Di pagi hari yang cerah ceria ini, Sejeong melangkahkan kakinya memasuki gerbang SMA Haneul. Sambil menyapa para petugas kebersihan dan keamanan, ia menghirup udara Gwangju selatan yang masih segar kemudian masuk ke kelasnya yang absurd dengan langkah mantap untuk mengarungi hari ini bersama mereka.
Segera, ia melihat pemandangan Jisung yang lagi-lagi menyanyi bersama Jeno. Hyunbin cs sedang menonton entah tayangan apa hingga mereka mendelik tanpa berkedip, sedangkan sisanya mengerjakan PR.
Biar akuuuu.. yang pergi..
Biar aku yang tersakiti...
......
Jika memang dia untukku, kuharap kembalikan dia padaku..
Kurang lebih seperti itulah lagu yang dinyanyikan Duo Jisung-Jeno dengan penuh penghayatan."Ini masih pagi ya allah." rintih Sejeong memelas pada duo barbar maniak nyanyi tersebut.
"Justru pagi-pagi begini tuh kudu semangat kali Jeong.' sahut Jisung yang diikuti anggukan dari Jeno. Sejeong hanya membalas dengan cengiran manisnya dan berjalan menuju bangkunya.
Perempuan yang hari ini menguncir rambutnya itu meletakkan tas dan lebih memilih keluar kelas berjalan-jalan cantik mengetahui sahabatnya belum datang. Ia kemudian berjalan-jalan ke kolam belakang sekolah. Disana, ia melihat 2 anak laki-laki yang entah bagaimana berteriak satu sama lain.
"Lo kan yang bilang kalo kemaren tuh gaada si Joo Ki, tapi nyatanya apa." bentak salah satu laki-laki dengan dandanan seperti anak baik.
"Ya itu juga diluar kehendak gue. Lo juga kenapa takut ama dia." balas anak laki-laki berambut agak panjang gelombang tak mau kalah.
Sejeong awalnya tidak memperdulikan mereka karna masalah mereka bukan urusannya. Mengurusi masalahnya sendiri saja ia kewalahan apalagi milik orang lain, pikir Sejeong dalam hati.
Lama kelamaan, 2 anak laki-laki itu saling memukul satu sama lain. Sejeong berbalik dan berusaha melerai mereka.
"Berhenti." lerai Sejeong menengahi mereka.
"Apaan lo ikut-ikutan." Sungut si rambut panjang yang Sejeong akhirnya tahu bahwa namanya Lai Guanlin. Mereka tidak memperdulikan keberadaan Sejeong dan tetap memukul satu sama lain. Sejeong tetap berusaha menghentikan mereka namun tidak berdampak apa-apa.
-----
"Nama kamu siapa?" tanya Pak Suho pada Guanlin. Mereka semua tercyduk pak Suho, termasuk Sejeong.
"Lai Guanlin pak."
"Kalau kamu?" tanya pak Suho pada laki-laki bertampang baik disebelah Guanlin.
"Kim Jaehwan." jawabnya mantap.
"Langsung saja, karena kalian sudah bertengkar diarea sekolah, kalian bapak hukum berlari 50x keliling lapangan sekarang." ucap pak Suho sambil menaikkan kacamatanya yang sempat turun.
"Dia nggak pak?" tunjuk Guanlin pada Sejeong, "Kok enak pak, justru karna dia kita malah jadi berantem."
"Lo ngomong apa sih lin, yang nonjok gue kan lo bukan dia." bela Jaehwan kemudian berdiri.
"Apa lo pake bela dia? Punya hubungan apa lo sama dia-"
"Cukup, siapa lo nuduh nuduh gue, hah? Gue gak ikut campur urusan kalian ya!" potong Sejeong yang juga ikut meninggikan nada bicaranya.
"Tapi lo yang nyari perhatian, dasar bitch."
Sejeong membelalakan matanya kaget mendengar ada yang menghinanya hingga seperti itu."Guanlin!" bentak Jaehwan yang juga kaget melihat Guanlin marah seperti itu.
"Oke, biar saya ikut lari pak. Bukan karna saya ngaku salah tapi saya pengen nunjukkin kalo saya bukan seperti itu." ucap Sejeong mantap setelah merasa tertantang dengan omongan Guanlin.
"Terserah kalian, bapak cuma nambahin, Sejeong cukup lari 20x putaran saja. Tsk tsk, dasar child muda." Pak Suho kemudian meninggalkan mereka bertiga.
---------***--------
Daniel sedang duduk diam dibangkunya sambil mendengarkan musik melalui headsetnya saat Jihoon dan Jinyoung datang membawa kabar untuk Daniel tentang kekasihnya.
"Niel, si Sejeong kenapa?" tanya Jihoon yang kemudian duduk dibangku didepan Daniel diikuti Jinyoung.
"Kenapa?" Daniel balik bertanya setelah melepas headset yang terpasang ditelinganya.
"Si Sejeong dihukum tuh, lari keliling lapangan kaya orang gila. Masa lo gatau niel." ucap Jinyoung.
"Bukan urusan gue, kalo dihukum ya berarti salah dia sendiri." sahut Daniel santai yang kemudian memasang headsetnya kembali namun ditahan oleh Jinyoung.
"Gue denger karena misahin Jaehwan sama Guanlin pas berantem, eh si Guanlinnya gak terima kalo si Sejeong gak dihukum padahal dia gak salah apa-apa." terang Jinyoung.
Daniel terlihat memikirkan sesuatu, "Yaudah." Ucapnya singkat. Jinyoung dan Jihoon menatap Daniel tidak percaya, bagaimana bisa seorang kekasih membiarkan kekasihnya dihukum padahal ia tidak salah.
"Terserah lo, pokoknya kita udah ngasih tahu, iya gak hun?" Senggol Jinyoung meminta persetujuan Jihoon. Jihoon mengiyakan ucapan Jinyoung dan obrolan terhenti setelah Bu Taeyeon masuk ke kelas mereka.
***
Vote and Comment juseyoooo...
KAMU SEDANG MEMBACA
caravan || •kdn×ksj✔
FanficC O M P L E T E D - [ T R O U V A I L L E ] Kalo kata Sejeong, Kang Daniel itu kaya jalan menuju surga. Lempeng, lurus dan bercahaya, tapi berlubang. Lubangnya banyak banget, udah ngerokok jutek pula. Kebalikannya, si Daniel bilang kalo Sejeong itu...