The J Bar

526 32 9
                                    

Di sebuah bar kecil yg terletak di sudut ibu kota, tampak seorang gadis sedang membersihkan gelas- gelas di balik bar stationnya.

Ting bel kecil diatas pintu pun terbuka pertanda ada yg masuk.

"Maaf tapi kami belum buka, silakan datang nanti" kata gadis itu sambil tetap membersihkan gelas- gelasnya.

"Maaf aku mengganggu tp izinkan aku berada disini." Jawab gadis yg baru saja datang dengan lirih.

Mendengar jawaban sang konsumen yg sepertinya sangat sedih dan tertekan membuat gadis yg sedang asyik membersihkan gelas menghentikan pekerjaannya dan berbalik menghadap ke arah gadis yg tampak muram dan kusut.

"Hmmm baiklah, kulihat kamu sedang bersedih dan depresi, mau kubuatkan secangkir kopi, coklat panas atau teh herbal mungkin?" Tawarnya.

"Tequila double tanpa garam tanpa lemon." Jawab sang tamu lirih.

"Hey bukankah ini masih terlalu pagi untuk minum?" Tanyanya lg.

"Seperti kau bilang aku sedang sedih dan depresi apa lg yg cocok selain itu." Jawab sang tamu.

"Tidak- tidak tak akan aku berikan itu padamu, sebentar kubuatkan sesuatu yg akan bisa membuat mu lebih baik." Jawab sang bartender.

Tak berapa lama kemudian secangkir besar coklat panas dengan marsmellow di bawakan oleh sang bartender.

"Ini silakan oh ya namaku Jeje, minumlah selagi masih hangat" Ucap jeje memperkenalkan dirinya sambil menyimpan cangkir berisi coklat tersebut di hadapan sang tamu.

"Terimakasih, aku Gabriela panggil saja Aby" ucap Aby sambil terus menunduk.

"Oke masih banyak gelas yg harus aku lap, minumlah karena jika sudah dingin rasanya kurang enak" jawab jeje sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Coklatnya enak, kau mahir membuatnya" puji aby setelah meminum seteguk coklat yg disuguhkan oleh jeje.

"Terimakasih walau sebenarnya kopi, coklat dan teh bukan keahlian ku tp anak buah ku" jawab jeje sambil tersenyum.

"Oh ya? Kau pemilik bar ini?" Tanya aby

"Penerus lebih tepatnya, bar ini milik kakek ku yg di wariskan ke ayah ku dan sekarang menjadi milik ku." Jawab jeje sambil mengelap meja counter barnya.

"Pantas suasananya klasik dan nyaman, kau tidak merubahnya menjadi lebih modern?" Tanya aby melihat sekeliling bar yg mengingatkannya pada bar- bar yg sering didatangi para perwira di era PD 2 yg ia lihat di film- film.

"Ini bar kecil, jika aku mengubah konsepnya menjadi lebih modern tetap tak bisa bersaing dengan para pemain besar di luar sana, lagi pula bar ini memiliki cukup konsumen loyal yg enggan pindah ke tempat lain." Jawab jeje sambil tersenyum dan di tangannya kini ia memegang secangkir teh herbal.

"Iya juga ya, di bar lain mungkin suasananya lebih berisik dari pada disini sementara disini sepertinya nyaman untuk minum dan mengobrol selepas kerja." Jawab aby sambil kembali menyesap coklat panasnya.

"Ya begitulah rata- rata para pelanggan datang kemari untuk minum dan mengobrol bukan untuk mabuk dan berjoget walau kadang ada grup band atau penyanyi yg mengamen disini" jawab jeje.

"Oh ada live music juga?" Tanya aby kembali.

"Ada tp waktunya tidak tentu sesuka mereka karena aku tidak membayar mereka hahaha" jawab jeje.

"Jadi apa masalahmu sehingga di siang hari saat kamu harusnya berada dikantor malah nyasar ke bar ku dan memesan double tequila ?" Tanya jeje.

"Hari ini hari paling sial untuk ku." Jawab aby memulai ceritanya sementara jeje menyimpan 2 piring kecil berisi black forest lengkap dgn garpunya.

"Pertama- tama proposal bisnis perusahaan papaku yg aku kerjakan, di tolak oleh perusahaan client, kenudian aku mengetahui ternyata tunanganku berselingkuh dgn sekretarisnya sendiri dan aku memergokinya lsg lihat betapa sialnya dan betapa buruk hari ku" cerita aby panjang lebar sambil memakan kue yg jeje hidangkan secara tanpa sadar.

Jeje yg mendengarkan dan melihat aby yg bercerita sambil makan menggeserkan piring kuenya yg belum ia sentuh ke hadapan aby.

"Hmm hari mu tidak lah buruk aby, coba ambil sisi baiknya di tolaknya proposal bisnis mu memberikan mu kesempatan untuk belajar lebih baik lagi sehingga kelak ayah mu akan sangat bangga sekali, kemudian tentang tunangan mu bukan kah lebih baik kamu mengetahui belangnya laki- laki itu saat ini? Bagaimana kalau kamu mengetahuinya setelah menikah nanti? Itu akan jauh lebih menyakitkan bukan?" Jawab jeje sambil tersenyum.

Aby yg mendengarkan jawaban jeje hanya terdiam memikirkan jawaban jeje.

"Kamu benar je, aku yg terlalu emosional sehingga tidak bisa memandang dri sisi lain, terimakasih." Ucap aby dengan tulus.

"Sama- sama, sudah lebih baik bukan? Bahkan nafsu makan mu sudah jauh lebih baik" jawab jeje sambil tersenyum jahil.

"Nafsu makan? Apa mak- aaaaaaaaa sejak kapan ada piring bekas kue dihadapan ku? Aku kan sedang diet" teriak aby panik.

"Sejak tadi kamu bercerita, dan kamu bukan hanya 1 tp menghabiskan 2 slice besar black forest" ujar jeje sambil terkekeh geli.

"Aaahh sial diet ku gagal gara- gara kamu, tp terimakasih telah mengembalikan mood ku yg sudah hancur, berapa yg harus ku bayar untuk makanan dan minumannya?" Jawab aby.

"Untuk kali ini gratis, anggap lah keramah tamahan dari tuan rumah kepada tamunya" jawab jeje sambil tersenyum.

" Terimakasih lain kali aku akan mampir dan membayar pesananku, aku permisi dulu ya" ujar aby.

"Tentu mampirlah saat kamu pulang kerja dan saat bar ini sudah buka jika tidak aku akan memastikan mu membayar 2 kali lipat" jawab jeje sambil tertawa lebar.

The Cracker (Kumpulan OS JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang