Pak Tomi selaku wali kelas XII IPA-3, terlihat memasuki kelas di ikuti dari belakang anak laki-laki tampan yang asing dimata semua murid, semua nya pun terkejut dan mulai berbisik bisik terhadap anak laki-laki yang ada didepan. Pak Tomi pun duduk di kursi nya sedangkan laki-laki itu berdiri di tengah-tengah dengan gagah dan tersenyum tipis.
"Ayo nak silakan perkenakan diri kamu dulu." Kata pak Tomi dan di anggukan oleh anak laki-laki tersebut.
"Perkenalkan nama saya Angga Rivaldo kalian bisa panggil saya Angga. Saya murid pindahan dari SMA Budi Pekerti." Kata anak tersebut seraya tersenyum manis, semua murid terutama cewek yang melihat laki-laki seketika heboh. Kecuali Risti, dia hanya bersikap biasa saja menatap laki-laki yang ada didepan itu dengan malas sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Oke, silahkan duduk di bangku kosong yang ada di belakang sana." Ucap pak Tomi sambil menunjukkan arah tangannya ke bangku kosong yang ternyata ada di sebelah Risti. Risti terkejut ketika mengetahui laki-laki itu akan duduk disampingnya, ia pun segera berdiri membuat Angga yang ingin mulai berjalan seketika ia urungkan kembali.
"Nggak bisa gitu dong pak ini kan bangku saya, sama yang lain aja lah pak ilah." Semuanya langsung menatap Risti, Risti yang merasa dirinya ditatap segera memutar matanya malas dan segera duduk kembali.
"Kan bangku yang kosong cuma samping kamu doang Ris." Kata pak Tomi, dan Angga hanya menatap Risti dan pak Tomi bergantian.
"Nggak pak saya nggak mau." Balas Risti yang kekeuh tidak ingin kursi sebelah nya di duduki oleh orang lain yang baru saja memperkenalkan dirinya di depan.
"Risti kamu jangan menbantah ya, ayo Angga silahkan duduk." Kata pak Tomi lagi.
"Ck, terserah." Risti menghela nafas panjang lalu ia baringkan kembali kepalanya di atas meja menghadap ke tembok.
Angga pun mengangguk kemudian ia berjalan menuju kursi yang ada di samping Risti, saat sudah duduk dengan nyaman Angga memperhatikan Risti dalam diam, kemudian berucap dengan pelan.
"Hei, kenalin gue Angga." Katanya, sambil mengulurkan tangan kepada Risti, Risti bisa mendengar itu dengan jelas namun tetap saja ia merasa kesal dengan Angga. Ia pun mengabaikan uluran tangannya dan tidak ingin bertatap muka dengan laki-laki itu.
"Udah tau." Jawab Risti singkat yang masih setia di posisi nya itu.
"Ah oke sorry." Jawab Angga pelan sambil mengepalkan tangannya pelan ketika mendengar jawaban singkat dari teman sebangku nya itu.
Hingga pelajaran di mulai Risti sama sekali tidak ada interaksi apapun terhadap Angga, Angga hanya memperhatikan gerak-gerik Risti secara diam-diam.
°°°°°
'Saatnya istirahat'
Terdengar suara bel istirahat telah di bunyikan dengan sangat nyaring mungkin bisa terdengar dari luar sekolah juga, semua murid pun langsung merapihkan buku dan juga alat tulisnya kemudian segera pergi keluar kelas dengan berlari ataupun berjalan dengan santai menuju kantin.
Risti pun merapihkan buku dan memasukkan alat tulisnya kedalam tempat pensil, namun Angga lagi lagi mencoba untuk berinteraksi dengan teman sebangkunya itu alias Risti.
"Ris, mau ke kantin bareng?" Ajak Angga. Risti menghela nafas mendengar ajakan dari Angga itu, ia pun langsung menatap Angga tajam.
"Dih, sokap banget lo sama gue." Celetuk Risti kepada Angga, ia pun segera berdiri untuk berjalan menuju kantin. Namun Sevya dan Alia menghadangnya, membuat langkah Risti terhenti.
"Risti, lo kenapa gitu banget si sama Angga? Lo kaga liat apa itu tampangnya udah cool, ganteng, putih, tinggi dan lo malah bersikap kayak gitu ke dia." Bisik Alia sambil narik tangan Risti untuk menjauh dari posisi Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia [REVISI]
Teen Fiction[ •COMPLETED• ] "Kenapa setiap penyesalan selalu dateng di akhir? Gue nyesel sama diri gue sendiri udah telat sadar bahwa gue suka sama dia. Dan kenapa disaat gue udah mulai cinta sama dia, dia malah pergi ninggalin gue? Bodoh emang" . "Iya emangnya...