Aku belum mandi tak tung kwang tak tung kwang..
Tapi masih wangi tak tung kwang tak tung kwang..Terdengar nyanyian para siswa laki-laki 11-2 berkumandang di tengah 'free class' karena guru-guru SMA Haneul sedang rapat mempersiapkan ujian kelas 12.
"Si Jeno mulai gak jelas dah." Komentar Sejeong melihat Jeno yang mulai joget-joget tak jelas dengan iringan lagu dari Jisung dkk.
"Gue kadang rada heran sama kelas ini. Yakali 36 saram isinya gila semua." ucap Mina dengan nada jijik lalu melempar bola kertas ke arah Jeno yang akhirnya berhenti menari.
"Eh Jeong, ada si Daniel tuh," lanjut Mina kemudian menepuk bahu Sejeong agar menoleh ke arah yang sama dengannya, "Tapi kok tumben deket banget sama si Irene? Noh noh pake digandeng segala Jeong!" Pekik Mina menggoyang-goyangkan bahu Sejeong. Sejeong hanya diam saja melihat pemandangan yang indah itu. Ia bukan tipe kekasih yang suka menjambak seseorang yang dekat dengan kekasihnya atau malah memutuskan kekasihnya tanpa alasan yang jelas.
"Kok lo diem aja sih?" Tegur Mina melihat Sejeong yang diam saja malah mengalihkan pandangannya pada Jisung yang sekarang sedang menyanyikan lagu Geboy Mujair.
"Terus gue harus gimana? Gue harus lari gitu kesana ngejambak si Irene terus nampar si Daniel? Yang bener aja kali Min." Terang Sejeong dengan wajah serius. Jelas Sejeong cemburu melihat pacarnya digandeng cewek lain, tapi Sejeong memilih menyembunyikan itu.
"Terserah deh Jeong." Cicit Mina sambil menghela napas panjang.
----------------------
Bel pulang berbunyi, dengan cepat para siswa SMA Haneul berlarian keluar dari kelasnya, termasuk Sejeong. Ia setengah berlari dan hampir terjatuh karna ada yang mendadak memegang tangannya.
"Aduh, apa sih Niel." Sejeong berusaha melepaskan genggaman Daniel dengan nada kesal.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Daniel cemas, ia tahu bahwa Sejeong tidak sedang baik-baik saja.
"Gapapa." Jawab Sejeong singkat. Ia kemudian pergi meninggalkan Daniel yang kebingungan.
"Gak, gabisa. Sejeong, tunggu dulu." Daniel mengejar Sejeong yang semakin mempercepat langkahnya.
"Apa sih, pulang gih sana. Kamu sibuk kan? Udah sana gapapa pulang aja." Cecar Sejeong tanpa melihat mata Daniel sama sekali. Melihat tanda-tanda kekasihnya marah, Daniel langsung menggendong Sejeong dan memasukkan ia ke mobilnya secara paksa. Sejeong meronta tapi Daniel bergeming. Seketika, mereka jadi pusat perhatian murid SMA Haneul.
"Kita mau kemana?" Tanya Sejeong sesaat setelah mobil Daniel berada di jalan raya. Daniel diam saja.
"Niel, kalo kamu diajak ngomong tuh jawab. Jangan diem aja." Sejeong semakin kesal melihat dirinya diabaikan oleh Daniel yang sedari tadi fokus menyetir.
"Gue gigit juga lo." Gerutu Sejeong pelan sambil memanyunkan bibirnya. Tanpa diduga, Daniel menjulurkan tangan kirinya kedepan muka Sejeong sedangkan tangan kanannya tetap memegang kemudi. Sejeong yang melihat santapan empuk langsung mengigit tangan Daniel agak kuat terlihat dari Daniel yang sedikit memekik kesakitan.
"Udah?" tanya Daniel lembut setelah Sejeong melepaskan gigitan mautnya.
"Kamu sih niel, udah tau pacaran sama siapa pake mauan digandeng Irene segala. Yakali kalo dia lebih jelek dari aku, ini tuh cewe paling cantik di Haneul astaga," Curhat Sejeong panjang lebar kemudian menoleh ke Daniel yang sedang tersenyum, "Kan, kan gini nih resiko punya pacar cuek. Apa-apa kudu sendiri, cemburu pun kudu sendiri. Mal-"
"Kamu cantik Jeong. Paling cantik punyanya Kang Daniel." Potong Daniel sebelum Sejeong menyelesaikan suara hatinya. Tepat setelah itu mobil mereka berhenti di sebuah mall. Mereka turun dan Daniel langsung menarik Sejeong ke toko eskrim favorit mereka.
"Nyogok ya pak? Maaf, Kim Sejeong anti korupsi korupsi club. Ntar gue laporin ke KPK lo." Ucap Sejeong sesaat setelah mereka membuka pintu toko eskrim tersebut.
Daniel menghentikan langkahnya, "Gamau? Kalo gamau gapapa kita pul-" Omongannya terpotong melihat Sejeong melenggang ke arah kasir dan memilih es krim. Ia kemudian menghampiri Sejeong dan mengusap kepalanya gemas.
"Kenapa tadi Irene gandeng kamu?" Tanya Sejeong sambil menyendokan es krim ke mulutnya.
"Gatau, suka kali."
"Niel!"
"Ahahaha, emang aku gatau sayang. Tadi aku udah ngehindar dan ngelepasin tangannya tapi dianya tetep gandeng."
"Makanya ih jangan ganteng-ganteng. Kalo kamunya kegantengan, aku yang susah."
Cerocos Sejeong mengutuk kegantengan Daniel. Daniel hanya membalasnya dengan cengiran gemas dan usapan lembut dikepala Sejeong."Iya iya, aku gak bakal gitu lagi. Maafin ya?"
"Maaf?"
"Iya."
"Nyogoknya pake es krim aja?"
"Kamu mau apa lagi?" Daniel yang sudah bisa membaca tatapan memelas Sejeong hanya bisa menghela napas. Ia gemas tapi was was dengan uang jajan yang hanya tinggal beberapa ribu won di dompetnya.
"Galbi jjim!" Ucap Sejeong bersemangat sedangkan Daniel langsung menundukkan kepalanya lemas, Galbi jjim itu sangat mahal, "Ngga ngga bercanda, kita makan ramyeon di minimarket dekat rumahku. Aku tau diri kok, es krim ini aja kelewat mahal. Ayo." Sejeong menarik tangan Daniel yang akhirnya bisa tersenyum kembali setelah dadanya berdebar selama beberapa menit.
----------****---------
Vote and Comment juseyooo..;)
KAMU SEDANG MEMBACA
caravan || •kdn×ksj✔
FanficC O M P L E T E D - [ T R O U V A I L L E ] Kalo kata Sejeong, Kang Daniel itu kaya jalan menuju surga. Lempeng, lurus dan bercahaya, tapi berlubang. Lubangnya banyak banget, udah ngerokok jutek pula. Kebalikannya, si Daniel bilang kalo Sejeong itu...