WARNING!!!
GORE AND VIOLENCE CONTENT!!!JIKA GAK NYAMAN ALANGKAH BAIKNYA UNTUK TIDAK MELANJUTKAN MEMBACA PART INI!!!
"Dimana aku?"
"Kenapa aku bisa disini?"Aku tersadar di dalam sebuah ruangan, aku menatap keatas tampak sebuah lampu menyala terang diatas.
Aku merasakan kepalaku yg berat dan pening ketika aku mencoba memegang kepala ku dengan tangan aku tak bisa menggerakkan nya dan aku baru menyadari jika kedua tangan dan kaki ku terikat ketika aku mencoba berteriak ternyata mulutku tertutup lakban dengan erat.
Aku mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, yang aku ingat aku baru pulang dari theater tim ku dan sedang berjalan mengambil mobil di parkiran namun tiba2 semua gelap dan aku tersadar dalam keadaan terikat dan telanjang.
Aku menggelengkan kepala ku melihat apa yg ada di sekelilingku walau sulit dan terbatas.
Aku hanya bisa melihat sebuah meja tertutup kain hijau seperti di rumah sakit dan sebuah pintu.
Krieeetttt...... tiba- tiba pintu itu terbuka, aku pun menoleh ke arah pintu dan melihat sesosok gadis yang aku kenal, sosok gadis member yang cerewet ramah dan murah senyum mau apa dia di sini apakah dia akan menolong ku?.
"Halo kak shani, sudah sadar ya? Bagus dong kalo udah sadar." Ujar gadis itu dengan tersenyum kepadaku tapi aku melihat senyumannya serasa sangat menakutkan.
"Mmmhhh...mmmhhh..." hanya itu yang keluar dari mulutku yang tersumpal lakban saat aku berusaha meminta pertolongan padanya.
"Hehehe kenapa kak shani yang sempurna? Mau ngomong apa? Upss lupa mulutnya masih di lakban ya?" Jawabnya sambil tersenyum.
"Mhh...mhhh..." lagi- lagi aku hanya bisa bersuara seperti itu sambil berusaha berontak.
"Hihihi pasti mau minta tolong ya? Atau mau minta penjelasan kenapa kakak ada di sini?" Jawabnya sambil berjalan menuju meja yang tertutup kain hijau dan membukanya, aku melihat apa yg ada disana, terlihat banyak pisau, gunting dan entah apa lagi, melihat hal itu aku semakin takut melihat dia tersenyum sambil memilih- milih alat yang ada di meja itu.
"Kak shani ada di sini karena aku mau main- main sama kakak, kakak mau ya main- main sama aku" ujarnya lagi sambil memakai celemek berwarna coklat yang terbuat dari kulit.
Dia mendekati ku sambil memegang sebuah pisau bedah.
Dia kemudian membuka kain yang menutupi tubuh ku.
"Wooow lihat betapa mulus dan sempurnanya tubuh kak shani, memang pantas ya kak shani menjadi penerus kak ve." Serunya sambil menatap tubuhku yang telanjang.
"Hmm mulai dari mana ya mainnya? Ah ya mulai dari sini ajah" ujarnya seraya
Memotong kedua otot achiles ku dan rasanya sangatlah sakit..... dan perih sehingga aku tak bisa merasakan apapun selain sakit yang luar biasa dan air mata pun mengalir deras."Uhhh kaciaaan kak cani yg cantik, atit yaa? Cini cini aku obatin" ujarnya sambil mengguyur kan sebotol cairan yang malah membuat luka dan kaki ku semakin panas dan sakit.
"Upss salah botol, malah asam laktat yang di tuangin deh"
Dia pun mengambil gunting dari meja dan mendekati ku, aku yang masih lemas karena rasa sakit yang ku rasakan dan ku derita di kedua kaki ku merasakan sangat takut dan mengepalkan tangan ku namun aku yang terlalu lemah tidak dapat menahan sehingga dia berhasil membuka kepalan tangan ku.
"Betapa lentiknya jari- jemari kakak ini ya aku jadi iri." Dan crassshhh dia menggunting jari tangan kiri ku sampai menyemburkan darah.
"Mhhhhhhhhh!!!" Hanya teriakan tertahan dari mulut ku yg tertutup lakban.
Sakiit......sakit sekali.... apa salahku, seseorang tolong aku.....
"Ah pingsan masa pingsan sih baru segitu" "ah aku suntik adrenalin saja biar dia sadar lagi".
"Mhhh......" aku pun membuka mata ku setelah beberapa saat yang lalu aku sempat tak sadarkan diri dan aku pun kembali merasakan sakit.
"Dasar lemah baru segitu aja udah pingsan." Katanya sambil tersenyum sinis.
"Kakak pasti penasaran kenapa kakak sampai kaya gini?" Tanyanya.
"Mhhhh...." aku hanya mengangguk lemah.
"Karena aku gak suka sama kakak yang sok kalem sok cantik tapi aslinya busuk banget" katanya dengan santai.
Dia pun beranjak ke meja nya dan mengambil sebuah alat seperti bor kecil dan berjalan kearah ku.
"MHHHHH!!" Ketika bor itu mengoyak dan menghancurkan bola mata kiri ku.
Aku merasakan darah dan air mata mengalir di pipi kiri ku.
Sakit...sakit.... bunuh saja aku.... aku sudah tak mampu lagi.....
"Duh kok nangis sih cengeng banget ya." Ujarnya, ketika dia mendekati meja laknat itu tiba- tiba handphone nya berdering.
"Iya halo kak?"
"..."
"Aduhhh hampir lupa, iya iya aku siap siap dulu nanti aku langsung berangkat ke tempat latihan kak"
"....."Setelah dia mematikan handphone nya dia kembali berjalan ke meja itu dan mengambil sebuah belati yang sangat besar dan tajam.
"Sayang sekali waktu bermain sudah habis aku lupa klo hari ini mesti latihan"
Dan dia pun mulai mengiris leherku dan memotongnya.
"Ahhh gak seru nih mainnya cuman sebentar kok bisa lupa kalau sekarang latihan."
"Dony"
"Iya nona"
"Bereskan semua jangan sampai ada bukti- bukti tertinggal"
"Baik nona"
"Aku mau mandi terus berangkat latihan ya"
"Baik nona melati hati- hati di jalan"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cracker (Kumpulan OS JKT48)
Fanfictionkumpulan os ff tentang member JKT48 buatan gw tukang urut opisyel member jkt48 mau ngamuk2 mau caci maki bebas asal jgn laporin gw ajah yak wkwkwkw