Happy Reading
***
Jam dinding ruang tamu sudah menunjukkan pukul 8 malam, mentari sudah pergi sejak tadi tapi tampaknya bulan sedang absen malam ini karna hanya bintang yang terlihat dilangit malam.
Dalam ruang tamu kini tengah diselimuti hawa-hawa tegang ijab kobul (ralat hawa tegang kekhawatiran). Tidak hanya kekhawatiran, kecemasan juga tercetak jelas dimasing-masing raut wajah ke dua belas pria disana.
Jalan kesana kemari, melihat jam, duduk lagi, mencoba menghubungi, menatap ponsel hingga mengabaikan upin ipin yang sedang tayang. Kekhawatiran ini akibat karna sang putri tunggal keluarga Park belum pulang, yang benar saja sudah hampir pukul 9 namun anak itu belum pulang juga. Disini para laki-laki itu sangat khawatir, bukan khawatir takut Jihyo kenapa-napa melainkan takut dimarahi sang ayahanda ketika pulang nanti.
Sudah pukul 20.00 Jihyo belum juga pulang, dirumah ke 12 kakaknya mencari nya karna takut dimarahi appanya."Haduh, gimana nih mana si Jihyo? belom pulang juga." -kriss
"Gue udah cari mana-mana dia kagak ada " -baekhyung
"Emang lu cari dimana? Perasaan lu daritadi duduk disini." Tanya Suho pada Baekhyun.
"Cari di usus gue hyeong, eh ternyata dia dihati gue pantes ga ada," Jawab Baekhyun yang langsung mendapat lemparan bantal dari Kai.
"Serius bang, malah becanda," Ujar Kai sewot.
"Diem lu item." -Baekhyun
"Gue udah hubungin temen temen deketnya dan kagak ada yang tau" -Xiumin
"Appa bentar lagi pulang lagi." -Tao
Tiba-tiba Lay berdiri dan berjalan ke depan meja lalu menatap ke sebelas saudaranya, dengan tatapan yang sulit diartikan hingga kesebelas saudaranya menatap balik dirinya dan bertanya-tanya ada apa dengan Lay?.
"Ada apa hyeong?" -Sehun
"Ini kenapa semuanya tegang? Lagi nyari siapa?" Tanyanya dengan wajah polos tanpa dosa.
"Yah yah yah mulai lemotnya," Ucap sehun dan mendapat geplakan dari Baekhyun.
Ningnongningnong
(Anggep aja suar bel rumah)
Terlihat seorang ART setengah berlari ke arah pintu, sedangkan kesebelas pria itu mulai menegang kecuali Lay yang belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
ART mulai membuka pintu dan menampakkan sebuah pasangan yang tersenyum ke arah pembuka pintu.
"Selamat malam tuan, nyonya," sapa ART.
"Malam juga bi."
Tubuh para pria tadi menegang, menatap tak percaya karna melihat apa yang mereka takuti terjadi didepan mata, bukan terjadi tapi hampir terjadi dan memang sudah pasti akan terjadi.
"Appa," Ucap mereka bersamaan.
"Ya? kenapa kalian terkejut?"
"Hey apa itu sikap kalian pada appa kalian!" Omel sang eomma
"Em... anu appa eomma joesonghamnida," ucap Chen seraya membungkukkan tubuhnya sebagai perwakilan meminta maaf.
Appa tersenyum lalu berjalan dan mendudukan dirinya di sofa, ia terlihat santai dan melepaskan segala penatnya. Namun wajah para putranya yang tak karuan juga tidak lepas dari pandangannya. Tuan Park mengedarkan pandangan, kekanan, kekiri, melihat kelantai atas lalu kembali menatap satu persatu putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad 12✔
Fiksi Penggemar"Iya appa aku tau." Setidaknya, itulah yang bisa kukatakan pada appa yang terus memintaku pulang dan bertemu dengan eomma tiriku serta ke 12 ekornya. Mohon doanya biar gue bisa hadapi ini semua, kalau ngga budir gue, ga becanda serius mulu.