15. Suwa dan Sang Kegelapan

27K 3.5K 288
                                    

Suwa hampir putus asa mencari kedua hewan mungil tersebut. Dia sudah melangkah terlalu jauh ke dalam hutan. Takut tersesat, ia memutuskan kembali. Namun langkahnya terhenti tatkala mendengar suara aneh yang tak asing di telinganya.

Mengikuti sumber suara, Suwa melangkah hati-hati. Ia menyingkirkan semak-semak yang menghalangi jalan. Senyumnya mengembang saat memastikan bahwa suara khas tersebut memanglah milik hewan kecilnya 'Gu dan Ga'.

"Ahh di sini kalian rupanya."

Urung mendekat, Suwa tercenung kala manik kelamnya tak hanya menangkap kedua hewan yang dicari namun juga melihat seseorang berjubah hitam duduk berjongkok membelakangi dirinya.

Kedua hewan tersebut nampak bergelung manja kepada pria berjubah tersebut.

Seperti Momoru. Bukan, ini bukan dia. Pakaiannya memang hampir sama hitam dengan tundung kepala. Tapi Momoru juga kerap berganti busana dan wajah bukan?

Suwa membatin kemudian menggeleng cepat.

Tidak, ini bukan dia. Momoru bersama Ludra. Sosok ini jelas berbeda dari si penyihir.

Sementara di sana, gerakan tangan sang kegelapan tiba-tiba terhenti. Mematung, dia sangat mengenali aroma ini.

Aroma sang Falcon.

Tanpa kata Dosta berdiri, masih membelakangi Suwa yang tetap diam di tempat. Sampai gadis itu memberanikan diri bersuara.

"Gu, Ga." Kedua hewan tersebut spontan menoleh. Salah satu hewan yang bercorak putih dan ungu kini berlari ke arah Suwa. Membuat sang kegelapan melirik sekilas hewan tersebut. Dia enggan berbalik menatap perempuan di belakangnya.

Suwa tersenyum senang, Gu mengenalinya. Ditangkapnya hewan tersebut ke dalam pelukan. Lantas manik kelamnya kembali menyorot sosok berjubah hitam yang masih memunggunginya.

Diliriknya Ga yang masih bergelung manja di kaki pria berjubah tersebut. Tanpa menghiraukan kedatangannya, seakan hewan ini sudah sangat mengenal pria itu.

Suwa dengan polosnya berjalan mendekat. "Sedari tadi saya mencari mereka. Terimakasih tuan sudah menjaga Gu dan Ga."

Tak ada respon. Suwa menelan ludahnya gamang.

Sosok itu masih saja terdiam bak patung. Dengan tubuh tegap nan tinggi menjulang, Suwa dapat menebak bahwa dia seorang pria.

Dan lama kelamaan Suwa merasakan bulu kuduknya merinding. Kediaman pria tersebut membuatnya takut.

"Ga kemari!" Suwa berseru lirih. Menggerakkan tangan hati-hati menyuruh hewan bercorak putih pink agar mendekat ke arahnya. Namun Ga hanya meliriknya sekilas enggan beranjak kepelukan Suwa.

"Ga!"

Hewan yang dipanggil tetap tak merespon. Lantas Gu yang berada di pelukan Suwa melompat turun, kembali menuju pria berjubah tersebut.

"Eh Gu-" Suwa terperanjat akan gerakan tiba-tiba hewan itu. Spontan ia mengejar Gu membuat posisi dirinya dengan sang kegelapan sangatlah dekat.

'Brukk'

Begitu ceroboh kaki Suwa tersandung. Jatuh, namun ia berhasil menangkap Gu dan posisinya berada di bawah kaki sang kegelapan.

"Maaf sepertinya mereka menyukai an~." Suwa mendongak, kelereng hitamnya membulat melihat penampakan pria tersebut dari depan.

Seketika itu Suwa terhuyung mundur.

****

Ludra duduk di sebuah perkemahan tak kasat mata bersama Momoru dan Jaozi. Meski perkemahan ini terletak tidak jauh dari pemukiman, bisa dipastikan tak ada manusia yang dapat melihat keberadaan tempat ini.

FALCONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang