Menolak.

3.3K 180 9
                                    

Keesokan paginya, Finola dkk berjalan menuju kelas Devon. Banyak siulan serta lontaran gombal yang ditujukan untuk Finola karena dirinya masih saja memakai seragam ketat serta rok yang jauh dari atas lutut, padahal dirinya juga sudah sering mendapat panggilan dari guru supaya mengganti seragam nya dengan seragam normal seperti siswi-siswi lain.

Sesampainya dikelas, Finola hanya melihat Kennan dan Gibran sedang bermain ponsel dengan posisi Kennan yang tiduran di atas meja dan kaki kanan nya di tekukkan ke atas. Sedangkan Gibran hanya senderan pada kursinya serta kaki nya di naikan ke atas perut Kennan. Namanya juga STM alias Sekolah Terserah Murid. Jadi bebas jika mereka ingin melakukan apa-apa.

Finola mendekatkan dirinya ke meja Kennan, sedangkan Shanaz dan Vio lebih memilih untuk menunggu di luar kelas. Alasannya karena Shanaz malas masuk ke dalam sedangkan Vio malas untuk bertemu Kennan. Walaupun dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Vio juga ingin bertemu dengan Kennan, tetapi ego ia lebih besar daripada keinginan hatinya.

"Devon mana?" tanya Finola seperti kejadian pertama kali Devon menghilang begitu saja.

"Izin gak masuk." jawab Kennan lalu berubah posisi menjadi duduk. "Emang kenapa?"

Finola menautkan alisnya, mengapa Devon sering sekali tidak masuk akhir-akhir ini?

"Dia kenapa?"

Kennan menengok ke arah Gibran untuk bertanya dengan wajah isyarat yang dalam arti menanyakan seperti "boleh di kasih tau gak ni?" dan Gibran membalasnya dengan anggukan. "Ada urusan di Inggris." jawab Kennan.

"Urusan apa?"

"Pekerjaan bokap nya."

Finola mengangguk tanda mengerti, lalu ia kembali bertanya. "Lo berdua tau nggak kalo Devon suka makanan or minuman apa?"

"Burger sama susu putih." jawab Gibran.

Finola berdeham, "Hmm.. selain burger?"

Kini giliran Kennan menjawab, "Sandwich."

"Okey thanks." ujarnya lalu ia bergegas pergi dari kelas XI MIPA 1 bertepatan dengan bel masuk berbunyi.

••

Devon telah sampai di Inggris atau lebih tepatnya di Manchester, Britania Raya pada pukul 07.15 pagi tadi. Setelah menempuh 14 jam dalam penerbangan dan 4 jam 15 menit dalam perjalanan dari London City Airport menuju Britania Raya, kini dirinya sudah merebahkan tubuhnya di kasur apartment milik keluarganya sendiri.

Ia memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.

Setelah itu ia kembali membuka mata, dan melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 09.00 sedangkan dirinya harus sudah sampai di perusahaan David pada pukul 10.30.

Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan lalu mengganti pakaian nya dengan seragam putih beserta dasi hitam yang sudah menempel di tubuhnya.

Ketika semua telah rapih, ia langsung bergegas menuju perusahaan David yang terletak tidak jauh dari apartment milik keluarganya. Perkiraan 10 menit dalam perjalanan, kini ia sudah sampai di ruang David.

"Akhirnya kamu datang." ucap David ketika melihat Devon memasuki ruangannya.

Devon tidak menggubris ucapan David barusan. Lalu ia langsung bertanya ke inti topik, "Saya harus lakukan apa?"

"Tidak berat."

"Kamu hanya ikut dengan Papa dan Mama nanti. Kita akan mengunjungi sebuah restoran untuk rapat." lanjut David.

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang