Chapter 16

142 13 4
                                    


Fan, gue pingin ketemu ama lo sekarang.” Cella terlihat kesal dengan emoticon bete maksimal.

“Eh lo kenapa lagi? Ada masalah?” Fani mengeluarakan emoticon tanya.

Cella is typing…

“Ya pokoknya gue pingin ketemu ama lo.” Cella menunjukkan emoticon marah pada Fani.

“Oke, oke.” Fani tidak memedulikan emoticon marah nya Cella.



Setelah mereka mengantar Selena ke depan gerbang, mereka masuk ke dalam ruang tim. Ethan menatap Cella curiga. Cella dari tadi focus sama ponsel nya. Cella tidak mendengar apa yang dikatakan Ethan. Mata Cella sibuk ke layar ponsel. Ethan lantas menegok ke layar ponsel Cella.

“Lo lagi nge WA sapa sih?” Ethan penasaran karena Cella malah menyembunyikan ponselnya ke saku rok.

“Ih, mau tahu aja.” Cella  lalu keluar ruangan tim.

“Lho kok gitu sih? Hey!” Ethan mau menyusul Cella tapi Roni menahan lengan Ethan.

“sudahlah Ethan, biarkan dia sendiri," nasehat Roni.

“Ish, dia kenapa sih? Apa lagi PMS gitu?” Ethan mendekap kedua tangan di dada lagu duduk ke kursi dekat jendela.

“So, siapa kandidat kita untuk maju ke tingkat kota untuk Olimpiade Biologi?” Roni masih memilah calon kandidat yang akan ikut Olimpiade Biologi.

“Sudah gue putuskan!” Ethan tersenyum miring sambil memandangi kertas calon kandidat yang dipegang Ethan.


Di tempat lain, Cella sudah duduk agak jauh dari ruang tim. Sengaja memang agar jauh dari jangkauan Ethan. Cella bête maksimal hari ini. kehadiran cewek cantik bernama Selena mengganggu pikirannya. Apalagi Selena terlihat akrab dengan Ethan. Pantas, Selena itu rival abadi nya Ethan sejak SMP. Cella bingung apa yang harus dilakukan oleh Cella. Apakah menghindari Ethan? Nanti Ethan malah ngoceh-ngoceh ga karuan. Kalau di dekat Ethan, Cella malah deg-degan. Cella sangat pandai menyembunyikan kegugupannya.

“HEYOOW!”

Cella terkejut, dan melihat siapa orang yang beraninya mengganggu Cella lagi melamun aduhai. “Ish, ga lucu ah.” Cela manyun dan mendelik mata ke arah Fani.

“Tehehehe.” Fani memamerkan gigi gingsul bertengger manis. “By the way, what happen aya naon yeuh?”

“Gue bête pake banget!” Cella memonyongkan bibir ke depan. “Waktu lo ga ada, Selena ngerayu Ethan mulu. Terus gayanya tuh sok kecentilan kayak orang kekurangan ion. Ethan aja sampe merinding disko gitu lihat Selena norak abis,” sungut Cella menggembungkan kedua pipinya.

“Iya, mukanya aja kayak tembok lagi di cor, putih banget mukanya  ga sesuai ama kulitnya” timpal Fani.

“Terus tuh ya, tangannya mengelus-elus paha nya Ethan, tahu ga? Gue kan jadi illfeel,” Cella menghentakkan kedua kakinya. “Terus tangan Kak Ethan juga sibuk menepis tangan Selena.”

“hahahaha, lo lucu banget sih Cel?” Fani berusaha menahan tawanya agar Cella ga tambah marah nantinya.

“Malah diketawain.” Cella tambah bête diketawain ama Fani.

“Hallo cewek-cewek, lagi apa nih?” Ikki datang dengan waktu tak tepat. Ikki melihat wajah Cella tidak enak untuk dilihat. Kalau begini, Cella pasti lagi bête. “Eh Cel, pulang nanti kita jalan-jalan yuk.”

“Kemana?”

“Yaa kemana aja yang lo mau. Gue mau kok nganterin lo,” Ikki berusaha membujuk Cella agar ikut dengannya. Cella mempertimbangkan ajakan Ikki. “Tapi jangan malem-malem ya.” Ikki hanya mengangguk tanpa suara.

