Entah ... tepat detik keberapa sejak kaki kita memutuskan untuk saling menjauh
Sama-sama mundur demi menjaga hati yang tak lagi utuh menjadi semakin rapuh
Air langit jatuh; tak biarkan kau dan aku memeluk perih yang enggan meluruh
Menyembunyikan hujan dari kedua mata sepasang luka yang mencari sembuh
Mengira akan tetap bersama ternyata bisa semenyesakkan ini
Angan yang dulu pernah berdiri harus tumbang di tangan badai yang tak diingini
Nyeri; gigil pilu di atas dinginnya lantai sunyi mendesak untuk bangkit kembali
Mencoba menata separuh hati setelah jatuh yang kesekian kali
Aku paham, bukan aku saja yang tengah menyulam luka dalam
Bahkan, terlalu sakit untuk aku akui bahwa di sana kau pun digenggam malam-malam kelam
Kita yang telah berpisah; mengasah gelisah di bawah kata pasrah
Saling memilah langkah agar tak terulang salah yang berujung patah
-Ketika hujan mulai reda-
Minggu pagi, 25 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
Poetry~Rangkaian Aksara Untuk Semua Rasa~ Bukan sekadar aksara perihal rasaku saja. Namun, ini adalah rangkaian aksara yang kutulis tentang (semua) rasa yang mungkin kamu pun pernah merasakannya. (HANYA SEBATAS PUISI) -15 Desember 2017-