Dibalik kacamata minus nya, Ethan memutar kedua bola matanya. Demi apa? Demigod? Oh no! ini di Taman Lalu Lintas bro, terakhir nemenin Erlan waktu masih bocah ingusan. Ethan diseret paksa karena Cella ingin naik komedi putar. Setelah membeli tiket untuk dua orang maka, dengan mendekap kedua tangan di dada Ethan duduk di kursi sedangkan Cella menaiki kuda di wahana komedi putar. Kalau sedang begini, Cella seperti anak kecil. Tampaknya Cuma dia yang paling besar, sedangkan yang naik wahana ini masih anak-anak.
Ethan memperhatikan objek di depan nya. Sesekali gadis itu terlihat menjahili anak kecil di sebelahnya. Dasar tukang iseng, gumam Ethan dalam hati. Setelah puas naik komedi putar, Cella kembali menarik tangan Ethan untuk menaiki wahana selanjutnya. Yaitu kereta api. Lagi-lagi Ethan membeli tiket untuk dua orang. Beberapa gadis-gadis terpana dengan ketampanan makhluk di depan mereka. Bahkan Ethan sampai dipepet.Ketika menaiki kereta api, mereka berebut duduk di depan Ethan. Cella saja sampai tidak kebagian tempat duduk saking penuhnya. Tiba-tiba Ethan menarik tangan Cella untuk duduk di pangkuannya. Awalnya Cella protes, tapi karena penuh ya terpaksa. Seperti Ayah dan anak, hehehe.
Hati Cella berdebar-debar. Tangan kekar Ethan melingkar ke perut ramping Cella. Ethan tampak cuek saja, beberapa pasang mata menatap mereka dengan iri. Bahkan, Ethan tidak mau melayani ber swafoto. Gue bukan artis K-Pop, gumamnya. Cella yang melihat pemandangan hanya tersenyum geli.
“Cieee, jadi femes lo ye?” bisik Cella.
“Peduli amat,” sahut Ethan pendek.
“Huuuu!” Cella memonyongkan bibirnya.
“Emang gue pikirin!” balas Ethan kalem.
Setelah puas berkeliling di area dalam Taman Lalu Lintas, Ethan mengajak Cella makan siang. Seperti biasa, Ethan terpaku menatap Cella memesan menu lumayan…banyak. 1 porsi seblak campur, 1 botol air mineral, 1 porsi nasi capcay, 1 kerupuk basreng. Pelayan saja sampai melongo.
“Are you serious for this?” Ethan berusaha meyakinkan dirinya sendiri, agai ini Cuma mimpi.
“Yes, of course!” Cella mengangguk seyakin-yakinnya.
Ethan membuang napas. “Okey, seblak campur tidak jadi dipesan.”
“Ap-apaa??” baru saja Cella mau membuka mulut tanda protes, Ethan sudah mendelik.
“Okeyyy,”Cella mengangkat kedua tangannya, menyerah tidak mau berdebat.
Ethan lagi-lagi dibuat terperangah. Nafsu makan Cella luar biasa. Mungkin perutnya terbuat dari karet kali ya? Gumam Ethan. Ethan masih tidak mengerti, Cella itu punya tubuh proporsional, kurus tidak, gemuk juga tidak. Tapi perutnya itu lho, aman-aman saja alias rata tidak menggelember. Anehnya, Ibu Ethan senang banget melihat Cella makan. Lahap banget. Ethan masih memperhatikan Cella sambil menopang dagunya.
“Hei, ngapain liat gue makan?”
“Ga napa-napa.”
Trhus, nhapa amphe liath ghue makhan?” mulut Cella penuh dengan makanan.
“Jangan ngomong sambil makan, entar keselek baru tahu lo.”
“Dariphadaha lhiat gue makhan, mendhing lho makhan ghii, nanti makhananmu ghue babath jhuga.”