Sementara itu Ethan dan anggota lainnya sedang berjalan menuju parkiran motor. Tangannya merogoh ke dalam saku celana. Ponsel sudah berada di tangan Ethan dan menelpon seseorang. Ethan menunggu jawaban namun nihil. Tidak diangkat. Ethan mendecih. Kemana tu anak? Pikirnya. Setelah melambaikan tangan kepada teman-temannya, Ethan mencoba menelpon sekali lagi. Tetap tak diangkat. Dia kenapa sih? Tumben. Biasanya ga seperti ini, gumam Ethan.

“Kak Ethan? Belum pulang?”

“Eh lo temennya Cella ya?”

“I-iya Kak.”

“Mana Cella?” seperti biasa Ethan memang enggak suka basa basi. To the point saja.

“Ta-tadi Cella pulang sama Ikki,” jawab Fani hati-hati. Fani takut Ethan meledak lagi dengar nama Ikki. Fani tahu, Ethan tidak suka sama Ikki. Ikki sifatnya nyeleneh tapi sebenarnya pintar. Tetap saja Ethan tidak suka. Ethan langsung mengegas motornya dan pulang meninggalkan Fani begitu saja. Fani dicuekin Ethan hanya menggelengkan kepala. Ini pertanda buruk, bakal perang ni besok, pikirnya.



Sudah 3 hari ini Cella menghindar Ethan. Telpon dari Ethan ga diangkat. WA dan Line di silent sama Cella. Waktu di dalam ruang Tim juga, Cella cuekin Ethan malah asik ngobrol sama Ikki dan Roni. Ethan jadi bingung, apa ada yang salah? Ethan merasa tidak ada melakukan kesalahan. Jadi kenapa Cella menghindar? Baiklah kalau begitu. Ini sudah hari ke empat,  Ethan berjalan menuju kelas X IPA 5. Ketika Ethan masuk ke dalam kelas, murid-murid pada heboh ada cowok tampan berkacamata datang ke kelas.

“Cella, gue mau bicara sama lo.”

“Bicara apa ya?” Cella masih sibuk dengan catatan. Tangannya menggenggam pulpen erat-erat.

Ethan kesal melihat Cella tidak mau melihat wajahnya. Ethan menghela napas kuat-kuat. Cella benar-benar menguji kesabaran Ethan. Oke, sudh cukup. Dengan sekali hentakan Ethan menarik tangan Cella.

“Ikut gue.”

Cella memekik kaget ketika Ethan menarik tangannya. “Aw, sakit,” Cella meringis tangannya digenggam oleh Ethan. “Kak ethan lepasin!” namun Ethan menulikan telinganya. Murid-murid yang ada di sekitar mereka langsung bersiul ria, ada yang mengerang patah hati terutama para fans nya Ethan. Ethan terus berjalan, sedangkan Cella sudah malu setengah mati.

Di gedung belakang sekolah Ethan mengajak Cella untuk bicara. Ethan memijit pelipis dan membenarkan letak kacamata minusnya. Lalu, mata hazelnya yang indah itu menatap Cella lekat-lekat.

“Kenapa lo menghindar dari gue?”

“Enggak, gue ga menghindar dari lo.”

“Bohong!”

“Enggak bohong!”

“Lalu, kenapa lo ga menjawab telpon dari gue?”

“Gue lagi focus belajar, Kak.”

“Ho, udah mulai nipu gue lo ya. Beberapa hari yang lalu lo jalan sama Ikki. Dan lo bilang focus untuk belajar? Hallo Cella? Lo tiga hari ini kemana aja? Gue telpon sama Ayahmu, lo sering keluar sama Ikki. Itu yang lo bilang belajar?”

“ …… “

“Kenapa diam? Jawab gue, Cella. Asal lo tahu, seminggu lagi lo akan gue ikut serta Olimpiade tingkat kota. Dan tes nya salah satu  di SMA Negeri  favorit. Kalau lo banyak main sama si kunyuk jelek itu, lo kapan bisa belajarnya?”

“ …. Kak, boleh gue Tanya?”

“Apa?”

“selama ini gue memendam perasaan yang tidak gue pahami betul. Kenapa sih, Kakak selalu marah kalau gue deket sama Ikki? Ikki kan teman gue? Kenapa sih gue selalu dimarahin sama Kakak?”

“Gue ga suka lo deket sama Ikki kutu kupret itu.”

“Lalu kalo gue deket sama Roni?”

“Itu juga ga boleh!”

“Oke. Kalo gitu Kak Ethan ini kenapa sih sebenarnya?”

“Gue…”


TBC

CintapiadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang