Tes masuk Tim Olimpiade tiba. Cella ke sekolah dengan semangat membara. Cella sudah mempersiapkan masuk tes sekali lagi sudah jauh-jauh hari. Les bimbel selama tiga kali seminggu membuahkan hasil. Di samping itu pula, Ethan membantu Cella selama ini. Dan, Cella makin senang, Ikki sahabatnya dari SMP ternyata diam-diam ikut tes tanpa sepengetahuan Cella.
Cella memasang headphone ke telinga. Sayup-sayup lagu Boombayah Blackpink yang enerjik membuat Cella memutar-mutar tangan kanannya ala Blackpink. Oy ini di sekolah, Cella. Bukan di panggung. Baru saja Cella mau memutar-mutar kepalanya, beberapa murid-murid memandang Cella dengan tatapan mengernyit, sebagian melihat Cella dengan tatapan datar. Bahkan yang lebih parah ada yang menempel kertas bertuliskan ‘orang gila' di belakang punggung Cella. Aha, Cella jadi malu sendiri. Cella cepat-cepat berlalu.
Pas di belokan kelas, Cella menubruk seseorang. Ketika Cella mendongak ternyata ethan sudah berdiri menjulang di hadapannya.
“Eh Kak Ethan? Ngapain disini?” Cella merapikan poninya menggunakan jari-jarinya.
“Lo yang ngapain pake lari segala?” Ethan meneliti wajah Cella dengan seksama, seperti ada sesuatu. Dibalikkannya punggung Cella dan mencabut kertas di punggung Cella. “Ini apa ini? siapa yang menempel kertas ini?” Ethan sudah mulai menampakkan gejala kumatnya, yaitu marah.
“Ohya? Walah gue ga sadar. Waduh gue dikatain orang gila. Ckckck.” Dengan polosnya Cella berkata seolah hal itu ga ada apa-apa.
Mata Ethan menyipit. “Oh iya,” Cella menepok jidatnya. “Tadi tuh gue mutar-mutar tangan kanan dan kepala gue ala Blackpink gitu ehehehe,” Cengir Cella seraya memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Ethan memijit pelipisnya. Astaga, dia berbuat apalagi sih? Kelakuan Cella yang ajip membuat Ethan memutar kedua bola matanya. Sifat polos Cella juga lah memenuhi pikiran Ethan. Ethan berusaha menepis semua itu.
“Ayo ke ruang Tim,” ajak Ethan.
“Ayooo!” teriak Cella sambil mengepalkan tangannya ke atas.
Ethan hanya menggelengkan kepalanya dan mengacak rambut Cella. “Dasar!”
“Ihh, rambutku yang rapi jadi kusut lagi deh ah,” erangan protes manja keluar dari bibir Cella. Melihat Cella imut gitu membuat Ethan gemas mencubit pipinya. “Aduduh, sakitt.” Cella mengelus-elus pipinya. Tangan Ethan menjulur mengelus pipi merona Cella. Keduanya saling bertatapan. Wajah Cella memanas, Ethan menatap lurus ke mata Cella yang bulat. Mata Ethan tak mau lepas dari Cella, akhirnya Cella mengalah untuk menunduk saja.
“Lo jangan liatin gue donk, jadi ge-er nih,” kilah Cella membiarkan degup jantung bertalu-talu. Jemari kokoh itu masih menempel sebelah pipinya.
“Oh maaf,” cepat-cepat Ethan menarik tangan kanannya. Ethan kembali dengan wajah stoic andalan nya. “Gih sana cepat masuk, bntr lagi gue nyusul.” Cella mengangguk lalu berjalan ke ruang tmpat dia tes.
Ethan masih melihat punggung Cella. Setelah yang jadi objek pengelihatan sudah masuk, Ethan menyandarkan tubuh tegapnya ke dinding. Menangkupkan wajah dengan kedua tangannya, Ethan memejamkan mata hazel nya. Menghela napas kasar, Ethan mengatur degup jantung yang ditahan dari tadi.
“Ada apa dengan Ethan?”
Suasana ruangan tim terasa tenang. Calon anggota tim sangat serius mengerjakan soal-soal. Cella terlihat percaya diri dan serius. Ethan menatap Cella lekat-lekat, disaat Cella sedang serius mengerjakan soal. “Dia manis kalau lagi serius,” gumam Ethan. Mata lembut tadi sekarang berganti dengan tatapan tajam tatkala matanya bertemu dengan Ikki, sahabatnya Cella. Ethan sebal banget sama Ikki. Sedangkan yang ditatap malah cuek saja. Ethan makin kesal, Ikki melet-melet lidah ke Ethan. Merasa dipermainkan, Ethan menggebrak meja.
“Rizki Maulana!”
Semua menoleh ke arah sumber suara termasuk Cella. Di balik bingkai kacamata itu Cella melihat ada kemarahan di mata Ethan. Auranya sangat berbeda. Cella menoleh ke belakang. Didapatinya Ikki sedang cengir tak berdosa.
“Kalo kamu main-main sama saya, saya tidak segan-segan menendangmu dari sini!” ancam Ethan. Semua anggota tim merasa takut aura Ethan tidak mengenakkan. Suasana ruangan mendadak sunyi. Tidak ada yang berani bicara.
“Siap ketua,” Ikki menanggapinya dengan santai. Ikki tidak peduli dan tetap mengerjakan tes.
Beberapa anggota tim berusaha menenangkan amarah Ethan. Ethan berusaha untuk stay cool, padahal tadi tangannya sudah pengen nonjok muka Ikki. Ethan masih mengendalikan emosinya. Ethan tidak mau meledak di dalam ruangan ini. Cella ada di sini. Ethan tidak mau gadis itu takut padanya.
Usai tes, Cella mencoba mendekati Ethan. Takut-takut melangkah, Cella menghampiri Ethan sedang memeriksa hasil tes tadi.
“Kak Ethan,” panggil Cella.
“Hm”
“Eng..Kak Ethan masih marah?”
“Marah sama sapa?”
“Sama … gue?” Tanya Cella.
“Gue ga marah sama lo.” Ethan menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Gue marah sama sobat lo.” Mata hazel Ethan menandang Cella lurus. “Gue ga suka dipermainkan seperti itu.” Jawaban lugas dan tegas meluncur dari bibir Ethan.
Cella meneguk ludahnya. “Eng, kalo gitu maafkan dia ya, Kak. Gue mewakili dia un--
“Kenapa harus lo yang mewakili dia untuk minta maaf? Kalo dia emang gentle, dia yang harus minta maaf sendiri ke gue. Bukan lo.” Mata nya tak lepas dari lembaran tes. Cella menggangguk dan enggak berani banyak bertanya lagi. Baru saja Cella beranjak dari kursi, tangan kekar Ethan menahan lengan Cella.
“Cella”
“Ya, Kak?” Cella mati-matian berusaha menahan debaran jantungnya.
“Temani gue di sini, Cel,” guman Ethan pelan.
Dasar budek, bukannya nurut malah balik nanya. “Hah? Apa? Ga kedengeran ih.”
Ethan sedari tadi sudah lelah menyentakkan lengan Cella dan wajah Cella sangat dekat dengan wajah Ethan. Wajah Cella memerah seketika, ketika Ethan mengatakan sekali lagi, “Temani gue di sini, Cella sayang.”
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintapiade
Teen Fiction(COMPLETED) Bagi Marcella masuk bagian dari tim Olimpade SMA nya adalah sebuah impian. Meski otaknya berkemampuan pas-pasan. Tapi dia tak akan menyerah demi sang pujaan hati. Ethan Si ketua Tim Olimpiade. Tapi masalahnya Ethan selalu membully nya de...