10 hal yang harus dilakukan sebelum mati:
1. Pergi ke dataran terendah di dunia => garis pantai Laut Mati.
2. Bungee jumping di Macau Tower, Macau.
3. Memandang puncak pegunungan Himalaya dari Nagarkot, Nepal.
4. Pergi ke Ushuaia, Argentina => tempat yang disebut sebagai ujung dunia.
5. Nonton konser Ben Howard.
6. Punya pekerjaan yang bisa dilakukan di mana saja, tidak menyita waktu dan gaji banyak.
7. Menemukan panggilan hidupku.
8. Bisa nyetir.
9. Buka penampungan kucing liar dan terlantar.
10. Belajar bahasa Rusia.
***
Kuarahkan kursor ke ikon save dan kuklik. Jam di laptop menunjuk pukul 16.45. Sebentar lagi waktunya pulang. Akhirnya, aku bisa pulang tenggo. Kulepas kacamataku dan kuletakkan ke atas meja. Tangan kananku memijat pangkal hidungku untuk meredakan mata lelah akibat terlalu lama menatap layar laptop. Tiba-tiba, ponselku berdering. Caller ID menunjukkan kalau peneleponnya adalah Jude, temanku.
Mau ngapain dia?
Kupasang kembali kacamataku, lalu kuraih ponsel itu. Aku mengangkatnya sambil berjalan keluar dari ruangan. "Halo."
"Halo, Nat. Bisa minta tolong?"
"Apa?"
"Tolong kasih tahu Pia kalau aku bakal telat jemput. Dari tadi aku telepon enggak diangkat, kirim pesan enggak dibalas."
"Lagi sibuk kali."
"Tolong ya, Nat," pintanya.
"Oke."
"Makasih, Nat." Jude menutup telepon.
Kulangkahkan kakiku menuju ke lift dan turun ke kafe tempat Pia bekerja sebagai supervisor. Kafe itu berada di lantai dasar gedung ini. Kantorku ada di lantai teratas gedung yang juga berfungsi sebagai pusat perbelanjaan. Gedung ini juga satu kompleks dengan apartemen dan hotel bintang empat.
Ketika sampai di depan kafe, aku melihat Pia sedang mengobrol dengan seorang cowok berpostur tinggi menjulang. Meskipun sudah memakai high heels, Pia tetap terlihat pendek. Mereka berdiri di dekat meja kasir. Tangan kanan Pia berkali-kali menepuk bahu cowok itu saat tertawa. Dari pengamatanku mereka kelihatan akrab.
Aku berjalan mendekat. Pia melihatku, lalu tersenyum dan melambai ke arahku. Kubalas lambaiannya.
"Hai, Nat," sapa Pia ketika aku berada di sampingnya.
Aku mendengar penggalan lagu Green Day yang berjudul When I Come Around.
No time to search the world around
'Cause you know where I'll be found
When I come around
Ternyata bunyi itu berasal dari ponsel milik cowok yang tadi mengobrol dengan Pia. Dia mengambil benda bersuara nyaring itu dari dalam saku kemeja dan menatapnya. Matanya terbelalak. Sementara gelas kertas berisi kopi yang dipegangnya miring. Dan, isinya tumpah ke sepatuku.
"Arrrgh...!" teriakku sambil menatap alas kakiku. Sepatu yang sudah tidak dijual.
"Aduh, sorry," kata cowok itu. Dia meletakkan gelas kopi ke meja kasir. Wajahnya menunjukkan kalau dia merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young and Restless
Ficción GeneralNattaya adalah salah satu dari jutaan pekerja di ibu kota yang harus pergi pagi pulang petang. Waktunya pun lebih banyak dihabiskan di kantor dan jalan. Ketika sebagian besar perempuan seusianya sibuk mencari suami, dia lebih tertarik untuk memenuhi...