Syarat.

2.4K 146 19
                                    

"Syaratnya yaa.." gantung Devon.

Kennan dan Gibran menunggu lanjutan kata itu, namun Devon malah tidak melanjutkan perkataannya, melainkan pria itu mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu disana.

"Si nyemot, ni anak malah main hp." Kesal Kennan lalu merebut ponsel itu dari Devon.

Namun ponsel itu juga langsung di ambil alih kembali oleh Devon dengan gerakan cepat.

"Bentar dulu." ujar Devon kemudian kembali mengetik dibenda pipih tersebut.

Kennan dan Gibran hanya bisa menunggu, sampai akhirnya Devon menaruh benda itu di saku dan menatap keduanya.

"Mau tau syaratnya?"

Sontak mereka pun mengangguk.

"Ikut gue." perintah Devon sembari berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Kennan.

"Ikut aja." ujarnya lalu pergi meninggalkan kelas terlebih dahulu sedangkan Kennan dan Gibran hanya mengikuti Devon dari belakang.

Sebenarnya kelas mereka sedang di isi oleh pelajaran Pak Asep, tetapi kebetulan Pak Asep sedang berada di kantor karena ada tamu dadakan. Sehingga mereka bisa meninggalkan kelas tanpa izin guru tersebut.

Setelah sudah melewati koridor dan gedung yang lain, kini mereka tengah berada di rooftop.

Devon yang telah menggiring mereka untuk kembali berada di atas sini. Karena sudah kurang lebih waktu dalam seminggu, keduanya tidak menginjakkan kaki nya di tempat ini.

"Ngapain lo ngajak kita kesini?" heran Gibran.

"Kemarin aja, cabut nggak pernah ngajak. Giliran sekarang, tanpa gue minta eh tau-taunya malah ngajak." cerocos Kennan.

"Gue mau kasih tau syaratnya disini."

"Kenapa disini?" tanya Kennan bingung.

Devon berdecak sebal, "Komen mulu hidup lo."

Kennan hanya bisa nyengir, "Hehehe iya iya Dev maap. Terus jadi syaratnya apa nih?"

"Bantuin gue."

"Bantuin apaan?" jawab keduanya kompak.

"Buat deket.." gantung Devon.

"Deket?"

"Sama dia." lanjutnya sembari menatap pintu masuk rooftop.

Tersadar dengan pandangan Devon, Kennan dan Gibran pun ikut menoleh menatap pintu.

Ternyata oh ternyataa...

Devon minta di deketin sama Pak Asep gaiss nghhh🌚



























Hahaha gadeng, ternyata Devon minta di deketin sama Finola.

Karena yang berada tepat di pintu rooftop saat ini hanyalah Finola. Gadis tersebut sedang berjalan menghampiri 3 pria most wanted SMA Mandala dengan membawa sekantong plastik hitam dan tas tentengan kecil.

"Lo serius?" tanya Gibran untuk meyakinkan Devon.

Devon mengangguk, "Lo pada diem dulu." ujarnya ketika melihat Finola semakin mendekat.

Gadis itu langsung memberikan plastik beserta tas yang ia bawa sebelumnya ketika ia sudah berdiri tepat di depan Devon yang tengah duduk di kursi bersama kedua sohibnya.

"Thanks ya." ucap Finola ketika plastik dan tas nya di ambil oleh Devon.

Devon hanya mengangguk.

"Seragam lo udah gue cuci gosok. Gue juga bawain sandwich sama susu kayak biasanya. Di makan ya."

Devon hanya mengangguk, lagi.

"Gue cabut duluan." pamit Finola kemudian membalikkan badan nya.

Ketika baru melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja Devon menarik tangan gadis itu dari belakang. Membuat Finola refleks menoleh menatap pria pujaan nya, anjayyyy.

"Makasih." ucap Devon terdengar lembut.

Finola menganggukkan kepalanya beberapa kali sembari tersenyum, baru setelah itu Devon melepaskan genggaman tangan nya dari pergelangan tangan Finola.

Ketika Finola benar-benar telah meninggalkan rooftop, baru lah si srikandi mengeluarkan bacot nya yang warrrrbyyazahhh.

"Lo serius suka sama dia Dev?"

"Kesambet apaan lo anjir?!"

"Kesambet kuntilbapak kali Gib."

"Ada nya tuh kuntilanak bego."

"Gue mau nya kuntilbapak, kuntilanak serem kalo ketawa."

"Lah emang beda ketawanya?"

"Beda."

"Kalo kuntilbapak suara ketawa nya kayak gimana?"

"HOHOHOHOHO."

"Dollar banget lo anjir."

"Dimana mana mah orang bilang receh banget lo anjirr. Lah ini? beda dewek." kata Kennan sembari tertawa cukup keras.

Mendengar suara tertawa Kennan yang sangat aneh, membuat Gibran juga ikut tertawa.

"Abisnya lo makin hari makin gajelas!" ucap Gibran di sela tawanya.

"Ckckck kan biar ga tegang tegang amat."

"Apanya tegang?"

"Anu." jawab Kennan tenang.

"Ambigu anjir. Satu kata berjuta makna."

Mereka berdua pun kembali tertawa keras, sungguh humor mereka memang selalu dollar.

Kalo kata Gibran mah dollar ya kan, soalnya ga level sama receh haha.

"Udah udah." ujar Devon.

Perlahan mereka memberhentikan tawanya, dan kembali pada topik.

"Okey okeyy, jadi syaratnya cuma itu?"

Devon mengangguk.

Kennan menyentilkan jari jempolnya dengan jari tengah, "Itu mah cepil."

"Cepil bangett itu mah." lanjut Gibran.

"Berarti PJ nya hp iPhone ya?"

"Iya Kon."

"Sejak kapan nama gua jadi ganti nyett." protes Kennan tidak terima.

"Barusan."

Kennan hanya bisa menghelakan nafasnya, kudu tahan esmosi demi iPhone gais.

Kemudian mereka terdiam beberapa saat, lalu setelah itu..

"Dia unik njir." lontar Devon tiba-tiba.

"Siapa?" tanya Kennan dan Gibran kembali bersamaan.

"PAK ASEP!" geram Devon.

••

Vote & Comment ya.

-Prediksi author, cerita ini akan melebihi 50+ part. setuju ndakk?

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang