“Emang gue harus jawab sekarang?”
“Iya, ayo atuh lah artinya apa tuh?”
“Nanti aja, emang itu penting?”
“Iya penting!”
Itulah sekelumit pembicaraan malam tadi. Cella masih penasaran. Padahal Ethan sudah tak ingat lagi itu. Ethan menyimpulkan jadi cewek itu rumit ya. Want to know aja. Ya, karena Ethan berteman sama cowok mulu, jadi Ethan kurang peka terhadap cewek. Kata Roni, karena cewek itu ingin dimengerti. Bagi Ethan itu sulit dan ribet. Ketika Cella diberitahu oleh Ibu nya Ethan, Cella sampai terjungkal. “Apahh?? sEthan eh maksud saya Ethan belum pernah pacaran? Mungkin mana?” teriak batinnya.
“Mana mungkin, Cella,” Ibu membenarkan perkataan Cella yang terbalik. “Dia belum pernah membawa cewek ke rumah, kecuali kamu.”
“Hati Cella membuncah bahagia. Sambil menunduk, Cella mempermainkan ujung jempol kakinya. Ethan memang dingin, suka ketus kalo ngomong tapi Ethan sebenarnya baik hati. Ethan memang tidak terang-terangan menunjukkan perasaan. Bagi Cella, di dekat Ethan itu sudah cukup. Cella tidak berani berharap lebih.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini hari perdana Cella mengikuti lomba Olimpiade Biologi. Cella merasa gugup. Tangan mulai berkeringat. Berkali-kali tangan Cella menggosokkan rok sekolah. Cella diantar oleh guru wali kelas, Pak Ahmed. Ethan sebagai ketua tim Olimpiade juga menemani. Fani mencoba menenangkan Cella, Ikki bicara berdua sama Cella. Melihat itu, Ethan diam-diam memperhatikan mereka. Matanya menyipit, pertanda Ethan tidak suka. “Ngapain sih Ikki pegang tangan Cella segala?” gumam batinnya.
Cella, Ethan dan pah Ahmed sudah tiba di tempat lomba. Cella takjub, begitu banyaknya siswa -siswa dari SMA terpilih mengikuti lomba Olimpiade Biologi. Setelah memasuki gerbang dan mencari ruangan, Cella masuk ke dalam. Tak lupa Ethan memberikan wejangan agar Cella tidak lupa yang diajarkan Ethan. Pak Ahmed memberikan doa dan petuah. Lomba pun dimulai. Lembar soal dibagikan tiap siswa. Mata Cella terbelalak. “ya Tuhan, gue bisa ga ya ngerjain soal ini?” keluhnya dalam hati. Cella mengucapkan Basmallah sebelum mengerjakan soal tertulis. Dalam hati Cella berikrar, apapun yang terjadi ya terjadilah, yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin.
Setelah selesai tes Olimpiade, sekolah Ethan dan Cella mendapat surat pemberitahuan bahwa Cella lolos untuk maju ke tingkat provinsi. Bukan main senangnya Cella, usaha dan kerja keras tidak sia-sia. Les bimbel juga banyak membantu Cella dalam belajar Biologi. Di samping itu Ethan akhirnya mau membantu Cella, walaupun Cella yang awalnya harus berjuang dulu.
Ethan dan tim anggota lainnya sangat senang. Ethan sukses membawa seorang siswa ikut lomba Olimpiade. tanpa sadar Ethan memeluk Cella erat dan mencium pipi mulus Cella. Cella membelalakkan matanya. Tim anggota lain terpana melihat pemandangan yang langka buat mereka. Secepat kilat Cella melepaskan pelukan Ethan. Wajahnya memerah karena malu. “Ish, harusnya jangan di sini meluk gue,”batinnya.
“Napa dilepas? Malu ya sama mereka?” Ethan menggoda Cella sambil tertawa kecil. Ethan senang banget godain Cella. Wajah merona malu itu muncul Ethan lah penyebab itu.
“I-iyaa jelas, nanti mereka yang ada di sini merekam kita terus dimasukin ke Instajram.”
Seisi ruangan geger dengan tawa membahana. Cella bengong, “napa sih mereka tertawa? Apa gue salah ucap?” batinnya.
“Lho, kok ketawa? Ada yang lucu? Cella mengerucutkan bibirnya. Cella masih bingung kenapa ditertawakan.
“Instagram Cella, bukan Instajram,” Ethan masih menutup mulutnya menahan tawa. Cella hanya tertawa kecut sambil menggarukkan pipinya.
“Emangnya lo ga punya Instragram?” Tanya Ethan.
“Ga punya, ,memori ga cukup. Gue Cuma punya whatsapp dan Line.”
“Beli donk, modal dikit kek, ponselmu udah jelek gitu” timpal salah seorang anggota tim.
“Enak aja lo ngomong, ini Ayah gue yang beliin. Selama belum rusak gue ga akan beli!” sungut Cella. Enggak terima bila ada yang meremehkan ponselnya. “Ini ponsel sering jatoh berkali-kali tapi masih utuh aja tuh!”
“Sudah, sudah kalian jangan berantem!” Ethan menengahi pertikaian yang sebentar lagi akan meledak.
“Dia duluan yang mulai, jangan suka seenaknya. Cari duit tu susah, tahu ga lo!” Cella tampak emosi, napasnya memburu.
“Lah gue kan ga bermaksud begitu.”
“HEH! Sudah ya. Jangan berantem lagi. Dan lo juga, kalo ngomong tu mikir pake otak,” sindir Ethan dengan pedasnya.
“Ho, tumben lo bela dia. Biasanya lo ga pernah kayak gini,” sindir salah satu anggota tim Ethan yang meremehkan Cella tadi.
“Ah sudahlah!” Ethan mengibaskan tangannya lelah. Kita ngop-doel yuk di kawasan Dago. Kalian semua datang ya, awas ga datang gue absen kalian satu-satu,” ancam Ethan sambil bercanda. Riuh gembira terdengar suara anggota tim bakal di traktir Ethan.
Cella meninggalkan ruangan tim sambil menghentakkan kakinya kesal. Mulutnya komat kamit ga jelas. Dasar kampret, ngomomg seenaknya, gumamnya. Ponsel bergetar di disaku roknya. Cella mengambil ponsel dan membuka kata sandi nya. Alisnya mengerenyit membaca pesan dari Ethan. Ngapain dia nyuruh gue ke Ngop-doel? Gumam Cella. Daripada Ethan menunggu lama Cella melesat menuju gerbang depan dan segera menyetop angkot jurusan Dago.
Setelah membayar uang ke sopir angkot, Cella menyeberangi jalan. Matanya mencari-cari teman-temannya. Oh, di sana sudah ada anggota tim olimpiade. Ethan juga baru sampai di café. Segera, Cella bergabung ke teman-temannya. Ketika Cella mau duduk, matanya terpaku pada sosok gadis di hadapannya. Siapa yang mengundang dia?
“Hallo Cella, selamat ya, lo lolos juga.” Selena mengulurkan tangannya malas.
“Makasih.” Cella menerima uluran tangan Selena.
Ethan langsung duduk di samping Cella. Dengan tidak sopannya Selena duduk di tengah Ethan dan Cella. Cella geram, ini apaan sih dasar ga sopan, batinnya sudah dongkol tingkat dewa. Dasar kamseupay, gumam Cella.
“Lo kenapa sih? Duduk di sana lo,” Ethan risih dengan keberadaan Selena, menyuruh Selena pindah tempat duduk. “Lagian napa lo ke sini?”
“Ooh, gue ke sini sama Ikki kok. Tadi dia keluar dulu beli rokok.”
“Eh Cel, lo di sini rupanya,” Ikki menghampiri Cella dan duduk di samping gadis itu. Ethan mulai cemberut melihat kehadiran Ikki tak diundang. Ikki sok akrab dengan Cella yang ditanggapi dengan malas oleh gadis manis itu. Selena nempel mulu di dekat Ethan. Ethan merasa jengah dengan sikap norak Selena. Cella akhirnya pindah tempat duduk dekat pojok. Tangannya menopang dagu, matanya melihat keluar tanpa peduli keadaan sekitar.
Cella melirik Ethan dan Selena. Huh akrab sekali mereka, daripada gue jadi kambing congek di sini mending gue pulang. Tapi alasannya apa ya? Cella memutar otaknya.
Ethan baru saja selesai ngobrol dengan tim lain, matanya mencari sosok gadis manis berambut panjang, namun nihil. Ethan merasa tidak enak perasannya langsung menelpon Cella. Ethan berdecak. Ponsel Cella tidak aktif. Ethan mulai khawatir. Ethan mau berdiri tapi ditahan oleh Selena. Ethan duduk kembali. Tangannya sibuk memutar ponselnya.
“Duh, lo kemana sih kok ga bilang ke gue?” batin Ethan sambil membetul letak kacamata minusnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintapiade
Teen Fiction(COMPLETED) Bagi Marcella masuk bagian dari tim Olimpade SMA nya adalah sebuah impian. Meski otaknya berkemampuan pas-pasan. Tapi dia tak akan menyerah demi sang pujaan hati. Ethan Si ketua Tim Olimpiade. Tapi masalahnya Ethan selalu membully nya de...