Sajak (1)
Hujan mengguyur bakda subuh. Tak kunjung usai. Debu pelapis dedaunan larut bersama air kiriman dari langit. Hadiah musim kemarau dari Tuhan.
Si pemalas menjadikan hujan kambing hitam. Ia meringkuk masuk lebih dalam ke dalam selimut kusam tuanya.
Sementara si penyair. Diguyur berkah sang hujan. Denting hujan banjiri imajinasinya.
Bocah dua tahun duduk bersandar di sudur rumah
Ratapi kehidupannya yang baru dia miliki. Mata bulatnya nan jenaka. Isyaratkan resahnya melihat sang Bapak yang tak jua bertobat.Di sisi lain, wanita tua menggerutui waktu. Sebab sang Malaikat tak kunjung menjemputnya.
Roda-roda waktu terus berputar tanpa ampun. Hujan yang mengguyur semakin tenggelamkan suara berisik tak berguna di pagi hari nan basah
Hujan kesekianpun tetap saja tak mampu mengikis karat dunia yang semakin menebal
☔☔☔
Sajak (2)Katakanlah hujan,,,
Katakanlah ke mana perginya langit biru yang kemaren sore masih setia bersamaku...Katakanlah hujan...
Katakanlah ke mana perginya semua bintang-bintang yang selalu berhasil membuat alam jiwaku tenang...Katakanlah hujan...
Katakanlah ke mana perginya Angin musim semi yang selalu merembes masuk lewat celah-celah jendela kamarku...Katakanlah hujan...
Katakanlah Karna jiwaku akan selalu menjadi malang tanpa langit biru...
Karena Hatiku akan selalu dirundung duka tanpa bintang di langit langit malamku....
Karena Tubuhku akan melepuh tanpa angin musim semi....Dan Katakanlah hujan...
Katakanlah...
Bahwa kau Juga mencintaiku..
Seperti aku Mencintaimu....
Namun kita tetap tak akan berarti apa-apa tanpa mereka di sini....☔☔☔
Sajak (3)
Hujan bulan ini tak terlihat langit kelabu,
Sebab ada dia yang mampu mewarnai langit.Hujan bulan ini, tak terasa sepi.
Karena dia senandungkan cinta serupa melodi indah.Hujan bulan ini....
Tak kurasa kedinginan.
Hangat Yang dihadiahkan hujan padanya, Olehnya terpasang elok dihatiku..☔☔

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstrings
PoesíaTerkadang galau hampiriku. Terjadi saat aku merindukanmu! Dan aku berakhir melankolis saat aku tahu, rinduku sulit untuk sampai ditujuan.