BSDH(22)

363 15 0
                                    

*flashback on*

Siang ini matahari tidak muncul seperti hari hari biasanya, matahari memilih untuk bersembunyi dibalik awan hitam kelabu. Siang ini juga menjadi hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh seorang gadis kecil yang tengah bermain main di halaman rumahnya dengan rintik hujan yang terus jatuh dari langit.

"Mom, lihat !!" gadis kecil itu berseru memanggil Ibunya saat ia berhasil mengambil setangkai mawar dari halaman rumahnya. Gadis kecil itu berlari gesit kesana kemari seperti alunan musik dibawah hujan.

"Sweety, kemarilah nak. Hujan sudah cukup deras nanti kaMu sakit nak" Sang Ibu berteriak memanggil anaknya yang sibuk bermain dengan mawarnya dibawah hujan siang ini.

Gadis itu lari kearah Ibunya sambil terus tersenyum dengan sangat manisnya, menampakkan deretan giginya yang rapih dan putih.

"Mom apakah aku cantik?" tanyanya polos dengan hujan yang terus mengalir dari wajah mungilnya.

"Tentu saja sayang, kau sangat cantik. Siapa yang bisa mengalahkan kecantikanmu? Bahkan Mommy saja tidak bisa" jawab sang Ibu dengan manisnya.

"Tidak. Kau salah Mom, ada yang bisa mengalahkan kecantikanku ini" jawab gadis kecil itu sambil terkekeh sedikit.

"Oh ya? Siapa dia?"

"Bunga mawar ini" jawab gadis itu dengan polosnya diselengi kekehan kecilnya. Sang Ibu tersenyun kemudian mencium gadis kecilnya itu.

"Reina sayang, berhenti ya main hujannya? Kamu sudah satu jam loh mainnya, nanti kamu sakit sayang". Bujuk Ibunya kepada Reina kecil.

"No Mom. I'm fine, i'll wait Daddy and Rine come here. Because they're have promised to me" Evelyne menghela nafas Ia tidak bisa berdebat dengan putrinya. Reina sangat kekeuh pada penderiannya sejak kecil

"Oke. You wait here, and i'll back"

Evelyne meninggalakn putrinya di halaman rumah dan memilih untuk masuk mengambil handuk serta pakaian kering untuk Reina.

Sedangkan gadis kecil itu masih sibuk bermain diluar dengan bunganya dibawah rintikan hujan. Melompat kesana kemari, dengan rambut hitamnya yang sudah basah karena hujan turun semakin deras.

Ia melihat kupu-kupu yang hinggap di bunga mawarnya, dengan senyum yang terus mengembang Reina kecil mencoba menyentuh kupu-kupu itu. Namun gagal, sebelum jari mungil itu menyentuhnya si kupu-kupu sudah terlebih dahulu terbang menjauh. Reina kecil geram dan mencoba mengejar kupu-kupu tersebut.

Ia tidak memperdulikan lagi permainan dibawah hujannya, yang diperdulikannya hanya menangkap kupu-kupu itu. Reina kecil terus melompat mencoba meraih kupu-kupu namun ia selalu gagal, tapi semangat gadis kecil ini tidak pupus begitu saja. Ia terus saja mencoba dan sedikit lagi ia akan berhasil menangkapnya jika saja tidak ada suara klakson mobil yang mengangetkan kupu-kupu itu. Dan suara klakson mobil itu membuat Reina kecil menoleh kearah sumber suara dengan wajah pucat dan kagetnya. Semuanya terjadi begitu cepat, hingga gadis itu tidak merasakan apa apalagi yang hanya didengarnya hanya suara Ibunya yang memanggilnya dengan sangat kencang dan bersamaan dengan itu badan gadis itu terpental beberapa meter kedepan, setelah itu semua menjadi gelap.

***

Usianya baru menginjak 12 tahun, namun Ia memiliki postur tubuh yang lebih besar daripada teman seusianya. Dengan usia seperti itu Ia sudah memikiki tinggi hampir setinggi anak remaja SMA. Siang ini ia merasa kesal dengan orang tuanya, namun kekesalan itu tidak ia lampiaskan didepan orang tuanya. Ia memilih mengemudikan mobil Ayahnya yang baru dua hari ia pelajari, dengan kekesalan dihatinya.

Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang