Melati di tapal batas

371 23 4
                                    

Jogjakarta 1948

Kota Jogjakarta saat ini sangat lah sibuk dengan kedatangan rombongan Presiden Soekarno yg mengungsi ditambah hijrahnya anggota divisi siliwangi beserta seluruh anggota keluarganya menambah hiruk pikuk suasana kota.

Dari sebuah truk yg membawa anggota pasukan divisi siliwangi melompat lah sesosok prajurit dengan wajah yg sangat lelah.

"Hufhh, akhirnya sampai juga. Emak abah semoga emak dan abah sehat dan baik baik saja di pengungsian." Ujar pemuda itu dengan lirih.

"Ayo nal kita kumpul dulu sebelum kita pindah ke markas sementara kita" ajak sahabatnya yg turun terlebih dahulu.

Mereka adalah kinal dan yono anggota Batalion 3/ Ciremai Divisi Siliwangi dibawah pimpinan Mayor Umar Wirahadi Kusuma

Mereka berdua merupakan pejuang- pejuang muda yg mengikuti perintah dari Presiden Soekarno untuk hijrah ke jogjakarta sebagai hasil dari perundingan Renville pada bulan januari 1947.

Setelah briefing di berikan maka pasukan diberi perintahlah bahwa pasukan Batalion 3/ Ciremai ditempatkan di Colomadu Karangayar.

Beberapa jam kemudian pasukan itu telah sampai ke markas baru mereka Kinal dan Yono yg memang masih bujangan mendapatkan tempat tinggal di barak yg isinya adalah mereka yg masih bujangan dan pergi hijrah tanpa keluarganya.

"Huft belum apa- apa udah kangen emak sama abah." Keluh kinal.

"Sudah nal jgn kaya gitu ah. Ingat kita itu pergi berjuang demi kemerdekaan kita, insyaallah orang tua kita baik- baik saja" kata yono menghibur sahabat nya itu.

"iya jgn pernah mengeluh jika berjuang, berjuang itu harus ikhlas tanpa pamrih." Kata Kopral Dadang menghampiri.

"Oh akang, iya kang terimakasih nasihatnya." Jawab kinal.

"Nah kebetulan kalian berdua ada disini kinal, yono regu kita mendapatkan tugas sebagai regu jaga markas, memang sedikit santai tapi jgn pergunakan sebagi kesempatan untuk menggoda anak anak perawan sekitar sini terutama kamu yono!" Ujar kopral dadang.

"Siap kang gak akan godain perawan sini kok heheh" ujar yono sambil cengengesan.

"Kalo kita yg digodain gimana kang?" Tanya kinal polos.

"Cabok sia ku aing" jawab kopral dadang sambil pergi meninggalkan mereka berdua.

Hari- hari pun berlalu saat ini kinal dan yono sedang berjaga di depan markas batalion sementara para pejuang lain ada yang berpatorli disekitar colomadu ada juga yg berjaga di perbatasan kota.

Tampak seorang gadis bertubuh tinggi berjalan dengan rambut di kepang dua diiringi seorang gadis kecil mendekati tempat kinal dan yono sambil membawa keranjang bambu.

"Permisi mas..." sapa sang gadis jangkung.

"Silakan de, ada apa ya?" Tanya yono.

"Ini mas, bapak suruh saya mengantarkan singkong dan jagung rebus ini buat mas- masnya" jawab gadis itu sambil menyerahkan keranjang yg di bawanya begitu pula dengan gadis kecil yg mengikutinya.

"Loh, bapak mu memangnya siapa dek?" Tanya kinal, dia tidak ingin kecolongan dengan ulah mata- mata NICA yang bisa saja sengaja menaruh racun dalam makanan tersebut.

"Bapak lurah Ngasem mas dia suruh saya antar makanan ini" jawab gadis itu.

"Ooo pak lurah Ngasem toh". Jawab kinal sambil menghembuskan nafas lega setelah nengetahui makanan tersebut berasal dari lurah Ngasem yang merupakan republikein  tulen yang sering memberikan bantuan makanan serta informasi kepada para pejuang.

The Cracker (Kumpulan OS JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang