Hari ini adalah hari dimana Sejeong dan Daniel janjian mau dating. Hampir sebulan mereka sibuk sama urusan masing-masing jadi belum sempat jalan bareng. Sejeong sekarang sedang memoles make up ke wajahnya. Gak menor, Sejeong cuma pakai pelembab, bb cream, bedak, eyeliner, blush on, maskara sedikit, alis dan liptint warna pink cerah. Ia sedikit buru-buru karena Daniel sudah menunggu di bawah.Pas turun, Daniel sedikit melongo melihat Sejeong dengan dress putihnya yang membuat ia terlihat lebih cantik dari biasanya. Sedangkan Daniel cuma pakai setelan biasa, kaos hitam dengan belahan v neck sama kemeja. Udah sesimpel itu. Sebenernya Sejeong risih dengan kaosnya Daniel yang rada annoying, tapi yah selama Daniel-nya nyaman, pendapatnya ia tahan dulu sampai pulang nanti.
"Eh eh mau kemana?" tanya Sejeong melihat Daniel yang nyelonong ke mau masuk ke mobilnya.
"Kencan, kan?" Daniel malah balik nanya karena bingung.
"Kita pake konsep biasa aja. Jalan kaki sama naik bis. Kamu bawa kartu transport kan?" kata Sejeong lalu menarik Daniel pergi dari halaman rumah meninggalkan rover kesayangannya.
"Kita ke Gangnam?" tanya Daniel. Sejeong menggeleng.
"Namsan?" Sejeong tetap menggeleng.
"Oh Yeouido? ini kan Maret, sakura lagi mekar disana," Sejeong menggeleng.
"Terus kita kemana kim sejeong? Plis, jangan bilang terserah," kata Daniel putus asa. Sejeong tetep jalan aja mengabaikan Daniel dengan perasaan serba salahnya. Sesampainya di halte, Sejeong tetep diem aja tapi sambil senyum-senyum sendiri.
"Kebun binatang apa aquarium?" tawar Sejeong ke Daniel yang lagi cemberut.
"Kebun binatang," jawab Daniel mantap lalu senyum ke Sejeong. Sejeong tahu kalau dia suka animal dan dia memang lagi pengen liat-liat unta apa buaya gitu. Daniel kemudian mengacak rambut Sejeong gemas.
Setelah 5 menit menunggu, akhirnya bis datang. Sejeong duluan scan kartunya baru Daniel. Dalam kamus hidup Daniel dan Sejeong, tidak ada kata cowok yang harus bayar. Kalau mereka kencan, Daniel yang bayarin tempat main sedangkan Sejeong traktir makan, kadang sebaliknya. Hartamu hartamu, hartaku ya hartaku. Begitulah prinsip mereka, karena mereka belum nikah dan duit jajan juga sebagian besar dari mamah dan papah.
"Tumben ngajak ke kebun binatang," kata Daniel sesaat setelah dia duduk.
"Lagi pengen aja, abis lihat berita si Sudan meninggal aku jadi kepikiran hewan-hewan," kata Sejeong sambil berkaca-kaca. Kematian badak betina yang cuma tinggal 3 (sekarang 2) ekor mengguncang dunia, termasuk Sejeong.
"Udah, makanya kalo sama hewan jangan jahat-jahat," hibur Daniel sambil mengusap pipi Sejeong.
"Emang kapan aku pernah jahat sama binatang?" Sejeong merasa tidak pernah menjahati binatang-binatang. Melihat tayangan hewan mati aja dia sudah nangis sampe bengek apalagi menjahati.
"Itu, video yang kamu kirimin ke aku kapan hari. Kamunya lagi bakar kecoa, kan?"
"Salah sendiri masuk kamar mandi,"
2 minggu yang lalu, Daniel sempat dibuat kaget dengan kiriman Sejeong. Jam 11 an malem disaat Daniel udah gulung-gulung di kasur, Sejeong mengirim video kekerasan pada hewan. Diawali dia mencomot kecoa nakal lalu tak segan-segan langsung membakarnya. Sejenak, Daniel merasa sedang menonton konten deep web. Ia tak habis pikir Sejeong bisa sekonyol itu.
Mereka kemudian sampai di depan kebun binatang. Sebelum masuk, mereka menyempatkan membeli item wajib sebelum masuk bonbin yaitu bando dengan kuping hewan dan arum manis. Daniel dan Sejeong lalu masuk kemudian langsung menuju ke area tempat gajah, badak, unta, bison, panda, pinguin dan lain-lain. Kadang foto dulu sana sini. Sejeong minta naik gajah sedangkan Daniel awalnya menolak karena malu. Man, plis dia Kang Daniel anak paling ganteng se-Gwangju naik gajah? Gak lucu. Jadilah ia menahan malu karena Sejeong teriak-teriak memanggil namanya pas gajahnya jalan. "Woeee daniel ini seru sumpah," berulang kali ia teriakkan kepada laki-laki yang akhirnya bisa senyum tulus melihat pacarnya bahagia.
