12. Rumah merah (A)

41.4K 4.5K 188
                                    

Iris gelap terang dan iris perak berkilau saling beradu. Seperkian detik Suwa tak bisa berpikir apapun. Lamunannya seakan ditarik paksa oleh sesuatu yang membuatnya terpaku. Dalam pikiran kosong, Suwa menatap makhluk yang saat ini berada tepat di hadapannya. Merengkuhnya dengan mata menatap lurus ke dalam.

Makhluk ini? Apa dia menolongku?

Suwa mengerjap saat Ludra melepas rengkuhannya dan menggiring Suwa untuk berjongkok di bawah meja. Suwa baru menyadari beberapa anak panah menghunjani penginapan tersebut.

Seluruh orang di dalamnya berteriak panik. Menyelamatkan diri masing-masing, mereka berlari ke belakang. Namun beberapa ada yang kurang beruntung, anak panah menancap anggota tubuh mereka. Ada yang jatuh tersungkur, ada yang mati seketika.

Suwa mengedarkan pandang. Apa yang terjadi? Ia pun juga sama paniknya seperti penghuni lain. Dilihatnya nenek pemilik penginapan berlari tertatih dengan tongkatnya. Ia tak boleh diam. Entah apa yang terjadi Suwa harus menyelamatkan wanita tua tak berdaya tersebut.

"Apa yang akan kau lakukan?" Ludra menarik lengan Suwa saat gadis itu mencoba berlari dari tempatnya.

"Aku akan menolong mereka."

"Dan sebelum itu terjadi, kepalamu sudah berlubang."

"Sebelum itu terjadi kau akan menolongku." Tanpa sadar Suwa mengatakan sesuatu yang membuat dirinya sendiri bingung. Entah kenapa Suwa percaya diri bahwa makhluk yang menjadi tuannya ini akan menyelamatkannya. Dan perkataan Suwa tersebut membuat Ludra terpaku sejenak.

Ketika merasa cengkraman Ludra mengendur, Suwa seketika berlari menuntun wanita baya itu ke tempat aman.

Dan Ludra seketika melesat cepat, berdiri di belakang Suwa saat beberapa anak panah hampir mengenai gadis itu. Dengan ajaib Ludra membekukan beberapa anak panah yang melayang membuat semua mata terbelalak tak percaya dengan apa yang terjadi.

Kejadian ajaib dan sungguh aneh. Anak-anak panah itu membeku di udara lalu jatuh pecah begitu saja seperti pecahan es batu.

Semua melongo. Tidak ada satu matapun berkedip saat kejadian terjadi. Tak ada yang tahu penyebab kejadian aneh itu selain Suwa.

Suwa menghela nafas lega. Seulas senyum terbit di bibirnya. Ya, sang Falcon terakhir kembali menyelamatkannya.

Bruakkk !!

Pintu penginapan diterjang kasar. Segerombolan orang bersenjata dengan pakaian prajurit datang lalu memporak-porandakan barang-barang yang ada di penginapan. Mereka menatap bengis.

"Prajurit merah." Pekik nenek pemilik penginapan dengan mata terbelalak takut yang sontak membuat Suwa menoleh.

"Maksudnya?"

"Mereka prajurit merah. Mereka datang untuk... " Belum sempat wanita tua itu berucap, salah satu prajurit berpakaian merah membuka suara.

"Ada seorang wanita yang kabur dan bersembunyi di sini! Serahkan dia! jika tidak kami akan menghancurkan tempat ini." Beberapa prajurit merah seketika menyusuri penjuru penginapan.

"Ampun tuan! Di sini hanya penginapan. Jadi saya tidak~."

"Hah... Simpan omong kosongmu itu wanita tua." Prajurit tersebut mendorong tubuh ringkih sang nenek hingga tersungkur. Beruntung Suwa spontan menangkapnya agar tak terbentur lantai.

Seluruh penghuni penginapan dibawa paksa berkumpul di ruang depan, dipaksa berlutut dengan todongan pedang pada masing-masing individu . Seluruh kamar dikosongkan. Prajurit merah menyusuri seisi penginapan. Mencari wanita yang dimaksud. Dan....

FALCONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang