Chapter 12

147 14 6
                                    

Akhir-akhir ini Cella diantar jemput oleh Ethan. Bahkan pagi-pagi Ethan sudah berada di depan rumah untuk menjemput Cella ke sekolah. Pulangnya juga, selalu diantar oleh Ethan. Kemana-mana Cella mau ada keperluan Ethan yang antar, bahkan di tempat bimbel Ethan sudah menunggu di luar.Cella heran dengan sikap Ethan belakangan ini. Tiap hari Minggu Ethan minta ditemani Cella untuk latihan basket. Kalau Cella menolak, Ethan marah. Cella tanya kenapa Ethan setiap hari mengantar jemput sekolah, bimbel dan lain-lain. Jawaban Ethan adalah biar Cella enggak kelayapan dan sebentar lagi mau tes. Bagi Cella, jawaban Ethan enggak masuk akal. Fani pernah bilang, kalau cowok menunjukkan gelagat aneh, itu tanda si cowok itu suka. Cella hanya tertawa menanggapinya. Ah, mana mungkin? Mana mungkin Ethan suka sama Cella? Walalupun dalam hati kecil, Cella ingin banget disukai oleh Ethan. Tapi kelihatannya itu masih jauh dari harapan.

Lamunan Cella buyar ketika Ikki menghampiri Cella lagi duduk di bawah pohon. “Lo ngelamun lagi, nih ambil.” Ikki menyodorkan minuman dingin kesukaan Cella. “Thanks.” Cella membuka segel kaleng dan segera meneguknya. Tenggorokan Cella menjadi segar.

Cella terkejut tatkala tangan Ikki menyentuk tangannya. “Cel, lo kenapa? Kok murung? Apa ada sesuatu yang lo pikirin? Try share with me.” Ikki mengelus-elus punggungtangan Cella.

“Ga, gue ga ada apa-apa kok,” Cella menarik tangannya dengan halus. Bisa gawat kalau Ethan melihat tangan Cella dielus-elus sama Ikki. Entar Cella digigit oleh Ethan.

“Oh c’mon dear, kita kan udah lama temenan dari SMP. Gue pasti tahu lah, lo diam berarti ada masalah,” Ikki berusaha membujuk Cella supaya mau cerita.

Cella lama kelamaan menjadi kesal karena dibujuk terus oleh Ikki. “Enggak, gue ga ada apa-apa.”

“Bohong”

“Enggak”

“Lo jangan bohong sama gue”

“Gue ga bohong sama lo!”

“Wajahmu menunjukkan semuanya, gue tahu lo ada masalah”

“Halah, rese lo!” Cella berlari meninggalkan Ikki sendirian. Apa-apaan sih? Maksa gue untuk cerita? Gue benci dipaksa-paksa. Tanpa sadar Cella menabrak tong sampah dan jatuh tersungkur. Ya elah, gue pake jatoh lagi. Mana jatohnya nabrak tong sampah. Cepat-cepat Cella berdiri sambil membersihkan seragamnya. Cella menoleh kekiri dan kekanan, sip aman ga ada orang. Baru saja Cella melangkah tiba-tiba Ethan dan Kak Roni berjalan menuju ke arahnya. Cella cepat-cepat bersembunyi. Ethan yang merasa diperhatikan oleh seseorang segera mengetahui siapa yang mengintip.

“Cella? Lo ngapain disini?” alis Ethan terangkat sebelah.

Cella yang merasa tercyduk cepat-cepat mencari akal. “Tadaaa, gue sengaja mau ngagetin lo. Hehehe.”

“Lo garing tahu ga,” Ethan memutar kedua bola matanya, sedangkan kak Roni menahan tawa sambil menutup mulutnya. Cella hanya bisa nyengir saja, ketangkap basah. “Eh, lo ikut gue sekarang. Kita ada meeting.” Baru saja Ethan mau melanjutkan obrolannya Cella sudah menghilang.

“Cella!” teriakan Ethan yang  cukup membahana dapat didengar oleh siswi-siswi lain langsung mengerubuni Ethan kayak semut. Ethan menghela napas malas. Kalau begini ikut kabur saja lah. “Ron, lo ladeni saja mereka, gue males.” Ethan sudah melesat mengejar Cella. Roni hanya menggelengkan kepalanya. Dalam hatinya berkata: Ethan, sejak ketemu Cella, lo mulai berubah.

Suara riuh rendah murid-murid keluar gerbang sekolah. Pertanda jam pelajaran telah usai. Dua sahabat itu sedang asik ngegosip berita selebriti yang sedang hot-hotnya. Baru saja Cella mengambil botol minum di saku tasnya, ponselnya berdering. Cepat-cepat Cella melihat siapa yang menelpon. Mata Cella terbelalak. Ethan. Langsung memencet tombol hijau.

“Ya kak Ethan?”

“Gue tunggu di depan gerbang sekolah, cepetan.”

