka pun sampe di depan sebuah pintu besi. Rheana melepaskan genggamannya dari Alea dan mencari sesuatu di dalam tas. Alea bingung apa yang akan dilakukan oleh Rheana selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FREAKY GIRL
Novela JuvenilAku telah menemukan salah satu sumber kebahagiaanku yang sangat berharga dan bisa menjadi obat untuk menghadapi masalah yang selama ini belum terselesaikan. -Rheana- Apa jadinya jika kamu jatuh cinta sama orang yang super duper nyebelin, freak, chil...