"Kita akan lanjut, atau berhenti di sini?" Tanya Andi dengan wajah yang memelas, seolah ingin memperlihatkan Dylan bahwa ia tersiksa.
"Sudah setengah jalan, nanggung kalau kita berhenti di sini," bujuk Dylan seraya memandang mereka dengan penuh tekad, ya walaupun tidak setekad tadi.
"Oke, ini yang terakhir." Kata Reno dan di balas anggukan oleh Dylan. Ya, semoga akhir yang menyenangkan.
***
"Lo yakin mereka di sini?" Tanya Dylan tak yakin melihat pemandangan di hadapannya. Begitupula dengan kedua sahabatnya yang memandang dengan wajah yang tidak bisa di tebak.
"Ya, gak salah lagi," yakin Reno.
"Tapi gue gak yakin," ujar Andi dengan tak yakin seraya memandang kerumunan di hadapannya dengan wajah lelah.
Untung Dylan sobat gue, kalau enggak udah gue libas dia keluh batin Andi saat mendapati berbagai cobaan yang menimpa mereka bertiga hanya untuk menjalankan misi ini.
"Ayo." Ajak Dylan untuk memasuki kerumunan di hadapannya. Mini konser. Mini konser di mall? Batin Dylan kesal.
Sekilas, Dylan melihat keberadaan Ana yang jauh berada di depannya. Berdiri di dekat panggung dan melompat mengikuti irama, sungguh pemandangan yang indah. Hanya dari sini, ia sudah puas bisa memandang Ana, kegembiraan dan tawa yang keluar dari mulut Ana.
"Lo mau diem di sini aja?" Tanya Reno heran, bahkan Reno dan Andi telah berada lima langkah di depan Dylan yang tak berkutik di tempatnya berdiri tadi.
"Yah, di sini cukup," Dylan tersenyum ketika ia melihat Ana menolehkan kepala sekilas sembari mengikuti lirik lagu yang di kumandangkan.
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusiaDylan tak dapat menahan senyumannya saat melihat Ana melompat-lompat dengan girang mendengar suara penyanyi yang tak asing di telinganya.
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginanDylan memandang Ana dengan wajah yang mengandung banyak arti. Ia akan melindungi dan menjaga Ana, seperti sepatu kanan yang takut jika sepatu kiri terkena hujan bersamanya.
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdayaDylan tersenyum. Ia ingin bersama dengan Ana. Namun sayangnya, Ana mungkin tidak ingin bersamanya, belum. Suatu saat nanti akan Dylan pastikan jika Ana akan bersamanya.
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginanDylan melihat Ana yang ikut bernyanyi dengan si penyanyi di atas panggung dengan wajah yang berbinar. Wajah yang tak pernah Dylan lihat selama ia mengenal Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dylana
Teen FictionAna yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most Wanted di sekolah tetangga. Ana bingung kenapa Dylan selalu mendekatinya, ia selalu tak menanggapi ajakan Dylan setiap mengajaknya pulang be...