Pulang dari bonbin, Daniel merengek kelaparan pada Sejeong. Udah agak sore emang dan mereka belum makan. Sejeong akhirnya menyeret Daniel yang kelaparan ke warung makan tenda.
"Ahjumma, udon 2, sundae 1, telur dadar 1 sama odeng 10 tusuk," teriak Daniel sesaat setelah dia duduk. Sejeong cuma geleng-geleng kepala dan juga merasa bersalah telat ngasih makan kadal kesayangannya ini.
"Makannya pelan-pelan by," kata Daniel melihat Sejeong yang justru makan cenderung maruk. Padahal ia yang tadi merengek kelaparan. Disaat Sejeong sudah menyeruput kuah udonnya hingga habis, Daniel makan dengan santai. Mencomot telur dadar, lalu makan udon lagi. Kadang makan odeng dulu, minum baru makan udon lagi. Pasangan ini memang pasangan yang hidup untuk makan.
Setelah kenyang, mereka langsung pergi ke halte karena jam hampir menunjukkan pukul 9 malam. Sejeong minta mampir ke Emsidi dulu, mau beli eskrim katanya. Daniel nurut saja karena dia juga lagi pengen makan eskrim. Tepat ketika mereka keluar dari emsidi, bis datang. Bisnya penuh, tapi untungnya ada satu kursi kosong untuk Sejeong. Daniel mengalah.
Daniel berdiri sambil memandang Sejeong yang menjilati es krimnya dengan wajah lelah dan rada mengantuk. Pengen ngefoto cuma gabisa. Ia berdiri disamping cewek yang cukup cantik tapi pakai rok pendek banget. Daniel risih tapi peduli amat dia juga gak kenal.
Akhirnya Daniel bisa duduk setelah 10 menit berdiri. Dia duduk tidak dengan Sejeong tapi dengan si cewek rok pendek. Sejeong sih fine aja, toh dia juga lagi ngorok di belakangnya Daniel. Bis berhenti di sebuah halte. Cewek rok pendek sebelah Daniel terlihat ingin turun tapi tiba-tiba mengurungkan niatnya. Ia mulai panik dan menegakkan tubuhnya tegang. Daniel melirik cewek itu sejenak dan akhirnya menumpahkan sisa es krimnya ke rok cewek itu.
"Oh maaf, sopirnya ngerem mendadak jadi saya gak sengaja. Ini pake aja kemeja saya buat nutupin rok kamu," ucap Daniel kemudian melepaskan kemejanya dan memasangkannya ke cewek itu.
"Makasih," cewek itu kemudian turun terburu-buru. Daniel dan Sejeong kemudian ikut turun.
"Cewek tadi kenapa niel?" tanya Sejeong di perjalanan mereka menuju rumah Sejeong.
"Bocor," jawab Daniel singkat.
"Kok kamu tau?"
"Biasanya, kalo kamu lagi bulanan, kamu gak bakalan pake rok pendek. Kata kamu kan risih, nah dia pake rok pendek jadi dia gak sadar kalo lagi dateng tamunya," jelas Daniel panjang lebar. Sejeong senyum.
"Oh jadi kemeja kamu kasihin buat nutupin nodanya? Sok sok an pake numpahin es krim segala," goda Sejeong.
"Dia bakalan tersinggung kali, by. Yakali ada cowok asing bilang, kamu bocor ya? Cowo juga punya kode etik,"
"Iya iya, Kang Daniel,"
"Kamu gak tersentuh gitu?"
"Tersentuh lah, sebenernya aku pengen bilang ke dia kalo this is my boy, keren kan? Cuma dia keburu turun,"
"Duh," muka Daniel memerah.
"Pake malu segala ah, gendong," Sejeong menahan Daniel dan malah minta di gendong.
"Kumat kan, belum puas di gendong gajah ternyata,"
Daniel kemudian menggendong Sejeong dipunggungnya. Sejeong pun memeluk erat Daniel dari belakang.
"Niel, jangan pake kaos yang model begini ya," rengek Sejeong sambil menggosok-gosok kaos Daniel dari belakang.
"Kenapa?"
"Aku risih, ngeliat dada kamu,"
"Soalnya cuma kelihatan sedikit?"
"Anjir mikir apaan kamu," Sejeong kemudian menjitak Daniel dan mereka pun ketawa bahagia.
***
Vote&Comment juseyooo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
caravan || •kdn×ksj✔
FanficC O M P L E T E D - [ T R O U V A I L L E ] Kalo kata Sejeong, Kang Daniel itu kaya jalan menuju surga. Lempeng, lurus dan bercahaya, tapi berlubang. Lubangnya banyak banget, udah ngerokok jutek pula. Kebalikannya, si Daniel bilang kalo Sejeong itu...