Permainan?

5.6K 240 3
                                    

Sedari jam masuk setelah istirahat kedua berbunyi, Devon tidak bisa fokus ke Pak Asep yang sedang berdiri di depan untuk menjelaskan tentang pelajaran kesukaannya alias IPA. Biasanya jika dia sedang tidak fokus dalam pelajaran, ia akan pergi bersama kedua temannya untuk cabut pelajaran dan menghabiskan waktunya di rooftop sekolah. Beda hal nya dengan sekarang, ia lebih memilih duduk di dalam kelas dan berusaha mendengarkan ucapan demi ucapan Pak Asep di depan meskipun hasil nya sia-sia. Bahkan Pak Asep pun sudah menegur Devon beberapa kali karena dirinya hanya bengong sejak tadi yang membuat Pak Asep terus bertanya dan menghela nafas.

"Mas Devon." panggil Pak Asep untuk kesekian kalinya.

Pak Asep memang sudah mempunyai ciri khas khusus dengan bahasa nya yang logat, menyebut 'mas' untuk laki-laki dan 'mbak' untuk perempuan. Jadi harap di maklumkan saja hehe. Selain itu Pak Asep tidak hanya bertugas menjadi guru IPA, melainkan juga bertugas untuk memberi hukuman untuk para siswa yang melanggar aturan.

Devon hanya mengernyitkan alisnya menatap Pak Asep yang lagi-lagi memanggil namanya.

"Pulang sekolah temui saya di kantor." Devon hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban 'iya.'

Kemudian Pak Asep kembali menjelaskan pelajaran nya di depan. Tanpa mendengarkan nya pun Devon sudah cukup pintar dalam pelajaran itu, bahkan pelajaran lain pun sama pintarnya.

5 menit sebelum bel pulang, Pak Asep sudah terlebih dahulu meninggalkan kelas XI MIPA 1. Ketika bel itu berbunyi, Devon ingin segera cepat-cepat keluar kelas untuk menuju kantor. Saat Devon hendak berdiri, Kennan menahan tangan Devon dan langsung di sambut dengan tepisan kasar untuknya.

"Kasar banget sih lo njir." ucap Kennan sembari memegangi tangan nya sendiri.

"Jangan sentuh gue."

"Iyaiya maap. Lo mau kmn?"

"Kantor."

"Gue sm Gibran tungguin di parkiran ya." Devon tidak menjawab, bahkan ia langsung pergi jalan begitu saja.

"Dasar tembok hidup!" teriak Kennan ketika Devon sudah menghilang di balik pintu.

"Kenapa lo Ken?"

"Kesel gue sama temen lo."

"Temen gue yg mana? Temen gue kan banyak bego."

"Tuh si Devon."

"Yehh gitu-gitu Devon kan temen lo juga bodoh."

"Capek gue ngomong sama dia. Di kacangin mulu."

"Gapapa di kacangin, enak."

"Tapi sakit Gib hiks hiks." ucap Kennan sembari memegangi dan mengelus dadanya sendiri.

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang