Tak perlu sempurna untuk bisa bersama kami, cukup menjadi diri sendiri dan kami akan selalu berada di sisimu. -Key
•••
Semburat orange matahari terbenam menampakkan keindahannya di sore hari ini. Jalanan yang padat dengan ratusan kendaraan baik yang beroda dua maupun beroda empat, kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Jalanan yang macet membuat tiga orang yang berada di dalam mobil memainkan sebuah permainan yang membuat tawa mereka tak kunjung mereda. Pancasila. Siapa yang tak tahu permainan itu? Permainan yang kala itu populer pada saat mereka memasuki sekolah dasar dan berlanjut hingga remaja ini.
"A, b, c , d." mereka menulis di secarik kertas dengan saling membelakangi. Key terlihat sedang berfikir keras sedangkan Nara dan Ana dengan santainya mengisi tanpa ada hambatan.
"Buah D...." gumam Key dengan mengetukkan pulpennya ke dahi dan mencoba menyelami pikirannya mengenai hal itu.
"Buruan, Key. Lama banget, sih." ujar Ana dengan tak sabaran.
"Ah, gue nyerah." Key membanting secarik kertas itu yang kini melayang di hadapan Nara yang berada di sebelahnya dengan senyuman mengejek. Key sedari tadi tak pernah menang dan point yang ia raih selalu 0 atau 50 tak lebih dari segitu. "Mending kita beli cemilan untuk malam tahun baru nanti."
Mereka mengambil berbagai macam cemilan dari keripik kentang sampai roti, dari minuman soda sampai air mineral ukuran besar sudah berada di dalam troli belanjaan mereka di sebuah supermarket dekat rumah Nara. Mereka akan menghabiskan malam tahun baru di rumah Nara yang memiliki halaman luas serta rooftop yang memaparkan langsung langit yang luas di atas sana.
"Lo gak beli kembang api?" tanya Key saat tengah menyusun cemilan di kamar Nara yang dekat dengan rooftop dan tak melihat satupun kembang api di rumah ini.
"Enggak, buat apa?" tanya Nara balik yang dibalas dengan dengusan sebal Key.
"Movie marathon?" tanya Ana yang dibalas dengan anggukan semangat oleh Key dan Nara. Ana menghidupkan laptop Nara dan memasukkan flashdisk miliknya dan memilih drama Korea yang ingin mereka tonton.
"Go Back Couple?"
"Yes!"
"Eh, mending sambungan ke TV aja, biar enak nontonnya."
"Oke."
Drama pun dimulai dengan aktor utama pria tengah berdiri di depan pintu tempat pemberkatan pernikahannya akan dimulai. Pintu terbuka dan ia berjalan dengan menghentakkan kaki dan tangan seperti sedang baris berbaris yang membuat para undangan tertawa dan keluarganya menggelengkan kepala melihat tingkah sang putra.
Selanjutnya dilanjutkan dengan aktris perempuan utama yang berjalan beriringan dengan sang Ayah untuk berdiri di sebelah sang kekasih. Namun, belum ia sampai di sisi kekasihnya, ia terjatuh karena menginjak gaun miliknya yang menjuntai. Sang gadis dan Ayahnya terjatuh di tengah altar yang membuat sang pria datang untuk membantu sang gadis berdiri dan dibalas dengan pelototan dari sang Ayah mertua yang membuat ia berjalan kembali ke tempatnya semula.
Banyak adegan kocak yang membuat ketiga gadis itu tertawa terbahak-bahak ditemani dengan cemilan yang setia menemani mereka menghabiskan malam sebelum pergantian tahun.
"Semoga nanti gue gak kayak gitu." celetuk Key ketika adegan sang aktris utama terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri.
"Kalau lo kaya gitu, gue jadi orang pertama yang bakal ketawa paling keras di sana." sahut Nara dengan santainya yang membuat Key menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dylana
Teen FictionAna yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most Wanted di sekolah tetangga. Ana bingung kenapa Dylan selalu mendekatinya, ia selalu tak menanggapi ajakan Dylan setiap mengajaknya pulang be...