Black book 3

296 22 11
                                    

Sebuah mobil pajero berhenti di FX mall dan dari dalam nya keluarlah 2 orang gadis yaitu sinka dan ella 2 member jkt48 yg tidak sengaja bertemu di bogor setelah virus yg membuat banyak nyawa melayang dan yg selamat entah berada dimana.

"Huuuuhh akhirnya sampai juga di jakarta" ucap sinka sambil meregangkan tubuh nya yg terbalut kaus re:boost putih yg telah robek di beberapa bagian dan menggunakan celana pendek  serta sepatu boots sementara di pinggangnya tergantung 2 bilah pedang katana.

"Ahhh iya kak walau gak macet tapi bangkai- bangkai mobil yg menghalangi di sepanjang jalan bikin lama juga ya" ujar ella yg menggunakan tank top hitam dan celana pendek serta membawa baton stick di pinggangnya turut meregangkan tubuhnya di samping mobilnya.

"Aahh fx kangen juga sama tempat ini" ujar dudut sambil melihat gedung mall rumah keduanya sebelum wabah itu melanda.

"Iya kak kangen juga ih sama tempat ini" ujar ella.

"Hmmm mau coba ke dalam? Siapa tahu ada yg bisa kita ambil sebagai perbekalan" ajak dudut.

"Hmmm ayo kak siapa tau ada pakaian dan kamar mandi aku ingin mandi" jawab ella.

"Ya udah ayo siapin dulu baju bom nya siapa tau di dalam ada mayat yg terinfeksi" ujar dudut.

"Huffftthhh iya deh sebenernya aku gak mau pake baju itu berat sama panas" ujar ella.

"Hehehe dari pada kenapa- napa dek" jawab dudut sambil tersenyum lucu.

Tak lama kemudian dudut dan ella pun melangkah menuju pintu lobby sambil menggenggam linggis dan senter tak lupa senjata pedang dan baton pun di bawa.

"Hmmm masuknya jalan mana ya?" Gumam dudut sambil memperhatikan pintu lobby yg nampak terpasang teralis bagian dalamnya.

"Kak..... kak dudut sini" ujar ella memanggil dudut ke pojok lobby dimana ada pintu kaca kecil yg tidak tertutup tralis.

"Loh yg ini tralisnya gak kepasang?" Tanya dudut.

"Apa ada yg selamat yg bertahan di sini ya?" Jawab ella.

"Mudah- mudahan begitu de" jawab dudut.

"Ayo kita coba buka pintunya kalau gak bisa kita hancurkan saja kacanya" ujar dudut kemudian.

Mereka pun mencoba membuka pintu itu yang ternyata tidak terkunci sama sekali.

"Halloooo ada yg masih hidup? Hallooooo" ella berteriak di dalam mall itu namun nihil tidak ada yg menjawab selain gema suaranya yg memantul dari dinding- dinding dingin mall tersebut.

Dudut pun menyalakan senternya dan melihat- lihat keadaan sekitar sehingga tiba- tiba matanya tertuju pada 2 buah light stick yg berdiri menyilang di atas meja resepsionis dan ada 3 buah poster setlist theater berdiri di bawah meja tersebut.

"Dek.. dek sini" panggil dudut kepada ella yg masih celingak celinguk memperhatikan kondisi sekitarnya.

"Apa kak?" Jawab ella sambil mendekati dudut.

"Lihat itu..." tunjuk dudut ke arah meja resepsionis.

"Light stick? Poster setlist theater? Kenapa ada disana?" Jawab ella kebingungan.

"Jangan- jangan ada member yg masih selamat..." ujar dudut dengan bersemangat lantas berlari mendekati meja resepsionis tersebut.

Sejurus kemudian dudut dan ella telah berada di depan meja resepsionis dan menemukan sebuah buku hitam, kartu access bertuliskan master card, dan kunci bertuliskan generator room.

Dudut dan ella pun saling memandang kebingungan kemudian dia meraih buku itu dan segera membuka- buka halaman demi halaman untuk menemukan petunjuk dan maksud dari apa yg telah mereka berdua temukan.

Begitu membaca halaman terakhir dudut dan ella pun sontak terperanjat dan langsung berlari menaiki tangga berjalan yg tidak menyala mereka berlari menaiki tangga menuju lantai 4 dan langsung menuju theater dan membuka pintu merah menuju stage.

"Dek buka semua tirai jendelanya cepat!!" Perintah dudut.

Ella pun lantas berlari menuju jendela yg tirai hitamnya tertutup menutupi jendela menghalangi cahaya matahari memasuki ruangan theater yg lembab itu.

Saking terburu- burunya ella tidak memperhatikan bahwa kursi- kursi penonton ternyata tidak di tumpuk melainkan di atur seperti hendak ada show regular, hal ini membuat ella tersandung beberapa kursi namun untunglah pakaian penjinak bom yg didapatkan saat mereka ke depok mencari penyintas dapat melindungi dari rasa sakit atau pun luka.

Setelah ella membuka semua tirai di jendela maka ella dan dudut pun dapat melihat dengan jelas ternyata di stage terdapat sesosok mayat terbaring.

Ya itu adalah mayat saktia yg meninggal 2 hari yg lalu karena virus misterius.

Dudut dan ella langsung menangis dgn keras saat melihat mayat saktia yg menggunakan seifuku yg dipakai dalam unit song 18 shima nin no uta yg merupakan unit song dirinya bersama della dan sisil lengkap dengan tongkat yg di pakai di unit song tersebut sementara di sekeliling tubuh kakunya tersusun kabesha member dan ex member gen 2 yg di susun mengelilingi tubuh kaku saktia seolah- olah menemani dan menjaga saktia di saat- saat terakhirnya menjelang ajal tiba.

Dudut dan ella lsg berpelukan melihat kondisi mayat saktia yg meninggal dalam kesepian dan kesedihan.

"Kita terlambat dek kita terlambat..." isak dudut sambil memeluk ella.

"Maafin kita kak saktia maafin kita" isak ella.

Setelah menangis dengan puas dan mereka berdua lebih tenang akhirnya mereka berdua membawa jenazah saktia ke P3 menggunakan kereta dorong dan membakarnya serta menaburkan abunya di sekitaran fx.

Setelah abu saktia di taburkan dudut dan ella pun menuju kamar seperti yg saktia telah terangkan di buku agenda hitam yg mereka temukan. Tak lupa mereka membawa beberapa pakaian bersih yg mereka ambil dari toko yg berada di mall tersebut.

Dudut yg telah mandi dan berganti pakaian bersih tampak duduk di ranjang tampak membaca buku itu dengan khusyuk.

"Kak..." panggil ella yg baru saja membersihkan diri.

"Ya dek ada apa?" Jawab dudut sambil menutup buku milik saktia.

"Apa yg kita lakukan sekarang?" Tanya ella

"Yg kita lakukan sekarang adalah bertahan hidup"

The Cracker (Kumpulan OS JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang