Suara ribut sudah terdengar di lantai dasar, terdengar jelas suara Baekhyun yang menggema diseluruh ruangan. Xiumin, Suho, Luhan, dan kriss sudah berpakaian rapi dengan setelan jas mereka. Chanyeol, Tao, dan Kai tengah sibuk membahas sesuatu yang entah apa gerangan. Lay, Chen, dan Sehun sudah siap dengan pakaian kasualnya, sedangkan Baekhyun dan Kyungsoo sibuk membantu eomma menyiapkan sarapan.
Plaakk...
"Auw sakit hyeong!" Kai meringis karena tangannya mendapat hantaman sendok sayur dari Baekhyun.
"Tunggu appa dulu! Asal comot aja maneh teh!" Ucap Baekhyun lalu berbalik badan dan menuju dapur, dan berakhir Kai tetap mencomot satu bakwan jagung yang ada di meja makan.
Meja berbentuk persegi panjang itu kini telah penuh dengan kedua belas pria, masih ada 2 kursi kosong disana yang menunjukkan tempat kepala keluarga dan Jihyo.
"Pagi semuanya," sapa appa seraya membawa tas kantor lalu duduk di kursi meja makan.
"Pagi appa, pagi pa," yang lain menyapa kembali.
Kini keluarga sudah lengkap kurang satu, karena Jihyo belum hadir. Lay melihat kearah kursi Jihyo tepat sesaat appa mereka duduk dan menyadari bahwa adik bungsunya tidak ada.
"Jihyo belum bangun?" Tanyanya.
Mereka melihat kearah kursi Jihyo dan mengangguk setuju bahwa gadis itu belum turun. Xiumin berdiri dan merapikan sedikit jasnha yang sempat tertekuk.
"Biar gue bangunin," ucapnya.
"Biar aing aja hyeong, kan aku juga mau dekat dengan neng geulis," cegah Baekhyun seraya meminimalisir bahasa sundanya.
Xiumin mengangguk lalu kembali duduk, ia tidak melihat bahwa eomma dan appa tersenyum melihat tindakan Baekhyun. Tak tunggu lama Baekh berdiri dan berjalan dengan riang kearah tangga. Ia bersenandung sepanjang jalan kekamar Jihyo yang berada dilantai atas.
Sesampainya diatas Baekhyun perlahan menarik knop pintu kebawah dan membuka pintu kamar Jihyo. Pandangannya menjelajahi kamar itu dan melihat seorang gadis yang masih terbungkus selimut. Baekh sempat merinding saat memasuki kamar Jihyo, pasalnya kamar itu hanya menggunakan lampu kecil yang berpusat di dinding atas ranjang Jihyo, lampu itu memancarkan warna biru tua. Ditambah lagi kamar Jihyo terasa sangat dingin, entah berapa derajat gadis itu mengatur suhu ac.
Baekhyun berjalan mendekati tempat tidur dan mengambil remote ac lalu mematikannya. Ia kembali meletakkan remote ac kemudian berjalan kearah jendela besar dikamar itu, baekh membuka gorden sehingga sinar matahari masuk menembus kaca jendela. Sinar yang masuk menerangi seluruh sudut kamar hingga yang remang menjadi terang.
Tubuh Baekhyun berbalik dan melihat dengan senyuman adik perempuannya masih terlelap dengan damai. Ia mendekat semakin dekat dan menemukan fakta bahwa Jihyo tidak terlelap dengan damai. Dirinya melihat setetes air mata mengalir dari mata kiri Jihyo. Baekhyu mengusapnya dengan lembut menggunakan ibu jarinya.
Mimpi buruk ya?
Baekhyun memegang tangan Jihyo dan menggoyangkannya dengan pelan.
"Neng geulis bangun yuk udah pagi," ujar Baekh membangunkan Jihyo.
Ia tersenyum karena melihat Jihyo yang mulai membuka matanya, mudah ternyata membangunkan gadis itu. Tidak seperti adik-adiknya yang lain, mereka sangat susah dibangunkan apalagi Chanyeol dan Kai. Membangunkan mereka berdua harus punya kesabaran ekstra.
Jihyo mengerjapkan kedua matanya, lalu bangun dan duduk menyandar pada kepala ranjang. Dia tampak masih mengatur sinar yang masuk kedalam matanya, disaksikan oleh Baekhyun dan senyuman manisnya. Jihyo melihat siapa yang membangunkannya dan sedikit terkejut menjumpai Baekhyun ada didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad 12✔
Fanfiction"Iya appa aku tau." Setidaknya, itulah yang bisa kukatakan pada appa yang terus memintaku pulang dan bertemu dengan eomma tiriku serta ke 12 ekornya. Mohon doanya biar gue bisa hadapi ini semua, kalau ngga budir gue, ga becanda serius mulu.