2. Sang kegelapan 'Dosta'

59.1K 5.8K 304
                                    

Kastil itu begitu indah dan megah. Terletak paling ujung di belahan dunia legendary land. Di setiap sudut sepanjang jalan dihiasi bunga-bunga beraneka warna yang memanjakan mata. Sungguh cantik dan menawan. Serangga kecil khas legendary land juga menjadi aksesoris pelengkap kawasan kastil. Tapi~ berbanding terbalik dengan bentuknya yang menawan, kastil itu memiliki aura hitam yang sangat pekat. Hanya makhluk berkemampuan tinggi yang dapat melihat lapisan sebenarnya dari kastil ini.

Ya, tidak ada yang menyangka bahwa kastil putih berlapis emas itu adalah tempat sang kegelapan berada. Nuansa indah dibalik kastil itu hanyalah pengecoh. Bunga-bunga cantik yang tumbuh berbaris rapi namun menipu mata. Bunga-bunga penuh warna itu adalah deretan bunga beracun yang mematikan. Serangga kecil nan lucu yang berterbangan di sana merupakan senjata penggigit berbahaya. Tidak ada yang benar-benar bagus di tempat ini.

Makhluk berjubah hitam itu membuka mata. Terbangun dari pertapaan. Di balik topeng emas yang menutupi wajahnya. Iris merahnya bersinar pekat. Dia... Sang kegelapan merasakan adanya aliran energi asing yang sedang bertumbuh. Ramalan itu benar, satu Falcon masih hidup dan dia telah bangkit. Dosta beranjak dari tempat pertapaan, langkahnya seringan bulu. Dengan jubah bertundung serta topeng emas yang melingkupi keseluruhan wajahnya ia bergumam.

"Selamat datang kembali."

Ia pun kemudian, mengumpulkan para anak buah terhebatnya.

Ia pun kemudian, mengumpulkan para anak buah terhebatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Suwa masih bergeming, tubuhnya lemas bukan main. Ia merinding, takut, shock dan berbagai perasaan lain yang menggambarkan posisinya saat ini. Dia... Seorang manusia untuk pertama kali melihat hal yang dianggap fana menjadi nyata. Makhluk immortal ternyata benar-benar ada. Dan saat ini dia berada di hadapan mereka. Tersudut. Apalagi ia sudah didoktrin sebagai pelayan makhluk itu.

Ini buruk.

Su Wa harus menemukaan celah, sebisa mungkin ia harus segera kabur dari sini. Dirinya tidak pernah membayangkan akan memjadi pelayan lagi. Pelayan untuk manusia saja nasibnya buruk apalagi harus melayani makhluk mitologi seperti dia. Mengerikan.

Masih terlintas dari bayangannya bagaimana makhluk itu memotong leher orang-orang itu. Begitu mudah, tanpa beban. Seolah apa yang dilakukannya  merupakan hal biasa. Ya ampun... Suwa masih teringat jelas bagaimana kepala mereka menggelinding bagai bola bekel. Meski dirinya juga bahagia orang-orang jahat itu mati. Tapi tetap saja hal yang dialaminya ini sungguh tak terduga.

Terlepas dari mulut buaya, masuk kandang singa. Itulah perumpamaan yang pas untuknya. Kemungkinan untuk lari adalah nol. Makhluk yang ada di depannya jelas memiliki kekuatan di luar nalar. Masih diingat bagaimana makhluk putih itu secara ajaib mengeluarkan semburat es yang pasti bisa menciptakan berbagai macam bentuk yang dapat melukai seseorang.

Suwa meneguk ludah. Pasrah. Untuk saat ini, ia akan menuruti apa kata pria yang disebut falcon itu. Sembari memikirkan cara untuk melarikan diri.

"Nah... Sepertinya gadis ini sudah siap menjadi pelayan anda tuan." Ucap sang penyihir ketika dirasa tak ada perlawanan lagi dari Suwa.

FALCONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang