Gadis penikmat hujan itu memasuki rumahnya dengan wajah berseri seri dan senyum yang tak luntur walau saat ini ia sedang basah kuyup akibat derasnya air yang turun dari langit . Debaran jantungnya tak henti hentinya menjerit seakan tak tau cara berhenti, Reina melangkahkan kakinya menuju tangga yang akan membawanya ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar namanya dipanggil.
"Reina"
Gadis itupun membalikkan badannya saat mendengar suara khas itu memanggilnya.
"Daddy" jawabnya dengan nada kegirangan karena tak menyangka akan mendapatkan Ayahnya di saat jam kerja seperti ini.
Reina melangkahkan kakinya yang tadi sudah berada di anak tangga pertama, kembali ke sofa besar di ruang tamu rumahnya. Dengan wajah ceria dan semu merah di pipinya Reina duduk disamping Daddy nya sambil terus memeluk bunga pemberian Rezio. Devian tersenyum kecil saat melihat tingkah putri bungsunya ini, "Dari Tyo?" tanya Devian dengan mantap saat ia yakin bahwa memang Tyo lah yang memberikan bunga itu kepada anak bungsunya.
"Bukan ih. Daddy mah otaknya Tyo mulu". Reina memanyunkan bibirnya sebagai bentuk ia kesal dengan Daddy nya. Devian tertawa dengan wajah tampannya walaupun sudah mulai mengerut diakibatkan usia yang melanjut.
"Jadi My Princess udah punya pacar baru? Kok Daddy gak tau sih. Ah setau Daddy kamu itu sama Tyo". Reina mengangkat bahunya tanda ia malas menjawab pertanyaan atau pernyataan dari Daddy nya.
"Boleh Daddy tau siapa lelaki yang sudah hebatnya mengambil hati anak Daddy yang katanya ketus ini?" . Reina memainkan kakinya dan belum menjawab pertanyaan dari Daddy nya. "Ah tau deh, Rei capek Dad" Baru saja Reina akan berdiri dari duduknya Devian kembali memanggilnya.
"Rei, kita jarang punya waktu berdua sayang. Banyak hal yang ingin Daddy bicarakan, termasuk hubungan asmara kamu. Bukan berarti Daddy ingin ikut campur, hanya saja bagi seorang Ayah rasanya aman jika mengetahui anaknya pergi dengan siapa dan bagaimana wataknya". Reina terdiam dalam berdirinya yang tadinya ingin berlalu ke kamarnya. Ia rasa apa yang Daddy nya bicarakan memang benar, jarang sekali mereka berkumpul keluarga hanya membahas masalah tidak penting itu.
Atau bahkan memang sudah tidak pernah lagi semenjak perusahaan Devian kembali membuka cabang baru di Negara negara maju, yang membuatnya semakin sibuk untuk mengurusi semua perusahaan itu.
Reina kembali duduk di sisi kanan Devian, dan menyimpan buket pemberian dari Rezio di sofa yang lain. Reina rasa ini waktunya untuk berbagi kisahnya dengan Devian, sebenarnya Reina dekat dengan kedua orang tuanya. Namun hari ini ia tidak melihat tanda keberadaan Ibunya, Mungkin Mom nya tengah sibuk mengurusi beberapa butik yang baru buka di Bandung dan Bali. Yah beginilah keadaan keluarga Reina, semua sibuk dengan urusan masing masing. Tapi bukan berarti Ia miskin akan kasih sayang orang tua.
"Jadi apa yang mau Daddy tau?" Devian mengelus rambut panjang Reina dan tersenyum hangat kepada putrinya itu. "Ceritakan semua tentangnya yang kamu rasakan, sayang".
"Semuanya...." Reina bergugam pelan dengan kembali mengingat bagaimana awal pertama ia bertemu dengan Rezio.
"Dia baik terkadang menyebalkan, suka merintah ini itu otoriter sekali. Tapi dia punya sejuta misteri yang selalu buat Rei dag dig dug. Wajahnya itu mirip seseorang, tapi Rei gak tau siapa. Rasanya dia gak asing, sepertinya kami pernah bertemu sebelumnya. Tapi Rei gak tau bener apa enggak". Reina menoleh ke arah Devian dan kembali menyenderkan kepalanya ke bahu kokoh milik Ayahnya itu.
"Namanya?"
Ada jeda beberapa detik sebelum Reina memberitaukan nama Rezio.
"Namanya Rezio"
![](https://img.wattpad.com/cover/95056516-288-k763294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)
Teen Fiction(BEBERAPA CHAPTER ADA YANG AKU UNPUBLISH KARENA DALAM PROSES PENERBITAN, JANGAN LUPA IKUTAN PO NYA) Mari kuperlihatkan pada kalian, Tentang kuatnya ikatan persaudaraan Tentang Persahabatan yang diinginkan semua orang Tentang Cinta yang tidak di ha...