Bareng.

4.2K 194 50
                                    

"MAMI.. MII MAMII!" teriak Finola sembari berlari kecil turun tangga.

"APAAN SIH?! PAGI PAGI UDAH TERIAK. BERISIK TAU!" balas Rahma ikut teriak.

Finola menghampiri Rahma yang kini sedang berada di meja makan, menyiapkan sarapan untuk putrinya.

"Tumben lo jam segini udah rapih?" tanya Rahma.

"Iya dong Mi.. Nola kan anak yang rajin. Btw nanti Mami gausah anter Nola sekolah ya. Nola di jemput sama doi."

"Doi? Kok tumben lo ga story story sama Mami?"

Finola terkekeh, "Devon Mi."

"Oh si Doven. Coba nanti Mami mau liat muka nya secakep apa sih? sampe sampe anak Mami bisa ngejar ngejar tuh orang."

"Ga ga. Ntar yang ada Mami malah demen sama dia! Mami kan suka nya yang brondong. Lagian nih ya Mi, namanya tuh Devon bukan Doven."

"Eh buset? Mami ngga sampe segila itu kali suka sama anak SMA. Masih bau kencur."

"Pokoknya enggak ya Mi."

"Yaudah deh iya. Btw kayaknya penampilan lo ada yang beda? Apaan yak?"

"Seragam Mi. Ini di beliin Devon kemarin."

"Lah bukannya lo punya seragam yang lain? Yang awal pertama mau masuk sekolah tapi kegedean? Kenapa beli baru lagi?"

"Udah biarin aja Mi, buat cadangan."

"Elo yee, giliran sama pacar aja nurut. Sama emak lo ga nurut. Pan waktu ntu Mami udah nyuruh lo pake seragam yang satu lagi, eh tapi malah pake yang ketat. Bener bener ni anak."

Finola hanya membalasnya dengan cengiran.

"Yaudah makan dulu nih sarapannya."

"Iya Mami ku sayanggg."

Setelah 10 menit menghabiskan sarapan, tiba-tiba saja terdengar suara klakson dari luar.

Tinn.

"Mi, Nola berangkat. Dadahhh." pamit Finola setelah salim. kemudian ia berlari pelan.

"Hati-hati Nolaa."

"Iya Mi."

Ketika Finola telah keluar dari rumah, terlihat Devon tengah berdiri di samping mobilnya dengan tangan kanan nya yang di masukkan ke dalam saku celana, baju bagian belakang nya yang tidak di masukkan, serta jambul nya yang dibentuk naik ke atas. Finola sungguh speechless.

Ganteng banget anjirr. -batin Finola.

"Gak usah ngeliatin sampe segitunya. Naik." datar Devon.

"Eh?i-iya." gugup Finola.

Kemudian gadis itu masuk ke dalam pintu kursi di samping pengemudi. Dan di lanjuti Devon yang ikut masuk juga.

"Nyokap lo mana?" tanya Devon sembari menolehkan kepalanya menatap Finola.

"Ada di dalem, kenapa?"

"Gue mau pamit."

"Gausah, udah kok tadi sama gue."

Devon bergumam, "Pake seatbelt lo." ucap pria itu sembari memakai seatbelt miliknya.

Ketika keduanya sudah selesai memasang seatbelt, Devon pun melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Sudah lebih dari 5 menit waktu terus berjalan, namun ruang mobil ini hanya diisi dengan keheningan. Sampai akhirnya Finola mencoba untuk memberanikan diri memecahkan keheningan.

"Kok lo bawa mobil?"

"Kenapa?"

"Motor lo mana?"

"Ada."

Finola membuka mulutnya berbentuk bulat dan mengangguk kecil.

Sampai akhirnya mereka tiba di sekolah, Devon memarkirkan mobilnya dengan aman.

Keduanya sama-sama membuka seatbelt, dan Finola memberanikan diri untuk menatap pria es di sebelahnya.

"Thanks Dev."

Devon menoleh, membalas tatapan gadis tersebut dan membuat senyuman disana.

Finola pun membalas senyuman itu, kemudian membuka pintu dan turun dari mobil, begitupun juga dengan Devon.

Seketika para siswi menatap Finola dengan berbagai sorotan, ada yang suka dan ada juga yang membenci.

"Dih kok si cabe bisa berangkat bareng sama Devon sih?"

"Lah itu seriusan mereka berangkat bareng? Bukannya Devon selalu nolak Finola?"

"Wahh gue DevoNola shipper nih."

"Anjirr masih anak baru aja udah bisa deketin Devon."

"Dasar jablay! pencintraan banget dia mentang-mentang berangkat bareng Devon, seragam segala di ganti."

"Hahaha iya tuh bener! Seragam yang pamer dada di kemanain tuh mbanya?"

"Halah si cabe udah naik setingkat karena bisa berangkat bareng si kutub es."

Dan masih banyak lontaran para siswi yang terus terdengar di telinga Finola ketika melihat dirinya turun dari mobil Devon.

Karena tidak mau mendengar lebih banyak kata-kata pedas tersebut, akhirnya Finola memilih untuk berjalan terlebih dahulu.

"Finola." panggil Devon, membuat Finola memberhentikan langkahnya.

Devon berjalan menghampiri Finola, kemudian berbisik tepat di telinga gadis itu. Sangat dekat, hingga hembusan nafas Devon pun terasa di telinga Finola.

"..."

••

DevoNola shipper mana nih suaranyaa?

ps. maaf karena author ganti username wattpad ini yang sebelumnya ©chikafdez menjadi ©cikacik_
dan author juga ganti cover cerita ini menjadi cover visual mereka. Yaitu Devon dan Finola as Manu rios dan Carly Gibert.

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang