Sampai benar-benar kehilangan
kamu tidak akan tau seberapa berhaganya dia
-h.j.p
---
Hujan diluar semakin deras turun kebumi, tidak ada yang berkutik selain hanya diam dan berteduh dibalik perlindungannya masing masing. Begitu pula dengan Kathrine, anak sulung dari keluarga Varquez. Ia terduduk tak berdaya saat ini melamunkan akan nasibnya dan hubungannya dengan adiknya-Reina.
Jangan tanyakan karena Reina pasti sangat kecewa dengan dirinya. Inilah yang membuat Kathrine sungguh takut selama ini, Sudah sebisa mungkin ia menjauhkan Reina dari kekacauan ini namun tepat beberapa menit berlalu Ia lah yang menjadi alasan terkuat adiknya merasakan kesakitan ini.
Kathrine mengusap kasar wajahnya dengan tangan gemetar, baru beberapa hari hubungannya dengan Reina membaik. Haruskah sekarang memburuk lagi hanya karena kekacauan ini? Ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
"Halo Yo, dia datang kesini. Reina tau"
***
Reina menutup kepalnya dengan bantal dan menangis sejadi jadinya, mimpi buruknya selama ini menjadi kenyataan. Harapannya pupus begitu saja, tidak ada lagi yang bisa ia pertahankan. Ternyata benar mereka semua menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kenapa harus Kak Rine orangnya, kenapa? Kenapa harus Kak Zio orangnya, kenapa harus mereka berdua?????!!!"
Teriaknya penuh amarah, ia menjambak rambutnya dan membanting semua barang barang di dalam kamarnya. Perkataan Rezio terekam indah di benak Reina dan itu membuatnya ingin memecahkan kepalanya sendiri.
'Gue cuma sayang sama lo Rine. Dan lo tau itu kan? Gue gak bisa sayang sama adek lo, Rine'
Kalimat Rezio benar benar terekam tanpa hilang satu huruf pun dari benak Reina. Mata yang sudah sembab, ditambah kondisi kamar yang hancur berantakan membuat Reina seakan tidak memiliki sandaran hidupnya. Lalu terbesitlah sebuah nama yang selalu menjadi obatnya selama ini
Tyo
Ia meraih ponsel yang sudah dibantingnya ke lantai dan mulai mencari kontak sahabatnya itu, hanya sekedar untuk mengobati hatinya yang sakit ini Sambungan pertama tidak diangkat begitupun seterusnya hingga Reina membantingkan ponselnya dikasur miliknya, kemudian kembali menutupi wajahnya dengan bantal. Sakit, kecewa, marah semuanya menjadi satu dalam cerita yang amat menyakitkan bagi Reina.
Hingga akhirnya iapun tertarik kealam yang lebih tenang, sunyi dan tidak ada rasa sakit seperti yang dirasakannya saat ini. Perlahan penglihatan mulai meremang, suara disekeliling mulai hilang sampai akhirnya warna hitam dan ketenangan yang ia dapatkan untuk menghilangkan sakitnya sejenak ini.
***
"Lo brengsek!! Kenapa lo harus kerumah dia ha?! Kenapa?! Gue udah kasih tau lo jangan pernah nyakitin dia, dan tetep lo lakuin. Bangsat lo!!!"
Lelaki itu terus memukuli lawan bicaranya tanpa ampun sedangkan lawan bicaranya hanya mampu tersenyum sinis memandanginya.
"Apa lo bangsat?! Gue udah ngasih lo kesempatan deket sama dia, bukan untuk nyakitin dia!! Tapi–"
"Untuk menguji seberapa setianya dia sama lo? Iya? Atau untuk melihat kalau cewe yang lo suka selama bertahun tahun itu, ternyata bisa dengan mudah jatuh hati sama orang lain?"
Berhenti.
Tidak ada lagi pukulan yang diterima dan diberikan oleh dua lelaki yang tampangnya sama sama berantakan. Yang satu sebagai pemukul tadi terdiam membisu mendengar ucapan sarkas dari orang di hadapannya ini, dan yang satunya sebagai orang yang dipukul tersenyum sinis penuh kemenangan.
Lelaki yang dipukuli tadi kemudian membenarkan letak kemeja yang sudah lecek ditambah berkas darah dimana mana, ia berjalan mendekati seseorang didepannya ini dan membisikkan sebuah kalimat dengan nada dingin sebagai tanda kemenangannya
"Checkmate, Yo"
***
Perlahan namun pasti Reina merasakan rambut panjangnya tengah dielus dengan lembut, ia mencoba menarik dirinya ke alam sadarnya agar dapat melihat siapa orangnya. Namun sakit kepala yang teramat sangat, membuatnya kembali menutup mata dan tidak membukanya.
Suara hujan diluar juga masih belum reda, Reina mungkin masih memejamkan matanya namun indra pendengarannya sudah berfungsi dengan baik sehingga ia bisa mendengar bahwa hujan masih saja terus turun ke bumi sama seperti dirinya yang terus saja ingin menangis.
"Na...."
Dua huruf panggilan nama itu sukses membuat Reina seketika memilki kekuatan penuh untuk membuka matanya, ia melihat siapa yang dari tadi mengelus lembut rambutnya dan saat mata mereka saling bertemu saat itulah Reina benar benar takut akan kehilangan obatnya selama ini, ia takut tidak bisa menatap mata tajam namun penuh akan kasih sayang itu.
"Yo...."
Reina bangkit dari tidurnya dan langsung memeluk Tyo menyandarkan kepalanya di dada bidang sahabatnya ini. Reina selalu menanyakan hal yang tidak pernah ia tau apa jawabannya
'Kenapa Tyo selalu bisa membuatnya lebih tenang ?'
'Kenapa pelukan Tyo yang mampu berefek besar padanya?'
'Kenapa disaat ia sedang dalam keadaan terpuruk selalu ada Tyo?'
Reina menumpahkan kembali tangisannya di dada Tyo, tak perduli jika baju yang dikenakan sahabatnya itu akan basah karena air matanya.
"Sakit Yo, sakit. Ke—napa har—us mereka Yo?" Reina bertanya dengan suaranya yang putus putus karena sesegukkan menangis.
"Hussst, udah gak usah nangis. Sekarang ada gue disini. Lo boleh nangis sekarang, tapi enggak untuk besok. Lo selalu punya gue sebagai tempat sandaran"
Reina menganggukkan kepalanya dan mulai meredam tangisnya, perlahan dan akhirnya tangisannya benar benar berhenti Tyo memang seajaib itu.
Tyo melepas pelukannya kemudian menghapus sisa air mata di ujung mata Reina. Setelah itu ia menyisiri rambut Reina pelan dengan jarinya.
"Oke princess . Don't cry anymore, just smile. I'll be there for you"
Reina terharu dengan ucapan Tyo sederhana namun terasa sangat menenangkan apalagi segala macam sikap manisnya membuat Reina benar benar tidak ingin berpisah jauh dari Tyo.
Bolehkah sekali saja Reina meminta pada Tuhan?
'Please keep him for me. because I don't know how destroyed I'm when he leave me.'
Dibelakang Reina dan Tyo, Kathrine tengah menahan tangisnya. Ini salah namun tidak bisa ia tepikan rasa sakit yang dirasakan adiknya sebanding dengan apa yang ia lihat kali ini.
Sekuat apapun ia berjuang, mencoba menggapai Tyo, kalau yang ingin digapai malah tidak mengizinkanya ia bisa apa ?
Inikah yang dinamakan Karma?
****
BSDH PART 31 DONE !!!
JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN DENGAN VOTE DAN COMMENTS CERITA INI
_author_
![](https://img.wattpad.com/cover/95056516-288-k763294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)
Ficção Adolescente(BEBERAPA CHAPTER ADA YANG AKU UNPUBLISH KARENA DALAM PROSES PENERBITAN, JANGAN LUPA IKUTAN PO NYA) Mari kuperlihatkan pada kalian, Tentang kuatnya ikatan persaudaraan Tentang Persahabatan yang diinginkan semua orang Tentang Cinta yang tidak di ha...