Ethan tertawa kecil, memperlihatkan barisan giginya yang putih. “Makan aja, gue ga abis.” Ethan menyodorkan sapi lada hitam ke Cella. Dengan senang hati Cella menerimanya berikut nasi di piring Ethan.
“Gue makan nih ya, sayang kalo ga abis. Jangan mubazir makanan.”Cella melahap semua makanan di meja sampai tandas. Tidak ada yang bersisa kecuali plastik krupuk basreng. Cella menepukkan perutnya.
“Duh nikmatnya.” Tak lupa Cella mengucapkan hamdalah.
Ethan hanya tertawa kecil melihat cara makan Cella yang aneh bin ajaib. Sejujurnya, Ethan lebih senang Cella sudah kembali lagi, tidak murung lagi. Enggak apa-apa deh, yang penting Cella sudah ceria.
“Napa lo? Aneh ya liat gue makan tadi?”
“Ga. Gue malah seneng lo makan banyak.”
“Tapi kan…kebanyakan cewek makannya dikit.”
“Tapi lo beda dimata gue.” Ethan memperlihatkan senyum manisnya.
“hehehe dasar gombal,” Cella hanya menunduk malu.
“Gue serius Cel,” Ethan menatap lekat manik hitam Cella. Yang dipandang hanya terperangah. Entah karena senang Cella tersedak ketika menegak air mineralnya. Ethan menepuk-nepuk punggung Cella.
“Kak Ethan gue mau cerita nih. Tahu Ikki kan?”
“Iya tahu, emang kenapa?” Ethan mengernyitkan dahi nya sambil minum air mineralnya.
Barusan dia nge Whatsapp gue, dia suka ama gue,” dengan wajah innocent Cella mengatakan seolah tidak terjadi apa-apa.
Giliran Ethan menyemburkan air mineralnya. “Ap-apaaa!? Terus lo nerima dia?”
“enggak. Gue belom ngasih jawaban ke dia,” jawab Cella Enteng. Katanya dia sudah lama memendam perasaan ke gue. Tapi ya gue cuekin aja.”
Ethan menatap lawan bicaranya dengan tatapan membunuh. Yang ditatap malah terus berkicau seperti burung beo. Sial. dia itu ngerti ga sih, gue ga suka dia sama Ikki? Teriak batinnya.
“Kak Ethan, gue mau nanya. Kira-kira gimana pendapat kakak?”
“Ngapain sih lo minta pendapat sama gue? Ga mau. Enak aja. Gih sana, lo pacaran aja sama Ikki,” sungut Ethan.
“Tapi gue kan Cuma minta pendapat aja sama Kakak,” Cella terus saja membujuk Ethan untuk dimintai pendapatnya.
“Ayo kita pulang,” ajak Ethan. Tak lupa meninggalkan uang tips, Ethan langsung menuju ke tempat parkir motor.
“Lho kak, tapi gue belom sele-“
“Apa!?” bentak Ethan. sungguh Ethan kesal banget hari ini. Ethan tidak rela jika suatu saat nanti Ikki merebut Cella darinya. Apa? Darinya?
“Kak Ethan kok marah?” Tanya Cela takut-takut. Takut kena semprot lagi.
“enggak, gue ga marah. Cuma kaget aja,” kilah Ethan. Ethan tidak bisa memungkiri perasaannya terhadap Cella. Gadis manis itu telah mencuri sekeping hatinya.
“Gue ga suka dia kok.”
Ethan menoleh ke belakang. “Bener?”
“Iya bener kok. Tapi Ikki besok mau ketemu ama gue.”
Ethan men starter motornya. Di gas motor itu kuat-kuat pertanda Ethan sudah murka. “GA BOLEH!”
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintapiade
Novela Juvenil(COMPLETED) Bagi Marcella masuk bagian dari tim Olimpade SMA nya adalah sebuah impian. Meski otaknya berkemampuan pas-pasan. Tapi dia tak akan menyerah demi sang pujaan hati. Ethan Si ketua Tim Olimpiade. Tapi masalahnya Ethan selalu membully nya de...