Sebenernya gue kena writer's block karna cerita ini. Dan karna gak ada peminat ? Hehe tapi karna temen-temen gue support dan semangatin buat next bab berikutnya, tiba-tiba idenya muncul.
Jangan lupa puter lagu di mulmed biar fellingnya dapet💕
Thank you😘
Merci beaucoup ❣
Danke😍***
"Pagi kak,"
"Woy Lan,"
"Yaallah, berkah mana lagi yang kau dustakan."
"Kak Dylan makin hari makin cakep ya,"
"Untung kak Dylan cuma ada satu, kalo ada dua, gak kuat aku."
Seperti pagi-pagi biasanya, ketika menginjakkan kaki di koridor lantai 1, ia disambut dengan sapaan teman-teman sekolahnya.
Ia hanya membalasnya dengan senyuman, dan mengabaikan obrolan tentang dirinya yang menyangkut ke hal-hal yang aneh.
***
"Woy, pagi bener lo dateng, pinter." Reno datang dari arah luar kelas dan langsung menggebrak meja Dylan yang sedang asyik membaca buku.
"Gue udah gak sabar deh buat besok," Reno berujar dengan pandangan seperti membayangkan kegiatan yang mereka lakukan keesokan harinya.
"Apasih lo, ganggu aja. Pergi sana." Usir Dylan dan kembali asyik dengan kegiatan sebelumnya.
"Yee... kagak asik lo," Reno melemparkan buku paket yang sudah ia keluarkan dari dalam tasnya kearah Dylan.
"Emang kagak, udah jauh jauh sana." Dengan wajah yang super kesal, Reno meninggalkan Dylan sendirian dan keluar dari kelas.
Ya, mereka memang tidak baper karna bercandaan seperti itu. Mereka hanya menganggap itu lelucon.
***
"Udah sampai aja lo bro," Rangkul Andi ketika melihat Dylan yang sedang berjalan menuju ruang futsal.
"Yang lain mana ?" Dylan tak menggubris pernyataan Andi barusan, menurutnya itu tak penting. Yang penting sekarang yaitu pertandingan futsal ini, atau bisa dibilang sparing.
"Kaga tau gue mah," Andi menghendikan bahu dan melengos memasuki ruang futsal. Rupanya anggota team sudah berada disana dan siap untuk berangkat.
"Selamat pagi team," Sapa Dylan sembari bersalaman dengan para anggota.
"Are you ready for today ?" Suara Dylan bergema diseluruh penjuru ruangan, dengan nada yang semangat dan tangan yang terkepal keatas.
Dylan dan futsal. Suatu paket sempurna yang pernah ada.
"C'mon guys kita berangkat sekarang," Coach Indra, si pelatih ganteng nan single. Di futsal, para siswi akan menonton pertandingan jika ada Dylan atau Coach Indra. Jika ada keduanya, mereka sedang beruntung.
Sesampainya di SMA Cendrawasih, mereka langsung menuju lapangan futsal indoor yang menjadi tempat sparing mereka kali ini.
Karena semangat, Dylan sampai menabrak seorang siswi yang sedang berjalan dikoridor dengan setumpuk buku. Buku itu jatuh, juga orang yang membawanya.
Dylan mengulurkan tangan untuk membantu, namun siswi itu justru menepisnya.
"Kalau jalan itu liat-liat dong, punya mata dipakai buat liat, kaki dipakai buat jalan. Jangan kebalik, aneh." Setelah merapikan buku yang jatuh, siswi itu langsung berlalu dihadapan Dylan yang masih syock akan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dylana
Подростковая литератураAna yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most Wanted di sekolah tetangga. Ana bingung kenapa Dylan selalu mendekatinya, ia selalu tak menanggapi ajakan Dylan setiap mengajaknya pulang be...