Cella cepat-cepat ke depan. Setelah pamitan sama Fani, Cella berlari ke arah Ethan yang sudah menunggunya.

“Maaf, sudah lama ya nunggu?”

Bukannya menjawab pertanyaan Cella, Ethan malah balik nanya. “Lo tadi kenapa kabur?”

Mampus dah gue. Cella cepat-cepat mencari alasan yang tepat. “Tadi siang gue nabrak tong sampah. Baju gue bau nih. Ntr bau gue ketular sama lo,” kilah Cella.

Ethan mengendus-endus bau baju Cella. “Hm sedikit. Tapi ga masalah. Ayo ikut gue. Kita ke ngo-doel dulu. Ada yang mau gue bahas sama lo.” Cella mengiyakan ajakan Ethan.

Dalam perjalanan, jalanan macet bila sore hari pertanda jam kerja sudah selesai dan waktunya pulang kerumah. Setelah sampai di café, Cella kira Ethan ngebahas masalah hubungan ini mau dibawa kemana, nyatanya malah bahas masalah calon siswa ikut tes besok. Cella gondok banget. Tahu begini sih enggak usah ikut.

“Eh lo nyimak gue ga sih?”

“Gue nyimak, Kak Ethan”

By the way, coba lo lihat list ini,” Ethan menyodorkan list ke Cella. Cella menerima dan langsung membacanya. Tiba-tiba Cella nyeletuk,”Lho, kok Ikki ikut tes juga?”
Ethan menyemburkan kopi pahitnya. “APA? Dia ikut juga? ngapain?” terdengar nada tidak suka dari bibir Ethan.

“Mana gue tahu? Lah gue aja baru tahu sekarang kok,” kilah Cella. Dalam hatinya Cella ga habis pikir, tumben tu anak ikut tes? Tapi Ikki sebenarnya emang pinter sih.

Ethan terlihat kesal. Sial. Kenapa sih dia pake ikutan segala? Apa Cella yang ngajakin? Tapi ah ga mungkin. Buktinya Cella terkejut barusan.

“Em… Kak Ethan, boleh gue Tanya?”

“Tanya apa?”

“Kenapa kak Ethan ga suka Ikki ikut tes?” Tanya Cella hati-hati.

“Ga. Ga napa-napa. Cepat habiskan kopi mu. Gue anterin lo pulang.” Ethan melengos meninggalkan Cella dengan tatapan Tanya. Cella memonyongkan bibirnya mengikuti Ethan dari belakang. Setelah membayar pesanan Ethan langsung ngeloyor ke tempat parkiran. Sepanjang perjalanan pun Ethan tak bicara apa-apa walau sudah Cella pancing untuk ngobrol.

Malamnya Cella belajar materi tes yang Ethan berikan. Mata Cella menatap buku tapi otaknya ga ke buku. Pikirannya melayang-layang memikirkan sikap Ethan. Sejak Cella masuk di tim Olimpiade sikap Ethan agak berubah. Ethan jadi baik sama Cella. Dan sejak itu pula Ikki masuk dan dekat sama Cella, Ethan sudah mulai uring-uringan. Dikit-dikit marah, kadang pula mengejek. Walau ga separah dulu sih. Apa benar yang dikatakan Fani itu benar bahwa Ethan suka  sama Cella? Cella mengelengkan kepalanya kuat-kuat. Cella berusaha berpikir positif saja lah. Enggak mau mikirin macam-macam.

PIP

Ponsel Cella berbunyi. Jari lentiknya membuka layar ponsel. Ternyata Whatsapp dari Ethan.

“Om apa kabar?”

“Ayah baik- baik saja kok. Kan lo ketemu Ayah gue tiap hari?” Emoticon heran dikirim Cella.

Hanya emoticon datar dari Ethan. “Besok gue jemput lo.”

“Oke deh kak Ethan yang ganteng,” emoticon senyum langsung dikirim Cella.

Cella is typing.

“Kak Ethan jangan marah mulu, entar cepet tua hahaha.” Sederet emoticon tertawa terbahak.

“Huh, ga lucu.” Emoticon kesal langsung dikirim dari Ethan. “Ya udah, cepet lo bobok jangan begadang.”

“Siap Bos ku.” Emoticon nyengir maksimal menghiasi layar ponsel.

Bye Cella.” Satu emoticon senyum dan cium dikirim Ethan untuk Cella.

Cella terpaku menatap layar ponsel. Ini, beneran Ethan kesambet gegara bulan terang? Yang jelas hati Cella membuncah bahagia malam ini. kayaknya Cella enggak bisa tidur nyenyak. Ethan kalo ngomong ga ngenakeun tapi Ethan perhatian kepada Cella dengan caranya sendiri. Cella berjanji dalam hati tidak akan membuat Ethan marah lagi.

Akankah Cella menepati janjinya? Well, we will see in next chap.

TBC

CintapiadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang