Selamat Membaca :)
Author POV
"Pak, Alea pergi dulu ya." Kata Alea sambil menyalim tangan pak Parjo. Melihat Alea yang tidak seperti biasanya membuat pak Parjo hanya bisa pasrah dan di saat Alea ingin membuka pintu mobil, pak Parjo menahannya.
"Non Alea, jangan lesu atuh. Cantiknya jadi hilang," Alea hanya menundukkan kepala sambil meremas rok seragamnya.
"Non Alea yang cantik, baik hati, rajin menabung. Kep semail!!" Mendengar pengucapan bahasa Inggris pak Parjo yang menurutnya masih berantakan membuat Alea tertawa. Pak Parjo hanya tersenyum melihat aksinya berhasil membuat anak majikannya tertawa.
"Keep smile pak bukan kep semail. Udah ah Alea pergi sekolah dulu."
"Tunggu atuh non. Dengarkan bapak dulu, non Alea jangan pernah berpikir kalo non itu sendiri karna bapak dan bi Maryam akan selalu ada buat non. Teman non juga, siapa namanya tuh?"
"Sarah?"
"Yang satunya lagi non. Yang tinggi dan cantik itu loh seperti bule non." Alea berpikir siapa lagi temannya selain Sarah yang pernah datang ke rumah. Tiba-tiba dia teringat Rheana yang pernah datang untuk menjemputnya.
"Kak Rheana?"
"Ya!!! benar tuh. Oh ya non, dia udah punya pacar belum?"
"Kenapa nanya gitu pak? Mau mendaftar?"
"Aih bapak hanya bertanya non. Masa orang secantik dan sebaik non Rheana gak punya pacar sih."
"Mana ada yang mau pacaran sama orang kayak dia, pak." Kata Alea malas. Dia gak habis pikir, apa jadinya kalo kak Rheana punya pacar, pasti pacarnya sengsara banget.
"Non sensi banget, kayak anak muda yang lagi cemburu sama gebetan." Mendengar perkataan pak Parjo membuat Alea tersadar bahwa daritadi memang dirinya lah yang terbawa emosi menjawab soal kak Rheana.
Njir napa lo gini sih Alea. Ngapain lo cemburu sama cewek apalagi kak Rheana.
"Pak jangan ngomong sembarangan deh. Mana ada Alea cemburu, udah ah Alea pergi dulu."
"Non sekali lagi bapak mohon jangan pernah berpikir kalo non sendirian. Sangat banyak yang sayang dan menjaga non kok." Alea tiba-tiba teringat kejadian semalam yang membuatnya sangat sedih.
Flashback on
"Habis dari mana hah?!" Alea membalikkan badan dan spontan melangkah mundur hingga badannya terbentur pintu rumah usai mendengar suara bentakan dari papanya. Jovan berjalan dan menarik tangan anaknya dengan kencang sampai-sampai hampir membuat Alea terjatuh.
Plak!
"Papa gak pernah ngajarin kamu pulang sampai selama ini ya! Mau taruh dimana muka papa dan mama kalo sampai rekan bisnis papa melihat kamu berkeliaran seperti cewek nakal hah?! Jawab papa!!" Badan Alea bergetar seiring airmata yang terus mengalir tanpa henti. Dia tidak berani menatap papanya sehingga dia hanya bisa menundukkan kepala.
"Liat papa mu Alea!!"
"Tuan sudah, jangan gitu lagi sama non Alea tuan. Biar saya yang menasehatinya tuan." Kata bi Maryam. Dia menangis tak tega melihat anak majikan yang sudah dia anggap anaknya sendiri harus mendapatkan perlakuan seperti itu. Pak Parjo yang berada di samping hanya bisa menenangkan istrinya.
"Bi Maryam tidak usah ikut campur, ini urusan saya dan anak saya."
"Tapi tidak seperti itu tu--"
"DIAM! Saya sebagai orang tua dia punya hak mendidik anak ini menjadi lebih baik. Jangan ngajarin saya ya!"
"Kita diam aja ya sayang." Pak Parjo berbisik ke istrinya. Bi Maryam hanya bisa pasrah melihat apa yang akan terjadi lagi pada anak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FREAKY GIRL
Genç KurguAku telah menemukan salah satu sumber kebahagiaanku yang sangat berharga dan bisa menjadi obat untuk menghadapi masalah yang selama ini belum terselesaikan. -Rheana- Apa jadinya jika kamu jatuh cinta sama orang yang super duper nyebelin, freak, chil...