Bukan tiupan mulut yang memburamkan kaca jendela kamarmu
Bukan pula embusan napas yang memenuhi dinding transparan itu hingga menghalangi pandanganmu
Namun, dia adalah embun yang kutitipi rindu
Dia ingin menyampaikannya padamu
Menjadi yang pertama kau lihat setelah membuka tirai penghalang itu
Mendekatlah!
Rapatkan telapak tanganmu
Rasakan rindu yang kukirim pada setiap titik air yang menyatu
Jangan cepat beranjak!
Biarkan rinduku berada sedikit lebih lama bersamamu
Sebelum mentari itu datang,
Melenyapkan rinduku bersama embun yang menguap hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
Puisi~Rangkaian Aksara Untuk Semua Rasa~ Bukan sekadar aksara perihal rasaku saja. Namun, ini adalah rangkaian aksara yang kutulis tentang (semua) rasa yang mungkin kamu pun pernah merasakannya. (HANYA SEBATAS PUISI) -15 Desember 2017-