prolog

7.9K 162 5
                                    

KRING..

KRING..

KRING..

Terdengar bunyi alarm dari jam weker nya yang sangat nyaring itu kini menunjukkan pukul 05:40 WIB. Terlihat seorang gadis terlonjak dari tidurnya, ia pun dengan terpaksa harus membuka matanya perlahan, berdiam diri sebentar sambil mengerjapkan matanya. Lalu ia pun bangun, dan segera mematikan alarm yang sangat berisik itu.

"Ahh ganggu banget." Gadis itu segera duduk sambil merenggangkan badannya setelah itu ia pun berdiri dan berjalan untuk mengambil handuk nya lepas itu ia segera masuk ke kamar mandi.

.

BYURR!

"Aaaa!!!"

Terdengar suara teriakan dari dalam kamar mandi, mungkin yang berada didekat sana akan terlonjak kaget saat mendengar nya.
Dan tak lama gadis itu pun keluar dari kamar mandi menggunakan handuknya dan juga handuk kecil yang melilit di kepalanya.

"Gilaa sih air nya dingin banget." Gumam nya sambil memeluk tubuhnya sendiri, duduk di pinggir kasur lalu mengambil selimut untuk menghangatkan tubuh nya yang terlihat bergetar karena menggigil.

Saat merasa sudah tidak dingin lagi, ia pun segera memakai seragam sekolahnya lalu merapikan peralatan sekolah nya, seperti buku pelajaran dan alat tulisnya. Tidak lupa juga ia langsung memakai kaos kaki, hanya saja sepatunya ada di lantai bawah jadi ia hanya memakai kaos kaki nya saja dari kamar. Setelah sudah selesai semua gadis itu segera keluar kamar dan turun ke lantai dasar untuk sarapan bersama keluarga nya.

Tepat sekali, saat ia turun keluarganya sudah menyiapkan semua makanan di meja makan. Ia langsung saja duduk di kursi berhadapan dengan ibu nya.

"Wih nasi goreng, kesukaan aku." Katanya, sambil melihat semua makanan yang ada di meja tersebut dengan seulas senyum yang mengembang diwajahnya.

"Tadi mami baru mau samperin kamu, eh udah turun duluan. Iya ini kesukaan anak mami, makanya mami masak. Pi, itu kopi nya diminum." Kata sang ibu, seraya menyendok an nasi ke piring. Lalu menyuruh sang suami yang kini terlihat sedang sibuk merapihkan dasi nya.

"Aduh iya mi ini bantuin dulu, papi nggak bisa." Balas sang kepala rumah tangga itu yang masih sibuk dengan dasi nya yang terlihat berantakan.

"Ih papi gitu aja nggak bisa? Lebay banget." Celetuk gadis itu ketika melihat ayah nya tidak bisa membuat dasi.

"Ya papi mu emang manja Ris." Sang ibu pun segera menghampiri suaminya, berdiri di hadapannya lalu membantu merapihkan dasi suaminya tersebut.

Queenisa Risti Alexandra, ia pun tidak peduli dengan interaksi orang tuanya itu. Ia segera melahap makanannya yang tadi di beri oleh ibunya.

°°°°°

Sampai di SMA Nusa Bangsa, Risti keluar dari mobil di ikuti juga dengan ayah nya yang ikut keluar dari mobil. Risti pun segera salim mencium punggung tangan sang ayah nya.

"Pi, Risti dulu yaa." Ucap nya sambil tersenyum kepada ayahnya itu. Ia hanya mengangguk sambil ikut tersenyum ketika melihat anaknya.

"Belajar yang rajin Ris, yaudah sana masuk gih." Risti hanya mengangguk kemudian ia membalikkan badannya dan segera berlari pelan memasuki halaman sekolahnya.

Ketika Risti sedang berjalan dengan santai tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang menepuk pundaknya yang membuat Risti terlonjak kaget hingga reflek mengeluarkan sepatah kata yang keluar dari mulutnya begitu saja.

