Sama seperti hari hari sebelumnya tidak ada sesuatu yang spesial bagi seorang Anastasya Reina Varquez, walaupun ini adalah hari terakhir UAS semester satunya dikelas 12. Suasana ruang 06 begitu sunyi, tidak terdengar suara berisik yang terdengar hanya dentuman suara dari pendinginin ruangAn dan gerakan jam yang bergerak setiap detiknya.
Reina gadis itu masih terlelap dalam tidurnya entah dia bermimpi atau tidak yang jelas tidurnya sangat pulas hari ini. Padahal ini adalah mata pelajaran Fisika, ketika semua siswa disibukkan dengan mencoret coret kertasnya sambil sesekali menggaruk garuk kepalanya. Reina telah menyiapkan ujiannya pada awal menit ke tiga puluh. Masih tersisa 45 menit lagi untuk bel berbunyi tanda ujian berakhir, namun Reina sudah tidur menunggu bunyi bel tersebut.
Padahal semalam Reina tidak belajar Fisika ia hanya membolak balikkan kertasnya sambil sesekali menguap karena ngantuk. Akhir akhir ini selama UAS, Reina selalu insomnia mimpi buruk selalu menjadi penghalangnya untuk tidur nyenyak. Salah satu alternativenya untuk membalas tidurnya yaitu dengan tidur di kelas. Jadi setelah Reina menyelesaikan ujiannya ia langsung tertidur tanpa ampun diatas mejanya. Disaat semua orang sibuk mencari contekkan Reina dengan damainya tertidur, memang dasar Reina otaknya encer mau tidak belajar juga hasilnya tetap memuaskan.
"Reina!! Hei bangun kamu, Reina!!"
Reina kaget dan langsung bangun dengan wajah kusutnya akibat terlalu lelap tertidur.
"Maaf Mrs"
"Kamu kenapa tidur pas lagi ujian? Memangnya kamu sudah selesai?"
Sesekali Reina menahan dirinya untuk tidak menguap didepan gurunya ini, dan mengucek ucek matanya karena pandangannya belum terlalu jelas.
"Iya Mrs saya sudah siap, dari pada saya bising yasudah saya tidur aja" jawabnya enteng.
"Kalau sudah siap ya dikumpul Reina, bukan dibawa tidur kertas ujian kamu itu!!" suara pengawasnya ini naik 3 oktaf dari nada dasar. Dan itu membuat Reina menelan ludahnya karena gertakan dari guru sekaligus pengawasnya ini. Belum sempat Reina berdiri teman yang duduk dibelakangnya memanggil namanya dengan suara pelan.
"Rei, Reina woi bagi jawaban dong" Reina balik badan dan melihat teman sekelasnya yang sedang memandangnya dengan tatapan memelas.
"Rei sumpah bagi jawaban dong gue kosong banget nih kertas ujiannya, cepet Rei"
"Bawel banget sih lo. Nih ambil kertas soal gue, itu udah gue silang jawabannya. Kertas jawabannya mau gue kumpul" Reina berlalu dari hadapan temannya itu dan berjalan menuju meja guru untuk mengumpul kertas ujiannya.
"Ini Mrs saya udah siap kan, sekarang saya boleh keluar kan?"
"Tidak Reina. Tunggu sampai bel berbunyi baru kamu boleh keluar dengan siswa yang lainnya"
Reina menghela nafasnya kemudian menuruti perintah gurunya dan duduk manis kembali di bangkunya.
Rasa kantuknya datang lagi, sebenarnya tidak benar benar pergi karena dari tadi Reina bukannya mengusir rasa kantuk namun ia hanya menunda untuk waktu yang tepat.Terserah dengan ocehan gurunya Reina melipat tangannya dan menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangannya, kemudian ia mulai memejamkan mata kembali. Tidak butuh waktu lama deruan tidur Reina pun mulai menjadi alunan tersendiri baginya untuk tetap tidur tanpa gangguan. Cukup lama gadis itu membantai tidurnya dikelas dan saat suara bell berbunyi sangat nyaring, barulah Reina bangun masih dengan mata sayup sayup.
Ia mengemasi beberapa peralatan tulisnya yang berserak karena tidak di simpannya saat sebelum tidur. Dengan wajah yang masih cemberut akibat bangun tidur yang terpaksa, Reina keluar dari ruang ujian dan sudah melihat wajah Tyo didepan ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)
Novela Juvenil(BEBERAPA CHAPTER ADA YANG AKU UNPUBLISH KARENA DALAM PROSES PENERBITAN, JANGAN LUPA IKUTAN PO NYA) Mari kuperlihatkan pada kalian, Tentang kuatnya ikatan persaudaraan Tentang Persahabatan yang diinginkan semua orang Tentang Cinta yang tidak di ha...