Kusapa senja yang kali ini terasa berbeda dengan senyum hampa disertai sambutan air yang menggenang di pelupuk mata hingga tanpa kusadari ia menetes begitu saja mengalir di pipi dengan harapan setiap bulirnya bisa meluruhkan luka yang telah lama menikam dada seolah tak pernah merasa iba karena sudah terlalu dalam menghunjam bersama pedih perih hingga sebabkan nestapa yang mencuat seiring rungu mendengar jika kau memilihku hanya untuk pelarian sementara setelah mengetahui bahwa dia yang kau perjuangkan tak bisa membalas cinta dan kini pun aku merasa bahwa kita semua telah terjerat oleh rasa yang tak seirama. Huh.... 😥

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
Poesía~Rangkaian Aksara Untuk Semua Rasa~ Bukan sekadar aksara perihal rasaku saja. Namun, ini adalah rangkaian aksara yang kutulis tentang (semua) rasa yang mungkin kamu pun pernah merasakannya. (HANYA SEBATAS PUISI) -15 Desember 2017-