*Happy Reading
Shinta POV
Hari ini aku ingin sekali mengajaknya ke suatu tempat. Tempat yang sangat ia suka. Tempat yang juga menyimpan banyak kenangan kami. Aku berniat memberitahunya tentang siapa aku sebenarnya. Yah, semoga saja pertemuan ketujuh ini berhasil dan aku bisa kembali bersama dengannya. Kurasakan hp ku bernyanyi..
"You were my strength when I was weak.. You were my voice when I couldn't speak.." Because you loved me by Celine dion mengalun menandakan telepon masuk, memunculkan nama Cessy. Pas sekali, baru saja aku hendak menemuinya. Apa ini yang dinamakan telepati? Buru2 aku menggeser tombol hijau di layar..
On call
"Hallo Shinta.. Hari ini kamu bisa ke butik ga? Soalnya baju kamu sudah selesai, aku ingin kamu mencobanya."
"Iya hallo Cessy.. (sayang) tentu aku bisa. Aku sudah tidak sabar ingin memakainya."
"Ya sudah aku tunggu ya, hati2 dijalan. Dah.."
"Sampai ketemu."*******
30 menit kemudian
Clekk
"Sudah datang rupanya, mari sini ikut aku." ajak Cessy begitu aku tiba. Lalu ia mengajakku ke ruang kostum dan menyuruhku mengganti pakaianku. Karna tak bisa mengancingkan resleting di bagian belakang, aku meminta bantuannya.
"Cessy, tolong kesini dan bantu aku," teriakku dari ruang ganti.
"Iya tunggu sebentar."
"Baju buat kk mana? Kamu coba juga biar aku bisa liat gimana hasilnya.." tanyaku begitu melihatnya masuk ke ruang ganti yang tadinya ingin membantuku memakaikan bajuku.
"Oke. Aku ambil dulu ya." ia kembali keluar sebelum membantuku.
"Nah, kamu udah siap, sekarang kamu ngaca tuh di luar, kalo masih ada yang kurang bilang aku aja. Aku mau cobain baju kk dulu," usirnya setelah selesai membantuku. Setelah siap aku keluar dan mendekati kaca besar yang menampilkan pantulan diriku secara utuh. Ah tidak sabar sekali aku menantikan saat2 indah ini. Cessy juga sudah siap dengan bajunya lalu memperhatikanku, terlihat matanya tak berkedip. Lucu sekali sih bikin aku gemes aja.
"Kamu lucu deh, sampe bengong gitu liatin akunya. Aku cantik ya? Atau kamu baru sadar kalo aku cantik?" godaku seraya mencubit pipinya.
"Eh, enggak kok. Mak-maksud aku iya kamu cantik bahkan sangat cantik," gugupnya masih melihatku melalui cermin.
Deg!
Pandangan kami bertemu saat dia menatap kaca dengan pantulan diriku. Ia lalu mendekatiku perlahan dan menyentuh bahuku yang tak tertutup baju. Kurasakan tubuhku bergetar, jantungku berdetak sangat cepat. Aku gugup sekali sampai pipiku memanas dan memerah, aku tak berani lagi menatap cermin. Tiba2
Brukkk
Kubuka mataku, Cessy sudah tak ada lewat pantulan cermin, ia pingsan. Tergeletak jatuh ke lantai. Buru2 aku memanggil asistennya untuk membantuku memindahkannya ke sofa. Kukipas2 wajah pucatnya, sambil mengoleskan minyak kayu putih agar ia segera sadar.
"Tuhan tolong bantu aku.. Aku tak mau kehilangannya lagi, please.." racauku dalam hati.
15 menit kemudian
"Cessy kamu kenapa? Apa yang sakit? Kenapa tiba2 pingsan?" tanyaku cemas seraya memberinya minum dan membantunya bangun untuk duduk.
"Hah, Anin. Aku gpp kok. Seperti biasa mungkin kelelahan saja," jawabnya dengan memaksakan senyum dan memegang kepalanya yang sepertinya sakit.
"Kamu tadi panggil aku Anin. Anin siapa? Apa kamu ingat sesuatu?" aku bertanya padanya sambil mengusap bagian kepalanya yang tadi dipegangnya.
"Benarkah? Aku tidak sadar. Maaf ya.." jawabnya salah tingkah dengan mengusap tengkuknya.
"Ya sudah kamu tunggu disini dulu aku mau ganti baju. Setelah itu kita ke rumah sakit ya, aku ga mau kamu kenapa2," usulku yang langsung berjalan menuju ruang ganti tanpa menunggu jawaban darinya.
"Sepertinya aku tidak perlu ke dokter Shin. Aku baik2 saja beneran deh," ujarnya setelah aku mendekatinya dan duduk kembali di sebelahnya.
"Kamu yakin? Aku takut..." kataku sambil menggenggam tangannya dan bersandar manja di lengannya.
"Yakin, aku gpp kok. Lagian aku heran, kamu kok manja banget akhir2 ini?" tanyanya yang sukses membuatku langsung melepaskan genggaman tanganku dan bangun dari sandaran tubuhnya. Aku gugup setelah tau ia menyadari sikap manjaku akhir2 ini. Ia lalu berdiri dan masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya juga. Lalu ia kembali duduk di sebelahku. Aku sedih melihatnya seperti itu. Segitu tersiksanya ia ketika mengingatku?
"Hmm... Aku... Aku.. Aku takut Cessy.. Aku takut jika harus,. hiks hiks hiks..." tangisku pelan yang seketika mendapat pelukan darinya.
"Takut kenapa sih.. Nih buktinya aku gpp," katanya masih sambil memelukku dan mengelus rambut belakangku.
"Yang pasti aku takut kehilangan kamu lagi. Aku ga mau jauh dari kamu lagi, aku.. sayang kamu Cessy. Bahkan setelah sekian lama rasa cintaku tak berkurang sedikitpun padamu," kata2 yang selama ini ku tahan lolos begitu saja. aku melepas pelukannya dan beralih menangkup kedua pipinya sambil menatap matanya.
Deg!
"Mak-maksud ka-kamu a-apa Shinta?"
*tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked By You, Anin.
RomanceSeberat apapun keadaan yang menimpamu, jika takdir sudah berkata maka tak ada yang bisa kau lakukan selain menerimanya. Dan aku akan menerimamu, karna kamulah takdirku, Anin. Cerita ketiga... Semoga suka...