Sejeong memutuskan pulang lebih awal dengan taksi atas paksaan Daniel. Mereka sempat berdebat kecil dikantin saat Daniel menyuruhnya pulang, sedangkan ia masih ingin masuk kelas. Hari ini, Sejeong sama sekali belum puas bertemu teman-teman gesreknya di kelas.
Daniel yang biasanya cuek bahkan jika Sejeong jatuh dari lantai 3 sekolahnya pun tiba-tiba mendadak posesif. Ia memakan cakwe pemberian Jaehwan dan membelikannya bubur dengan alasan Sejeong sedang sakit jadi ia tak boleh makan cakwe. Padahal, Sejeong hanya terluka sedikit di hidung. Daniel juga tiba-tiba memberikan surat izin keluar sekolah yang entah bagaimana ia dapatkan demi membuat Sejeong pulang. Saat ditanya kenapa ia tiba-tiba seperti ini, jawaban Daniel hanya singkat, padat dan jelas.
"Kamu lagi sakit, aku khawatir."
Saat berada di dalam taksi, Sejeong sempat menoleh kearah Daniel yang masih berdiri. Ia melihat Daniel sedang menyalakan vapornya,
Daniel kembali merokok.
------
Sejeong menggeliat lalu mengusap matanya saat ia mendapati hari sudah mulai malam. Dalam keadaan masih dipenuhi air liur, ia membuka ponselnya dan nampaklah 13 panggilan tidak terjawab dan 5 pesan yang belum di buka. Salah satu pesannya berasal dari Mina yang menanyakan kondisi Sejeong sekaligus minta maaf karna belum bisa menjenguk. Sisanya, yah seperti biasa, nama Daniel terpampang disana. 4 kakaotalk Daniel isinya hanya;
"Babe, udah baikan?"
Demi biji bunga matahari, Daniel yang dingin begitu berubah alay hanya dalam beberapa jam. Mungkin karna tadi dia ngerokok tapi salah masukin liquid apa gimana Sejeong gatau. Bagi Sejeong, "Babe" itu dibaca aja annoying apalagi.. Ah sudahlah.
Sejeong turun lalu mengambil beberapa potong semangka di kulkas. Sambil mengscroll hapenya dan mengabaikan pesan Daniel, ia duduk diruang tamu sambil menonton tv. Terdengar suara ketukan pintu tiba-tiba,
"Jeong tolong bukain pintunya, mama lagi di dapur,"
"Iya ma, EH ASTAGFIRULLAH KAGET," pekik Sejeong kaget dengan kedatangan makhluk Tuhan yang cuma pake jersey basket, bau kecut, kucel, sambil bawa sekotak ayam goreng kesukaannya.
"Mas maaf, disini gaada yang pesen ayam. Salah alamat ya?"
"Kim Sejeong," ucap Daniel pake nada manja lalu nyelonong masuk. Setelah menghampiri mama Sejeong dan meminta izin membawa anak gadisnya, Daniel kembali menemui Sejeong yang sedang duduk sambil memencet-mencet remot tv.
"Ayo," ajak Daniel sambil mengulurkan tangannya ke Sejeong.
"Kemana?"
"Taman,"
"Mandi dulu sana, bau kamu kek ketek kuda,"
"Kuda mana punya ketek sih,"
"Lha bodo, mandi dulu sana,"
"Gak bawa baju ganti akutu," gerutu Daniel manja banget.
"Dih anak monyet pake manja segala, di kamar ada baju-baju lamanya kakak,"
"Yes, oke tunggu akuuuu." teriak Daniel lalu lari ke kamar Sejeong kaya anak kecil. Sesudah Daniel mandi dan jadi wangi kembali, mereka berdua pergi ke taman dan duduk di ayunan ala-ala drama Korea.
"Kenapa?" tanya Sejeong membuka percakapan.
"Aku kangen aja," jawab Daniel pelan.
"Bukan bambang, kenapa tadi ngerokok lagi?"
"Kok tau? Kamu dukun by?" tanya Daniel dengan nada slengean.
"Dan ini serius, gue sleding nih,"
"Iya iya, tadi lagi sumpek aja,"
"Sumpek kenapa?"
"Kamunya cuek banget sih, kakaotalk gak di bales, telpon gak di angkat,"
"Ada apa sih?" tanya Sejeong kebingungan, "Bilang dong Dan kalo ada apa-apa. Gak mungkin kamu ngelanggar janji kamu sendiri kalo gak ada penyebabnya," ucap Sejeong panjang lebar sambil menoleh ke Daniel yang lagi bengong ke depan, "Cerita ada apa, jangan di pendem sendiri ih. Terlalu dingin itu gak bagus," lanjutnya.
"Aku gak dingin kan di depan kamu? Aku juga udah berusaha perhatian sama kamu tapi kamu yang gak pernah ngerti,"
"Gak ngerti gimana sih kang dadang, anak cantik bingung nih," Sejeong mencoba mencairkan suasana yang menengang di antara mereka. Kalau mereka berantem ya gini, pasti ada salah satu pihak yang ngalah.
"Kenapa sih hmm hmm kenapa sih sayangg~" Goda Sejeong sambil mencolek-colek pipi Kang Daniel yang lagi ngambek gak mau ngomong.
"Jangan deket-deket sama Jaehwan ya," jawab Daniel cepat dengan memasang wajah serius. Mendengarnya, Sejeong hanya tertawa bahkan terpingkal-pingkal.
"Emang ada anak di SMA Haneul yang gak tau kalau Kim Sejeong itu pacarnya Kang Daniel? Yang biasanya gendong-gendong gak jelas, gandeng tangan, usel-usel rambutnya Kim Sejeong siapa lagi kalau bukan Kang Daniel," ujar Sejeong lalu mengelus-ngelus punggung Daniel biar gak ngambek lagi.
"Tapi yang beliin cakwe, yang masangin almamaternya tadi siapa kalo bukan Kim Jaehwan?" bantah Daniel gak mau kalah.
"Berarti aku ini pacarnya Jaehwan ya bukan Daniel?"
"Jeong~" Daniel kembali mengeluarkan jurus manja langkanya di depan Sejeong yang membuatnya menggaplok pelan pipi Daniel.
"Yah kalo Kang Daniel gak nyentuh vapor lagi sih beres, ada cowo mendekat langsung tendang, hahahahaha,"
"Hmm,"
"Mulai lagi kan, oh iya jangan sekali-kali pake kata babe kalo gak pengen gue tampar beneran," Sejeong mengacungkan jari telunjuknya memperingatkan Daniel.
"Terus apa? Honey? Ayank? Say? Cintakuuh? Babe aja sih bagus,"
"Najis,"
"Babe~~~" ucap Daniel pake monyong-monyongin bibir.
"KANG DANIELLLLL!!!!"
****
Vote&Comment juseyoooo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
caravan || •kdn×ksj✔
FanfictionC O M P L E T E D - [ T R O U V A I L L E ] Kalo kata Sejeong, Kang Daniel itu kaya jalan menuju surga. Lempeng, lurus dan bercahaya, tapi berlubang. Lubangnya banyak banget, udah ngerokok jutek pula. Kebalikannya, si Daniel bilang kalo Sejeong itu...