Kita duduk berdua di meja yang sama, menatap awan yang sama dengan secangkir coklat panas di musim semi di mana cuaca tak sedingin musim salju. Dan aku berharap musim semi ini seperti tingkahmu yang kala itu dingin, dan sekarang telah menghilang digantikan dengan kehangatan. -Dylan
•••
"Ini caranya gimana sih?" tanya Dylan dengan frustasi melihat soal yang berada di hadapannya.
"Gini loh, Lan." sahut Ana dengan memberikan cara penyelesaian dari permasalahan yang ditanya. Sebulan lagi mereka akan Ujian Nasional dan hubungan mereka kini telah menginjak enam bulan.
Hubungan mereka seperti kebanyakan orang yang sering berantem namun sering baikan juga. Tentu yang mengalah Dylan, jika Ana marah ia hanya bisa diam dan berbicara kepada Ana saat sang kekasih sudah feeling good.
Ujian Nasional adalah penentu kelulusan dari hasil pembelajaran selama tiga tahun di sekolah dan mereka akan menempuh itu sebentar lagi.
Mereka sering belajar di rumah Dylan dengan Bunda yang menyiapkan cemilan serta minuman dan Kinnan yang dengan senang hati membantu adik-adiknya tak lupa Kennan ikut belajar yang akhirnya ia memilih belajar sendiri di kamar dikarenakan malas menjadi 'nyamuk' di antara mereka.
Mereka saling melengkapi. Ana pandai di bidang Matematika dan Fisika sedangkan Dylan lemah dalam kedua hal itu. Dylan menguasai seluk beluk Biologi sedangkan Ana sangat lemah menghapal bahkan nama bakteri pun tak pernah diingatnya.
Baik Dylan maupun Ana mengalami peningkatan hasil selama Ujian-ujian yang lalu. Mendengar hal itu Bunda semakin semangat membuat banyak cemilan sembari belajar di rumah.
"Bunda, Ana buat jus mangga, ya." ijin Ana yang berjalan mendekati Bunda yang masih sibuk dengan cookies yang baru saja ia keluarkan dari oven.
"Buat aja, Sayang. Anggap rumah sendiri."
"Wah, enak." Ana mencomot cookies yang baru Bunda angkat dan langsung memakannya saat masih panas.
"Masih panas, sayang. Gak enak." cegah Bunda namun Ana terlebih dahulu memakan itu dan mau tak mau ia menelannya.
"Udah, buat jus aja sana." usir Bunda yang dibalas dengan anggukan namun dengan wajah yang cemberut. Ana mulai mengupas, mencuci dan memotong mangga menjadi potongan kecil sebelum dimasukkan ke dalam blender yang telah ia isi dengan ice cube, air dan juga simple syrup. Dituangnya jus itu ke dalam gelas dan berpamitan ke Bunda untuk melanjutkan belajarnya.
"Loh? Satu? Aku gak dibuatin?" tanya Dylan dengan heran saat Ana membawa segelas jus mangga yang terlihat segar di sore hari yang panas ini.
"Kamu gak bilang." kilah Ana dan duduk dengan santainya di tempat awal yang ia duduki.
"Ya, kan inisiatif dong, buatin gitu."
"Kalau aku buatin, nanti kamu gak minum, kan aku yang rugi."
Dylan hanya membalasnya dengan dehaman dan mulai melanjutkan belajarnya kembali sedangkan Ana dengan cueknya meminum jus mangga dan membaca buku yang ia baca tadi.
"Dasar gak peka." gumam Dylan dengan wajah yang ditekuk melihat sikap cuek Ana terhadapnya.
"Bodo." sahut Ana tanpa memandang wajah Dylan yang semakin ditekuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dylana
Teen FictionAna yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most Wanted di sekolah tetangga. Ana bingung kenapa Dylan selalu mendekatinya, ia selalu tak menanggapi ajakan Dylan setiap mengajaknya pulang be...