Cukup memandangmu dari sini. Di tempat yang biasa kau lalui namun kehadiranku mungkin tak pernah kau sadari. Melihat bagaimana caramu tersenyum ramah pada tiap orang yang menyapamu. Kekehan kecil saat membalas lontaran cerita teman-temanmu. Pun tawa ringan yang kau sunggingkan kala teman di sampingmu memulai candaan lucu.
Cukup menatapmu dari sini. Dapat kulihat seriusnya kau ketika tengah mengancingkan lengan baju atau membenarkan jam tanganmu. Menyibak anak rambut yang dengan lancangnya menutupi dahi hingga ke matamu. Atau pun saat kau berjongkok untuk sekadar membuat simpul pada tali di sepatu merahmu.
Sedang aku? Bagaimana selalu menyembunyikan rona merah di balik kedua tangan yang sengaja kugunakan untuk menutup wajahku. Menormalkan detak jantung yang berpacu berkali lipat seolah baru saja lari dengan langkah seribu. Pun saat temanku malah tak henti menggoda --yang pasti akan berujung dengan aku yang tersenyum malu-malu.
Dari sini, di ujung salah satu jarak antara kau dan aku. Ada rasa yang sengaja tak kuartikan hingga entah waktu akan berlalu. Cukup kusimpan seiring bibir yang membungkam tak mampu berkata perihal itu. Ada hati yang benar-benar harus kujaga agar tidak tersapa luka, apalagi sangat tidak ingin jika kaulah yang nanti menjadi penyebabnya. Untuk itu, biarkan hanya aku yang merasa tanpa kau tahu aku pernah menjadi seorang pengagum rahasia.
-20022018-
__________
Hari ini, Aksara Rasa update part ke-50. Yeeaaayyy ... *sorak sendiri 😅
Terima kasih aku ucapkan untuk kalian semua yang sudah membaca, yang sudah memberi vote, dan juga comment-nya.
Terima kasih banyak ...
Maturnuwun sanget.... 😊😘😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
Poetry~Rangkaian Aksara Untuk Semua Rasa~ Bukan sekadar aksara perihal rasaku saja. Namun, ini adalah rangkaian aksara yang kutulis tentang (semua) rasa yang mungkin kamu pun pernah merasakannya. (HANYA SEBATAS PUISI) -15 Desember 2017-