Misteri

3.5K 185 73
                                    

"Bentar ya. gue mau ke toilet dulu." pamit Kennan kepada Gibran, Shanaz dan juga Vio.

"Iya."

Selama perjalananan menuju toilet, tidak sedikit dari siswi SMA Mandala yang memanggil-manggil namanya. Tidak segan juga ia membalas nya dengan senyuman dan sebuah lambaian tangan.

"Lo mejeng dulu ya di toilet?" Tanya Gibran ketika Kennan telah kembali dari toilet.

"Kagak lah. Emang kenapa?"

"Timbang ke toilet aja kok lama banget."

"Ohh itu gara-gara ada yang minta nomor telepon gue."

"Terus lo kasih?"

"Iya gue kasih tapi pake nomor sedot tinja. Terus dia nya malah kegirangan." ujar Kennan sembari menampilkan senyum tak berdosanya.

"Makan aja tuh ee." lanjutnya.

Sontak Gibran, Shanaz, dan Vio tertawa terbahak-bahak karena ulah konyol Kennan yang berada di luar pikiran mereka.

"Kok pada ketawa? Emang lucu?" tanya Kennan dengan wajah polos nya.

"Lo pikir aja sendiri goblok hahahaha. Ngapain lo kasih nomor sedot tinja ogeb hahah." jawab Gibran di selingi tawa.

"Biar wc di rumah nya bisa di sedot, kalau perlu sama orangnya juga gapapa."

"Anjir hahahah kenapa gue punya temen goblok banget kayak gini ya?"

"Emangnya gue temen lo?"

••

"Jawab pertanyaan gue Dev." tegas Finola.

"Gatau." balas Devon singkat.

"Bukan jawaban itu yang gue mau."

"Terus lo mau apa?"

"Gue mau lo jawab sejujur mungkin alasan kenapa lo genggam dan bela gue."

"Itu kan mau lo?"

"Maksud lo?"

"Gue cuma kasihan aja."

"Ka-kasihan?" ucap Finola terbata-bata. Tidak mengerti maksud Devon barusan walaupun hati nya terasa tergores saat itu juga. "Lo bela gue cuma karena kasihan? Bukan karena lo suka sama gue?" lanjut Finola menahan isak tangis.

Devon berdecak, "Gausah kegeeran hidup lo." ujarnya lalu berjalan meninggalkan Finola.

"Harus sekeras apa perjuangan gue untuk dapetin lo Dev?." tanya Finola pada dirinya sendiri.

••

Drtt drtt.

Ponsel Devon bergetar, membuat Devon mengeluarkan benda pipih tersebut dari kantongnya.

Ia menghembuskan gumpalan asap ke udara, ketika melihat nama Felicia terpampang jelas di ponselnya. Kini ia sedang berada di rooftop sekolah.

Felicia : Dev lo dimana? Gue ada di rumah lo.

DevonPutra : Sklh.

Felicia : Bisa pulang dulu ke rumah? Gue mau ngomong sama lo.

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang