Play list : HONNE-TAKE YOU HIGH
————————
Reina bangun saat ia mendengar suara hujan yang turun begitu deras, ia lupa menutup pintu yang terhubung dengan balkon kamarnya. Reina keluar menuju balkon kamarnya dan menikmati hujan deras yang turun sore ini.
Wangi.
Itulah yang Reina suka dari hujan, wanginya itu selalu membuat dirinya ketagihan untuk selalu hujan setiap saat. Tapi ya mana mungkin bisa bisa tenggelam Jakarta kalau hujan terus menerus.
Reina memejamkan matanya melupakan semua hal hal yang membuatnya sakit kepala, melupakan semua mimpi buruknya, melupakan semua kekesalannya pada Kakaknya. Gadis itu begitu menikmati hujan yang turun sore ini. Bunyi ponselnya membuat pejaman matanya terbuka, Reina kembali masuk ke kamarnya dan meraih ponselnya yang tergeletak di kasurnya.
Rezio menelfonnya. Ada kebahagiaan saat melihat nama Rezio, tapi ada rasa penasaran yang menyelimuti rasa bahagia Reina. Gadis itu memutuskan untuk mengangkat telfonnya.
"Halo Kak"
"Halo Rei, lo lagi ngapain?"
"Gue baru bangun tidur Kak ini mau nutup pintu balkon, berisik banget. Kak Zio lagi ngapain?"
"Disini hujan. Gue inget lo, lo suka hujan kan ya?"
Reina diam tidak menjawab, ia hanya melamun menatap pantulan dirinya didepan cermin yang begitu besar.
"Iya Kak Rei suka hujan."
"Gue ajak lo jalan mau gak? Mumpung hujan, gue gak butuh jawaban lo sih. Yaudah gue otw, see ya"
Reina menutup ponselnya saat Rezio sudah terlebih dahulu menutup ponselnya. Reina menjambak rambutnya, ia sangat bingung saat ini. Jujur dia sangat bahagia bisa dekat dengan Rezio tapi pasti ada yang Rezio sembunyikan yang membuatnya tiba tiba jadi berubah padanya. Dan Tyo, bukan ia tidak tau bahwa Tyo selalu tegang jika ia sedang bertemu dengan Kathrine, atau ia hanya sekedar menyebut namanya. Apa yang mereka sembunyikan sebenarnya ?
"Reina sayang"
"Oh my god Mommy, bikin Rei kaget aja. Ketuk dulu dong Mom"
"Lah Mom udah ketuk berkali kali sayang, tapi kamu gak jawab. Ya sudah Mommy masuk aja deh"
"Ada apa Mommyku sayang?"
"Seharusnya Mom yang nanya kamu, kamu kenapa melamun di depan cermin ha?"
Reina menggelengkan kepalanya dan duduk ditepi kasur menghadap ke Ibunya.
"Jangan bohong sama Mommy kamu kenapasih sayang?"
Gadis itu menghela nafasnya kemudian menjawab
"Rei bingung Mom biasanya tiap Kak Zio ngajak jalan, Rei pasti seneng atau antusias gitu. Tapi akhir akhir ini Rei jadi mikir terus Mom"
"Mikir apa sayang?"
"Mikir, kenapa Kak Zio jadi baik banget sama Rei. I mean dia emang baik dari dulu, cuma cara Kak Zio nunjukkin sekarang itu lebih berbeda dari yang dulu"
"Itu tandanya dia punya rasa ke kamu Rei"
"Secepat itu Mom? Bukannya Cinta itu datang karena terbiasa? Kak Zio terbiasa apa dengan Rei?"
Evelyne tersenyum dengan anggunnya kepada putri bungsunya ini.
"Cinta memang datang dengan keterbiasaan, tapi bukan berarti dengan waktu yang singkat Cinta tidak bisa hadir diantara Kamu ataupun Zio. Rei, kamu bukan bingung soal perasaan Zio ke kamu, yang kamu bingungkan itu tentang perasaan kamu sendiri ke Zio"
Reina mengangkat kepalanya dan menatap dalam-dalam Evelyne. Ibunya ini memang benar, Reina tidak terlalu membingungkan perasaan Rezio tapi yang membuatnya bingung adalah perasaannya sendiri.
