Chapter 21

135 13 4
                                    

Ikki menunggu Cella di depan gerbang sekolah. Tangan kiri di dalam saku celana abu-abu, sedangkan tangan kanan nya menghisap rokok dan menghembus asap itu kuat-kuat. Dasar Ikki, sudah dibilang berapa kali oleh wali kelas dilarang merokok di wilayah sekolah, tetap saja Ikki bandel. Oleh karena itu, Ikki merokok di luar gerbang saja.

Yang ditunggu belum menampakkan batang hidungnya. Ikki melirik Casio 5BV Original Black di tangan kirinya. Sesekali mata hitamnya melirik angkot yang berhenti di depan gerbang. Di tunjang tubuh atletis, jangkung, mempunyai rahang tegas,  model rambut shaggy mop hitam dan  cuek,  Ikki sebenarnya tampan. Cuma ya itu, karena malas sisiran jadinya kayak anak berandal. Walaupun gayanya kayak rock n’ roll,  begitu Ikki tidak suka mabuk-mabukan.

Wajahnya berubah ceria, ketika objek yang ingin ditemui nya datang juga. Senyum sumringah dengan gaya jalan mirip Kaka Slank, Ikki menghampiri Cella.

“Hai.”

“Lah lo ngapain di sini? Nungguin sapa? Ish, bau rokok. Lo masih merokok juga?” cerocos Cella  sambil mengibaskan tangannya.

“ya elah lo masih aja cerewet ya, Neng. Sesekali aja kalo gue lagi pengen,” dengkus Ikki dengan gaya khas cuek nya.

“Dan satu lagi, lo ga punya sisir ya? Kek gini lo kayak orang ga mandi sebulan,” tukas cella seraya berjalan menuju ruang kelas X 5 IPA, Ikki mengekori dari belakang.

“Ahh, malas ah. Gue males sisiran. Lagian gini juga masih ada yang naksir gue, “ sergah Ikki. Ya. Cella tahu banyak cewek di sekolah ini naksir padanya. Ikki enggak suka sama cewek dandan menor kayak tembok lagi di cor. Kenapa Cella bisa tahu? Ya iyalah Ikki sering cerita ke Cella.

Cella memutar kedua bola matanya, bosan. Capek juga menceramahi Ikki tiap hari. “Setidaknya rambut lo tuh dirapihin dikit atuh.”

“Okey tuan puteri yang manis. Gue turuti keinginan lo.” Ikki segera menyisir rambutnya ke belakang menggunakan kedua tangannya. Setelah dirasa rapi, Ikki menghadap ke Cella.

“Hm, nice. Nah, kek gini kan lo jadi cakep. Pasti cewek-cewek tambah naksir sama lo. Hehehehe.” Cella terkekeh memberikan senyum manis nya kepada Ikki. Wajah Ikki jadi agak memerah Karen dipuji oleh cewek yang disukainya.

Thanks,” gumam Ikki.

“Nah  kalo gini kan lo ga akan di terror ama guru BK. Masih inget kan ancaman nya kalo lo ga motong rambut, rambut lo bakal di babat pake gunting rumput.” Cella membayangkan guru BK yang galak itu memegang gunting rumput, sambil mengejar Ikki. Memikirkan hal itu, cella tertawa keras.

“Hahahahaha!”

“Hei, lo kok ketawa sendiri? Kesambet apa? Setan lagi libur!” Ikki menatap Cella dengan pandangan heran.

“Biarin. Eh, by the way lo ngajak ketemuan ama gue? Lah gue sekarang ada di depan lo,” Cella mendongak cowok jangkung di sebelahnya.

“Iya sih, tapi se--“

KRING

KRIING

“Tuh bel udah bunyi. Yuk masuk ke kelas.”  Ikki berusaha setenang mungkin, menutupi kegugupannya. Ah, bel ganggu banget sih? Batin Ikki.

“Hayuk. Lets goh!” Cella kemudian menggandeng lengan Ikki. Rambut Cella bergaya ponytail berayun dengan gerakan tubuh Cella.

Ethan baru datang ketika bel kelas berdering. Ethan buru-buru membawa helm dan jaket kulit coklatnya. Kaki panjangnya melangkah cepat menuju kelas nya. Ketika Ethan berbelok, Ethan melihat Cella dan Ikki sedang berduaan di koridor. Kemudian mereka sedikit terburu-buru menuju ruang kelas. Ethan bersembunyi di balik tembok. Cella menggandeng lengan Ikki. Uh, mesra banget sih? Teriak batinnya. Ingin rasanya Ethan datang dan memisahkan mereka berdua, terutama gadengan tangan. Dalam hati Ethan sudah panas terbakar api cemburu. Huh apa-apaan itu? Pake gandeng tangan segala? Nanti gue intrograsi dia.

Jam istirahat. Biasanya Cella ke kantin sama Fani. Berhubung Ikki ngajak bicara hanya berdua saja, jadi Fani di kelas saja bersama teman-teman yang lain. Cella mengambil kursi paling pojok, sementara  itu Ikki sedang memesan makanan. Setelah membayar Ikki membawa nampan dan langsung disambut oleh Cella. Makanan terhidang di atas meja, membuat perut Cella lapar berat.

“eh lo mau ngomong apa ni sama gue?” Tanya Cella sambil menyuap satu sendok pertamanya.

“Lo belum jawab gue.”

“Eh yang mana?”

“Halah lo jangan pura-pura amnesia, Neng. Gue kemaren nge Whatsapp lo. Baca ga?” Ikki bertanya sambil menghela napas panjang. Ikki tahu, Cella ini polosnya tingkat Dewa Apollo, yang selalu menyinari bumi dari pagi sampe sore #Dewa Apollo: Hasyiii!! Kok ada yg nomongin gue yak?

“Ohh itu toh, hehehe.”

“Loh, kok nyengir?” ingin rasanya Ikki mencubit pipi gadis manis ada di hadapannya. Baru saja tangannya hendak menjulur, tiba-tiba Ethan datang tak diundang. Yahh dia lagi, batin Ikki.

“Ternyata lo ada di sini, Cel. Gue nyari lo kemana-mana. Ponsel lo aktif ga sih?” Ethan melirik Ikki dengan  menunjukkan raut tidak senang.

“Sori Kak, ponsel gue lupa di cas malem tadi. Maaf ya Kak,” Cella mengatupkan kedua tangannya, memohon agar Ethan tidak marah dengannya.

“Ngomong-ngomong udah ni berduaannya?” sindir Ethan.

Tiba-tiba Ikki bangkit dari tempat duduknya, postur tubuh Ikki hampir menyamai Ethan. “Lo ada apa sih, bro? dari tadi wajah lo tidak enak di lihat?”

Ethan menatap tajam Ikki. Netra hazel nya sangat menusuk sehingga Ikki agak ciut juga. “Lo ada masalah sama gue?”

“Ada. Lo cemburu ya gue deketan sama Cella?” tanpa tedeng aling-aling Ikki berkacak pinggang  langsung ke pokok permasalahannya.

“Ho, kata sapa? Gue ke sini mau ngasih tahu ke Cella rapat Olimpiade bentar lagi dimulai,” Ethan tetap tenang dengan wajah stoic andalannya,  sambil bersedap ke dua tangan ke dada. Sampai kapan pun atau sampai Dewi Artemis tahu dengan kekuatan matanya yang jeli, Ethan tak akan mengakui nya. Sikap Ethan dulunya acuh tak acuh sekarang berganti hati menjadi sebuah rasa.

“Gaez, gaez…plis jangan berantem,” Cella mencoba memisahkan mereka berdua karena jadi bahan tontonan se kantin. Untunglah Roni datang tepat pada waktunya. Setelah dilerai baru lah mereka kembali ke tepat duduknya. Ethan ikut bergabung sambil menunggu Cella makan.

“Makan pelan-pelan, Cel,” ujar Ikki lembut. Cella mengunyah makannya pelan-pelan agar tercerna dengan baik.

“Weyy, cepetan makannyaa!” sungut Ethan ketus. Giliran Ethan ngomong begitu, Cella cepat-cepat menghabiskan makanannya. Demi cowok pujaan berkacamata minus Cella akan melakukannya.

“Woy Cel, lo jadi rebutan dua cogan ya!” teriak Roni dari balik pintu. Nah kali ini akhirnya Cella benar-benar tersedak.


TBC

CintapiadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang