Di bawah langit senja, dengan perasaan yang masih sama, aku duduk termenung mengingat kisah lama. Ditemani secangkir kopi hitam dengan rasa khasnya, sambil memandangi kendaraan yang lalu lalang memenuhi jalanan kota.
Dulu, ini tempat paling teduh berbagi cerita hingga hilang rasa duka. Sampai ingin kumarah pada kepul asap kopi yang mengganggu, halangi manik mata kita untuk saling bertemu. Entah mengapa aku mengingatnya, mungkin aku terlalu rindu akan hadirmu, kenanganmu, dan segala sesuatu tentangmu.
Di sini, setitik embun menggenang di pucuk dedaunan. Biru laut masih tetap sama meski awan sudah menghitam. Sepotong hati berharap cemas akan kembalinya senyum sang pujaan. Kuharap, penghuni langit titipkan rinduku pada setitik hujan yang basahi jendela kamarnya.
Andai jarak, ruang, dan waktu berpihak kepadaku, kan kusambut pagimu dengan senyum terhangat bagai pelukan ibu.
Tuan ... rasakah kau di sana?
Aku di sini rindu bagai ditusuk sembilu
Namun kusadari kenyataan yang pilu
Khayalanku hanyalah bentuk lain dari kerinduan yang tak sampai kepadamu. Tapi, hingga detik ini aku masih merangkai kata untuk menyampaikan rinduku untukmu yang terlukis dalam khayalanku.Andai rindu kan menemui temu, ingin kutanyakan padamu
Masih adakah syair lagu yang kau senandungkan untukku?
Masih bisakah kau mainkan nada-nada indah di bangku tua itu, --seperti dulu?Jika aku rindu, aku tak ingin memimpikanmu
Kau tau kenapa?
Karena pepatah bilang, "Yang menjadi kenyataan adalah kebalikan dari mimpi."
Maka, jangan datang di mimpiku, agar hadirmu menjadi nyataku.Aku tahu ... rindu ini akan tetap semu jika tidak menemui titik temu
Maka, maafkanlah aku yang lancang memahat rindu pada sosok dirimu.Tuhan ... bisakah kau singkirkan sedikit saja keresahan yang kurasakan?
Tidak bisakah kau kendalikan rasa rindu yang tak berkesudahan?
Bukan, bukan rindu ini yang kejam!
Sebab aku paham, harusnya rasa ini yang padam.02/03/2019
Kolaborasi dari :
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
Poetry~Rangkaian Aksara Untuk Semua Rasa~ Bukan sekadar aksara perihal rasaku saja. Namun, ini adalah rangkaian aksara yang kutulis tentang (semua) rasa yang mungkin kamu pun pernah merasakannya. (HANYA SEBATAS PUISI) -15 Desember 2017-