"Mommy tau bukan cuma Zio yang menjadi poros utama hidup Rei, dan Rei juga tau gimana perasaan Rei ke Zio. Karena itu Mommy saranin kamu ganti baju dan segera turun kebawah, Mom rasa Zio udah nungguin kamu tuh"
Reina tertawa melihat wajah ibunya dari serius menjadi tatapan menggoda.
"Oke. Rei siap siap ya Mom"
Reina sudah siap dengan cepat dan Evelyne pun sudah turun ke ruang tamu untuk menyambut Rezio.
Reina turun dengan celana pendek selututnya dan baju kaos berwarna hijau, rambutnya yang sudah berganti warna menjadi warna hitam itu ia sanggul asal dan tak lupa sepatu santai Adidas miliknya bertendeng manis di kaki mulusnya.
"Gue lama ya Kak?"
"Pakai nanya lagi. Tadi gue udah izin sama nyokap lo, yaudah ayo pergi sekarang"
"Bentar deh, kok Kakak cepet banget nyampainya Kak, jangan-jangan—"
"Iya pas nelfon lo gue emang udah disini. Udah lah ribet banget sih, ayo cepetan"
Reina mengangguk dan terlihat bahagia berjalan dengan tangan yang digandeng oleh Rezio.
"Loh mobil Kak Zio mana?"
"Mobil?"
"Iya inikan hujan, masa kita naik motor sih Kak"
"Ya emang kenapa kalau hujan?"
"Nanti Rei basah dong, gue baru aja mandi Kak"
"Yang bilang naik motor siapa? Kita naik itu"
Rezio menunjuk sepeda berwarna hitam merah metalik terparkir rapih didepan pagar rumah Reina. Reina tak dapat menahan wajah bodohnya ia pun hanya ternganga tidak percaya dengan apa yang dibawa Rezio
"Apa? Naik sepeda? Kak aduh ini hujan, jangan main main deh"
"Bising. Ayo cepet"
Rezio menarik Reina dan sudah duduk rapih diatas sepedanya
"Buruan naik, lo gue tinggal ya"
"Tapi Kak–"
"Naik apa enggak sama sekali!!"
Sialan Rezio memang tetap pemaksa yang menyebalkan. Dengan raut wajah kekesalan Reina menaiki sepeda yang Rezio tumpangi, lalu dengan gesit Rezio mengkayuh sepadanya keluar dari komplek perumahan Reina.
Dibalik jendela besar kediaman Varquez, Kathrine mengintip kejadian barusan ini. Kathrine hanya menunduk lesu tak berdaya, seberapa keras pun ia mencoba untuk menghalangnya kalau usaha Rezio sekeras itu mana bisa di hadang oleh Kathrine.
Kathrine, gadis itu menutup tirai jendelanya dan menghela nafasnya, sampai kapan ia akan tetap diam padahal ia tau kebenarannya. Sudah cukup selama ini ia membohongi semua orang. Membohongi Ibunya, Ayahnya dan terutama Reina. Apa jadinya jika kebenaran terungkap? Percayakah mereka dengan alasan Kathrine, terkhusus Reina. Bisakah adiknya itu mengerti tujuan Kathrine?
Bahwa dirinya sangat menyanyagi adik satu-satunya itu.
****
BSDH PART 24 DONE !!!
JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN DENGAN VOTE DAN COMMENTS CERITA INI
_auhtor_

KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)
Teen Fiction(BEBERAPA CHAPTER ADA YANG AKU UNPUBLISH KARENA DALAM PROSES PENERBITAN, JANGAN LUPA IKUTAN PO NYA) Mari kuperlihatkan pada kalian, Tentang kuatnya ikatan persaudaraan Tentang Persahabatan yang diinginkan semua orang Tentang Cinta yang tidak di ha...