"Eh ayam!" Risti pun menengok ke belakang dan mendapati sosok kedua temannya yaitu Sevya putri dan Alia Rahma. "Ah anjir ngagetin aja lo berdua." Umpatnya dengan wajah kesal, ia pun segera berbalik badan lagi dan kembali berjalan menuju kelas nya.

"Hahaha maaf ih Ris kan seru ledekin lo." Kata Alia seraya tertawa mengikuti jejak Risti di sampingnya, Sevya pun juga yang berada disamping kanan Risti.

"Iya riis lo tau sendiri kan kita suka usil sama lo." Kali ini Sevya yang bicara sambil terkekeh geli, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Terserah kalian lah jangan bikin mood gue berubah."

"Yaaah jangan baper dong Ris." Sevya dan Alia pun sudah hafal betul dengan sikap Risti, ia segera membujuk Risti agar tidak marah pada kedua temannya itu sampai masuk kedalam kelas nya pun. Ya, seperti itu lah seorang Risti. Jika mood-nya sedang bagus ia akan bersikap normal kepada siapa pun. baik ke 2 sahabat nya dan keluarga nya.
Namun, jika orang yang tidak ia kenal maka jangan heran dengan sifat nya yang begitu berbeda.

Sesampainya di kelas.

Sevya dan Alia duduk berdua di kursi barisan ke tiga dan Risti yang kebagian untuk duduk sendiri di belakang kedua temannya itu.

Jam menunjukkan pukul 06:15 WIB jam pelajaran dimulai sisa 40 menit. Sevya dan Alia menengok ke belakang untuk kembali membujuk Risti yang sedang mengeluarkan earphone bluetooth nya lalu ia pasang ke kedua telinganya, kemudian melipat kedua tangannya diatas meja lalu menaruh kepalanya diatas tangannya itu, setelah itu ia memejamkan matanya, tidak peduli dengan omongan kedua temannya itu.

"Risti lu jangan marah ih kita minta maaf deh yaa." Ucap Alia sambil menggoyangkan lengan Risti dengan pelan.

Risti yang merasa geram segera membuka matanya, namun masih dengan posisi yang sama.

"Siapa yang marah, gue nggak mau marah marah aja dan gue juga nggak mau wajah cantik gue ini luntur cuma karna marah marah di pagi hari kayak gini." Jawab Risti dengan santai.

"Ishh iya deh iyaa yaudah." Sevya dan Alia hanya terkekeh kecil mendengar jawaban dari Risti.

Risti pun menegakkan tubuhnya kembali, bersender pada kursinya yang ia duduki sambil menatap lurus ke depan entah apa yang ia lihat.

"Duduk sama gue dong Sev males banget gue sendiri mulu."

"Nggak mau ah ntar gue jadi sendirian dong, nggak jangan Sev gue nggak pede duduk sendirian." Jawab Alia sambil memanyunkan bibirnya.

"Yailah sekali-kali li duduk sendiri." Risti pun mencoba meyakinkan Alia namun tetap saja Alia kekeuh tidak mau bertukar posisi. Dan Sevya pun kini hanya diam mungkin bingung untuk duduk dengan siapa, satu sisi Sevya ingin duduk menemani Risti, namun di sisi lain Sevya juga kasihan jika ia duduk dengan Risti dan Alia yang tidak bisa duduk sendiri.

"Ck, biasalah." Risti pun langsung menaruhkan dagu nya di atas tangan nya yang terlipat diatas meja.

.

'bel masuk sudah dibunyikan silahkan memasuki ke ruang kelas kalian masing-masing.'

Terlihat beberapa murid yang berada diluar kelas langsung memasuki ke kelasnya masing-masing, terutama di kelas XII IPA-3 semua-nya segera duduk di kursi masing masing.

Hingga beberapa menit kemudian masuklah seorang guru laki-laki membawa laptop dan juga tas dipunggung nya yang mungkin berisi dengan berkas atau buku paket sesuai mata pelajaran nya.

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi pak."














To be continued

Ini hasil Revisi-nya ya, biar lebih enak dibaca. Karna sebelum di revisi aku juga belum mengerti cara menulis cerita dengan baik jadi asal asalan nulisnya.

Terimakasih ❤️

Pengagum Rahasia  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang